close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi sampul buku The Satanic Verses./Foto amazon.com
icon caption
Ilustrasi sampul buku The Satanic Verses./Foto amazon.com
Sosial dan Gaya Hidup
Senin, 14 Juli 2025 09:05

Buku-buku “terlarang” yang layak dibaca

Pernah dilarang dan ditentang, tapi justru laris di pasaran.
swipe

Beberapa buku dilarang atau ditentang oleh berbagai otoritas keagamaan karena kontennya dianggap memberi dampak negatif terhadap keyakinan agama. Namun, pelarangan itu justru memantik penasaran dan membuat sejumlah karya-karya ini menjadi buruan banyak pihak untuk diselami. Berikut 5 buku yang kontroversial.

The Satanic Verses karya Salman Rushdie

The Satanic Verses terbit pertama kali pada 1988. Setahun kemudian, pemimpin Iran Ayatollah Khomeini mengeluarkan fatwa untuk memenggal kepala Salman Rushdie. Hal ini membuat buku karya penulis Inggris-India itu lebih terkenal dan Rushdie jadi penulis tersohor.

The Satanic Verses adalah novel dengan latar dunia modern yang penuh dengan kekacauan sekaligus keajaiban. Kisah dimulai dengan sebuah ledakan: pengeboman pesawat jet yang sedang menuju London oleh teroris. Lalu, dua tokoh India dengan karakter bertolak belakang jatuh ke Bumi, berubah menjadi simbol hidup antara malaikat dan iblis.

The God of Small Things karya Arundhati Roy

The God of Small Things yang terbit pertama kali 1997 oleh penulis India Arundhati Roy dilarang karena tuduhan “cabul”. Roy dituduh menceritakan hubunan seksual dan detail eksplisit hubungan seksual karakter dalam bukunya, Velutha dan Ammu. Karena mereka berbeda kasta, hubungan fisik apa pun dianggap tabu.

Buku ini mengungkapkan kehidupan orang-orang di Kerala yang menjadi tawanan komunisme, sistem kasta, dan cara hidup Kristen Suriah Kerala. Kisahnya mengangkat perjalanan si kembar, Rahel dan Esthappen, anak-anak dari Ammu Ipe.

Menurut The Guardian, buku ini dinarasikan dengan brilian dari sudut pandang orang ketiga dan sudut pandang Rahel. Keindaan buku ini terletak pada cara penceritaannya yang tidak berurutan dengan pilihan kata yang memikat. Sebuah kisah sederhana tentang keluarga Ammu yang rumit, dengan latar belakang diskriminasi sosial, komunisme, dan sistem kasta. Pada 1997, buku ini memenangkan Booker Prize.

The Da Vinci Code karya Dan Brown

Buku yang diterbitkan pada 2003 oleh penulis Amerika Serikat ini pernah dilarang di beberapa negara, seperti Lebanon, Iran, dan sejumlah negara bagian di India. Sebabnya, adanya penggambaran Yesus menikahi Maria Magdalena dan memiliki keturunan, serta kritik terhadap Gereja Katolik dan Opus Dei.

Mengisahkan profesor Harvard Robert Langdon yang menangani kasus pembunuhan, di mana seseorang tampak memiliki simbol-simbol misterius di tubuhnya. Salah satu plot yang luar biasa adalah kehadiran Mona Lisa yang mempertanyakan agama dan memperdebatkan banyak momen bersejarah yang kita anggap sebagai fakta. Dan Brown membawa teori dan plot kontroversial, mempertanyakan tokoh-tokoh Kristen penting dan menyajikan beberapa teori yang luar biasa untuk beberapa karya seni yang sangat terkenal. Buku ini laku jutaan kopi dan diangkat ke panggung teater serta film.

 The Diary of a Young Girl karya Anne Frank

Terbit pertama kali tahun 1947, buku ini adalah buku harian yang ditulis bocah Yahudi korban holokaus Nazi Jerman bernama Annelies Marie “Anne” Frank. Anne tewas pada 1945, saat usianya baru 15 tahun di kamp konsentrasi Bergen-Belsen, Lower Saxony, Jerman.

Buku ini sempat ditentang, bahkan dilarang di beberapa tempat. Kontroversi berpusat pada beberapa bagian buku yang dianggap mengandung materi eksplisit tentang seksualitas, atau dianggap kelam untuk dibaca anak-anak.

Buku ini menceritakan kisah keluarga Anne yang tinggal di Frankfurt, Jerman, yang harus bersembunyi akibat kekejaman Adolf Hitler dari Partai Nazi terhadap orang Yahudi di Eropa selama Perang Dunia II. Anne menulis buku harian sejak 1942. Keluarga ini melarikan diri ke Amsterdam, Belanda. Lalu, pada 1944, tiba-tiba buku harian ini berakhir ditulis.

Ada banyak pesan penting dalam buku ini. Namun, yang paling penting dari pesan tersebut adalah semua orang berhak hidup bebas. Kisah Anne menunjukkan kepada kita kalau orang-orang mungkin berbeda agama atau ras, bukan berarti mereka harus diperlakukan berbeda.

To Kill a Mockingbird karya Harper Lee

Ditulis novelis Amerika Serikat Harper Lee, terbit pertama kali 1960, To Kill a Mockingbird pernah dilarang atau ditentang di beberapa sekolah dan distrik karena isu-isu rasial dan bahasa yang dianggap ofensif. Ada penggunaan kata-kata kasar, terutama kata “nigger”, dan penggambaran rasisme, serta prasangka dalam novel tersebut.

Buku ini berkisah tentang Atticus Fich, yang tampil sebagai pahlawan dan panutan karena moralitasnya, alih-alih kemampuan fisiknya. Tema moral tampak jelas di sepanjang novel, terutama dalam kaitannya denan agama dan persepsi tentang dosa. To Kill a Mockingbird berfokus pada naluri alami tentang benar dan salah, dan membedakannya dari sekadar menaati hukum.  

img
Kudus Purnomo Wahidin
Reporter
img
Fandy Hutari
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan