close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi kera./Foto Onemadis/Pixabay.com
icon caption
Ilustrasi kera./Foto Onemadis/Pixabay.com
Sosial dan Gaya Hidup - Satwa
Kamis, 10 Juli 2025 18:01

Kera dan manusia punya tontonan favorit yang sama

Sama-sama suka menonton konflik dan individu yang dikenalnya.
swipe

Apakah seekor monyet punya tontonan konten video yang paling menarik perhatiannya? Sebuah studi yang diterbitkan di jurnal Animal Cognition baru-baru ini bertajuk “Reactions to social videos in long-tailed macaques” mengungkap hal itu. Para peneliti dari Belanda dan Amerika Serikat melakukan eksperimen terhadap kera ekor panjang.

Para peneliti menayangkan video berdurasi dua menit kepada 28 kera yang ada di pusat penelitian primata di Belanda. Setiap monyet menonton beberapa video dari waktu ke waktu yang menampilkan kera-kera dalam kelompoknya atau kera-kera yang tidak dikenal. Setiap video menunjukkan monyet-monyet melakukan empat jenis aktivitas: konflik, saling merawat, berlari, dan duduk santai.

Para peneliti lalu mengamati berapa lama kera-kera menatap layar, serta mencatat reaksi mereka terhadap setiap jenis tayangan. Hasilnya, video konflik antarkera menarik perhatian paling besar, disusul video kera berlari. Sementara itu, video tentang perawatan diri dan dudu adalah yang paling sedikit menarik minat.

“Kami memiliki banyak bukti penelitian yang menunjukkan media kekerasan sangat populer di kalangan manusia. Dan kini, kami punya bukti, primata lain juga mungkin tertarik pada video yang memuat konflik dan agresi,” kata salah seorang penulis studi sekaligus profesor komunikasi di The Ohio State University, Bra Bushman, dikutip dari situs The Ohio State University.

“Secara evolusi, hal ini masuk akal. Baik manusia maupun hewan lain mungkin secara naluriah tertarik pada agresi sebagai respons adaptif yang membantu mereka bertahan hidup.”

Penelitian ini juga menemukan, kera lebih fokus saat menonton video yang menampilkan anggota kelompok mereka sendiri. Hal ini menunjukkan, informasi sosial tentang anggota kelompok lebih penting bagi mereka.

“Saat kita menonton film, kita juga lebih suka melihat aktor yang familier. Kita cenderung menonton film dengan bintang besar ketimbang aktor yang tidak terkenal,” ujar Bushman.

Bushman pun mengatakan, manusia dan kera adalah hewan sosial, yang punya kebutuhan mendasar dalam hal rasa memiliki. Maka dari itu, tidak aneh jika manusia dan kera paling tertarik pada konten video yang dapat membantu mereka menjalin hubungan dalam kelompok.

Menariknya, kera yang memiliki peringkat sosial lebih rendah dan kurang agresif ternyata menonton video dengan lebih penuh perhatian dibandingkan yang dominan. Menurut para peneliti, hal ini terjadi karena individu dominan merasa lebih aman dan tidak terlalu terancam oleh potensi konflik. Sebaliknya, yang lebih lemah, perlu lebih waspada terhadap serangan yang bisa muncul kapan pun.

Selain itu, kera yang mudah stres justru memperhatikan video yang menampilkan sesama kelompok dengan tingkat fokus yang lebih rendah dibanding kera yang tidak mudah stres.

“Kami melihat bahwa pengumpulan informasi sosial lewat video berbeda tergantung pada status dominasi dan kecenderungan perilaku, yang mungkin mencerminkan kepribadian individu,” kata peneliti Utrecht University, Eva Sterck, yang juga penulis studi.

Penelitian ini melibatkan dua kelompok kera, yang masing-masing memiliki akses ke video berdurasi dua menit yang diputar di laptop. Kera-kera masuk ke koridor uji coba secara sukarela, dan diisolasi dari kelompok mereka selama menonton.

“Kera adalah hewan yang sangat visual. Penglihatan mereka sangat mirip manusia, dan mereka juga sangat tertarik menonton video,” ujar Sterck.

Temuan ini membuka wawasan baru tentang kemiripan manusia dan primata lain dalam hal konsumsi media. Ketertarikan terhadap konflik, wajah familier, dan dinamika sosial ternyata bukan hanya milik manusia.

“Jika kera pun bisa terpikat oleh tayangan penuh konflik hanya dalam waktu singkat, kita jadi lebih mudah memahami mengapa manusia sangat tertarik pada media yang mengandung kekerasan,” kata Bushman.

img
Fandy Hutari
Reporter
img
Fandy Hutari
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan