close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi minuman berpemanis. Foto Pixabay.
icon caption
Ilustrasi minuman berpemanis. Foto Pixabay.
Sosial dan Gaya Hidup
Senin, 07 Juli 2025 08:00

Mengapa WHO ingin harga rokok dan minuman manis naik 50%?

Konsumsi gula yang berlebihan menyebabkan diabetes, yang pada akhirnya menyebabkan risiko terkait diabetes, penyakit jantung, dan masalah kesehatan kronis lainnya.
swipe

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak negara-negara untuk menaikkan harga minuman manis, alkohol, dan tembakau hingga 50% melalui pajak selama 10 tahun ke depan. Melalui kenaikan harga, organisasi tersebut bertujuan untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat yang kronis.

Bagaimana kenaikan harga akan membantu mengendalikan masalah kesehatan?

Masalah kesehatan masyarakat yang kronis seperti diabetes dan beberapa jenis kanker disebabkan oleh konsumsi produk seperti tembakau, alkohol, dan minuman manis.

Melalui langkah kenaikan harga, konsumsi produk-produk tersebut akan turun dan juga dapat membantu dalam penggalangan dana di saat yang krusial seperti ini.

"Pajak kesehatan adalah salah satu alat yang paling efisien yang kita miliki. Sudah saatnya untuk bertindak," kata Jeremy Farrar, asisten direktur jenderal WHO untuk promosi kesehatan dan pencegahan serta pengendalian penyakit.

Direktur Jenderal WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pajak dapat membantu pemerintah 'menyesuaikan diri dengan realitas baru' dan memperkuat sistem kesehatan mereka dengan uang yang terkumpul.

Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan AS, orang yang terbiasa merokok memiliki kemungkinan 30 hingga 40 persen lebih besar untuk mengembangkan diabetes tipe 2 dibandingkan orang yang tidak merokok. Semakin banyak rokok yang Anda hisap, semakin tinggi risiko Anda terkena diabetes tipe 2.

Demikian pula, alkohol dapat menyebabkan efek jangka pendek maupun jangka panjang pada konsumen. Minum terlalu banyak alkohol dari waktu ke waktu dapat menyebabkan radang pankreas, yang mengakibatkan pankreatitis. Konsumsi jangka panjang juga dapat menimbulkan risiko penyakit hati terkait alkohol dan radang hati kronis pada tubuh.

Konsumsi gula yang berlebihan menyebabkan diabetes, yang pada akhirnya menyebabkan risiko terkait diabetes, penyakit jantung, dan masalah kesehatan kronis lainnya.(theweek)

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan