sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pemerintah siapkan SNI khusus batik

Tingginya minat masyarakat akan batik mendorong pemerintah melakukan standarisasi produk batik.

Eka Setiyaningsih
Eka Setiyaningsih Sabtu, 30 Jun 2018 23:00 WIB
Pemerintah siapkan SNI khusus batik

Sebagai warisan budaya dunia, batik memang selalu menjadi magnet bagi para pengrajin kain untuk menciptakan motif-motif baru. Kali ini, sekelompok ibu-ibu yang tinggal di Rusunawa Pulogebang, Jakarta Timur menciptakan motif batik baru. 

Motif batik terbaru bertemakan Swarnadipa yang artinya tanah emas. Motif batik tersusun atas kombinasi tanahan dan buketan klasik batik Pekalongan.

Co-Founder JKT Creative Iwet Ramadhan sebagai sekaligus desainer batik menjelaskan motif batik tersusun atas kombinasi tanahan dan buketan klasik batik Pekalongan. Ada aksen lingkaran yang merupakan simbolisasi dari bibit yang menegaskan makna tanah subur dan mencapai keemasannya.

Tingginya minat masyarakat akan batik mendorong pemerintah untuk melakukan standarisasi atas produk batik. Sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI) terhadap batik tulis demi menambah nilai jual produk tersebut akan dibuat.

Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Eddy Siswanto, mengatakan SNI khusus batik sedang disiapkan. Kemenperin akan mengandeng banyak pihak salah satunya Balai Besar Kerajinan dan Batik demi terwujudnya SNI.

Menurut Eddy, SNI batik tersebut akan sangat membantu para penjual batik online maupun offline. Sekaligus menjamin batik yang dijual memang berkualitas. 

Selain itu, SNI batik bisa membuat posisi batik Indonesia di pasar internasional makin kuat. Sebab selama ini, pasar Eropa, Amerika Serikat, dan Asia Pasifik seperti Jepang mengimpor batik dari Indonesia. Kemenperin mencatat pada tahun 2017 ekspor batik Indonesia mencapai US$ 58 juta.

SNI batik juga akan memberikan perlindungan akan produk batik dalam negeri sehingga tidak mudah tergerus kehadiran batik print buatan luar negeri. Saat ini baru 260 pengrajin batik tulis yang telah mendapatkan batikmark atau batik Indonesia. Jumlah ini masih terlampau kecil bila mengingat jumlah pengrajin batik tulis yang mencapai ribuan di Tanah Air.

Sponsored

Pemerintah pun akan lebih gencar melakukan sosialisasi mengenai batikmark ini. Meski diakui Edy pengrajin yang mensertifikasi produknya tidak tumbuh signifikan terganjal ongkos yang harus ditanggung pengrajin.

"Selain membayar Rp 170.000 untuk proses sertifikasi, pengrajin batik juga menanggung biaya operasional penguji selama penilaian," terang Edy. 

Makanya, SNI batik sifatnya tidak wajib. 

Batik go digital

Sementara itu, platform e-commarce Shopee Indonesia yang memasarkan batik emasan tersebut menilai booming ekonomi digital saat ini turut meningkatkan kapasitas diri para pelaku usaha lokal khususnya pengrajin batik. Apalagi potensi penjualan batik lewat digital juga terbilang tinggi. 

Handhika Jahja, Direktur Shopee Indonesia menyebut penjualan batik di Shopee meningkat dua kali lipat sejak Kreasi Nusantara diluncurkan pada Februari 2018. Hal ini menandakan minat masyarakat menggunakan batik terbilang tinggi. Tidak hanya terbatas pada pakaian tapi juga merambah seperti: dompet, tas hingga syal bermotif batik. 

Ketua Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Triawan Munaf menambahkan batik Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk sukses di pasar internasional. Pemerintah pun berusaha mendorong agar dapat tercipta iklim usaha dan persaingan yang kondusif, sehingga produk batik tulis dalam negeri bernilai tinggi. 

Sumbangan batik bagi industri kreatif diyakini bakal terus terdongkrak. Saat ini sumbangan Industri kreatif untuk PDB itu Rp 1.000 triliun, dari total tersebut sebesar Rp 166 triliun merupakan hasil dari fashion.

Berita Lainnya
×
tekid