close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi orang berkirim pesan./Foto truyentranhmoi123/Pixabay.com
icon caption
Ilustrasi orang berkirim pesan./Foto truyentranhmoi123/Pixabay.com
Sosial dan Gaya Hidup
Jumat, 26 September 2025 17:16

Mengirim pesan dengan singkatan buat orang malas balas

Pengirimnya dianggap kurang tulus dan kurang berusaha mengetik pesan.
swipe

Menggunakan singkatan saat berkirim pesan memang bisa menghemat waktu. Namun, ternyata ada efek yang ditimbulkan.

Sebuah penelitian terbaru yang dipublikasikan di Journal of Experimental Psychology: General menemukan, penggunaan singkatan dapat membuat pesan terasa kurang tulus dan penerimanya enggan membalas.

Seiring komunikasi digital yang semakin menjadi bagian utama dalam kehidupan sehari-hari, bahasa yang kita pakai ikut pula berkembang. Pesan teks punya “dialek” sendiri yang penuh dengan singkatan, seperti otw (on the way) atau btw (by the way), atau yang paling singkat terdiri dari satu kata, semisal Y (iya) atau G (enggak).

Meski hampir semua orang pernah menggunakannya, dampak sosial dari singkatan ini belum sepenuhnya dipahami.

Tim peneliti yang dipimpin David Fang dari Stanford University melakukan serangkaian eksperimen, melibatkan lebih dari 5.000 partisipan. Tujuannya, untuk mengetahui bagaimana penggunaan singkatan memengaruhi cara orang menilai satu sama lain. Ada dua kemungkinan yang dipertimbangkan, yakni singkatan bisa memberi kesan santai dan akrab atau dianggap tanda ketidakpedulian sehingga merusak hubungan.

Dalam percobaan pertama, partisipan diperlihatkan percakapan pesan teks yang sama, tetapi dalam dua versi: satu menggunakan kalimat lengkap, satu lagi singkatan.

Hasilnya, orang yang membaca pesan dengan singkatan, menilai pengirimnya kurang tulus dan merasa kurang tertarik untuk membalas. Analisis menunjukkan, hal ini terjadi karena persepsi usaha. Peserta merasa, orang yang menggunakan singkatan tidak mengeluarkan banyak tenaga atau perhatian saat mengirim pesan.

Pada eksperimen berikutnya, peneliti melihat bagaimana persepsi ini memengaruhi perilaku. Peserta diminta membalas pesan yang menggunakan singkatan atau pesan lengkap. Ketika membalas pesan singkatan, mereka cenderung menulis balasan yang lebih pendek dan mengaku tak terlalu berusaha saat merespons.

“Temuan ini menunjukkan, adanya efek timbal balik. Jika satu orang terlihat tidak berusaha dalam percakapan, lawan bicaranya juga akan merespons dengan cara yang sama. Lama-kelamaan, hal ini dapat menurunkan kualitas interaksi dan hubungan,” tulis PsyPost.

Untuk melihat apakah hasil penelitian ini juga berlaku dalam kehidupan nyata, para peneliti menganalisis riwayat pesan teks asli yang dirkirim peserta. Para peserta diminta mengirimkan percakapan terbaru, lalu menilai lawan bicara mereka.

Hasilnya, mirip dengan eksperimen sebelumnya. Peserta yang lawan bicaranya sering menggunakan singkatan, cenderung menganggap mereka kurang tulus dan merasa kurang tertarik untuk melanjutkan percakapan.

Para peneliti lalu melakukan eksperimen lapangan di platform Discord untuk menguji temuan ini dalam situasi yang lebih nyata dan aktif. Mereka mengirim pesan langsung kepada hampir 1.900 pengguna, meminta rekomendasi tayangan animasi. Separuh pesan ditulis dengan kalimat lengkap, separuh lainnya menggunakan singkatan.

Hasilnya, pesan yang ditulis lengkap menerima balasan jauh lebih banyak. Efek ini terlihat pada berbagai jenis singkatan, seperti pemendekan kata “info” untuk “informasi.”

Di sisi lain, dalam salah satu eksperimen, para peneliti mengatur jumlah singkatan dalam percakapan. Beberapa percakapan hanya memiliki sedikit singkatan—sekitar 10% kata—sementara yang lain punya lebih banyak singkatan—sekitar 20% kata. Panjang percakapan juga divariasikan.

Hasilnya tetap sama. Bahkan, sedikit singkatan saja sudah cukup membuat pengirim pesan dianggap kurang tulus dan penerima pesan kurang tertarik membalasnya.

Eksperimen lainnya, para peneliti ingin melihat apakah kedekatan hubungan memengaruhi persepsi ini. Peserta diminta membayangkan berkirim pesan dengan teman dekat atau kenalan jauh. Ternyata, meski percakapan dibayangkan dengan teman dekat, penggunaan singkatan tetap membuat pesan terasa kurang tulus.

“Temuan ini menunjukkan, kesan negatif akibat penggunaan singkatan muncul tidak hanya dalam percakapan formal atau dengan orang asing, tetapi juga dalam hubungan yang sudah akrab, bahkan ketika gaya komunikasi yang santai biasanya dianggap wajar,” tulis PsyPost.

Guna membuat penelitian ini lebih realistis, para peneliti melakukan studi kencan kilat berbasis teks. Peserta dipasangkan untuk melakukan percakapan langsung lewan pesan teks dengan orang asing. Tanpa mereka ketahui, salah satu orang dalam setiap pasangan diminta menggunakan kata-kata lengkap atau singkatan tertentu yang sudah disiapkan peneliti.

Setelah lima menit mengobrol, peserta diminta memutuskan apakah mereka ingin bertukar kontak untuk melanjutkan percakapan. Hasilnya, orang yang berbicara dengan pasangan yang sering menggunakan singkatan secara signifikan lebih jarang bersedia bertukar kontak.

Peneliti juga menganalisis data nyata dari aplikasi kencan Tinder. Mereka memeriksa lebih dari 200.000 percakapan dari 686 pengguna. Hasil analisis menunjukkan pola yang konsisten. Pengguna yang banyak menggunakan singkatan cenderung memiliki percakapan yang lebih singkat dan cepat berakhir.

Menariknya, hubungan ini tetap terlihat bahkan setelah peneliti memperhitungkan faktor lain seperti jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan gaya penulisan.

“Penelitian kami menunjukkan, penggunaan singkatan dalam pesan teks dapat merugikan komunikasi antarpribadi,” kata para peneliti, dikutip dari PsyPost.

“Hal ini terjadi karena singkatan membuat pesan terlihat kurang memiliki usaha, sehingga penerimanya menilai pengirim kurang tulus dan menjadi kurang tertarik untuk merespons. Temuan ini menekankan pentingnya memperhatikan bagaimana perkembangan bahasa digital memengaruhi kualitas hubungan dan cara kita berkomunikasi.”

img
Fandy Hutari
Reporter
img
Fandy Hutari
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan