sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pesan ketahanan pangan ala Bung Karno jadi mural provokatif di Flyover Klender

Karya mural kutipan pidato tersebut menandai sejumlah titik tembok yang akan dimural di kawasan Jakarta Timur.

Erlinda Puspita Wardani
Erlinda Puspita Wardani Kamis, 11 Agst 2022 07:22 WIB
Pesan ketahanan pangan ala Bung Karno jadi mural provokatif di Flyover Klender

Pesan ketahanan pangan ala Bung Karno jadi bahan mural provokatif di Flyover Klender

"Aku bertanja kepadamu: Sedangkan rakjat Indonesia akan mengalami tjelaka, bentjana, malapetaka dalam waktu yang dekat kalau soal makanan rakjat tidak segera dipetjahkan, sedangkan soal persediaan makanan bagi kita adalah soal hidup atau mati. - IPB, Bogor, 1952".

Itulah kutipan pidato Bung Karno yang otentik dan revolusioner, yang pada Rabu (10/8) dipilih oleh Komunitas Kolaborasi dan Jakarta Art Movement serta komunitas-komunitas street art dari studio seni untuk menginisiasi mural unik di Klender, Jakarta Timur. Kutipan pidato Soekarno tersebut juga memberikan ingatan tentang Ulama Betawi, Haji Darip.

Memaknai sakralitas bulan kebangsaan yakni Agustus 2022, karya mural kutipan pidato tersebut menandai sejumlah titik tembok yang akan dimural di kawasan Jakarta Timur untuk beberapa hari ke depan. Kegiatan mural ini semata-mata hanyalah iktikad baik menolak lupa, bahwa kesadaran membawa yang lampau layak menjadi jejak membangun kolaborasi antarelemen masyarakat dari Jakarta untuk Indonesia esok yang lebih baik.

"Teks-teks provokatif dan revolusioner menyoal pidato Soekarno tentang ketahanan pangan di Bogor dan pertemuan beberapa tahun sebelumnya dengan Haji Darip serta rapat akbar di Klender membawa relevansi nyata dalam usia Republik ke-77 tahun ini," jelas Ketua sekaligus Kurator Komunitas Jakarta Art Movement Bambang Asrini seperti dikutip dari keterangan resminya, Rabu (10/8).

Kutipan pidato Bung Karno pada 27 April 1952 silam tersebut, disampaikan saat peletakan batu pertama Kampus Institut Pertanian Bogor yang mengingatkan kembali dengan rapat akbar bersama ulama Betawi H. Darip di Kelnder, Jakarta Timur di zaman revolusi fisik. Saat itu ada ancaman serangan serdadu NICA, Oktober 1945 di wilayah Klender sebagai salah satu sumber pangan di Jakarta Timur.

Saat menyampaikan pidato tersebut, Bung Karno pertama kalinya meneguhkan kondisi darurat perang sedang terjadi, sehingga gudang-gudang pangan dan beras yang terpusat di sekitar Klender-Jatinegara, perlu untuk direbut kembali dan dipertahankan, serta jangan sampai keluar dari wilayah tersebut.

Komunitas Kolaborasi dengan sajian hastag #kolaborasiJakarta, #kolaborasiIndonesia menggelar serangkaian peristiwa-peristiwa kultural sejak 31 Juli 2022 lalu. Acara ini juga tumbuh secara organik dari akar-akar masyarakat bawah, menengah, yang kemudian menggandeng Jakarta Art Movement. Bahkan event ini sebisa mungkin menggandeng warga sebanyak-banyaknya, baik profesional, seniman, maupun awam untuk berkarya bersama.

Sponsored

Adapun pihak yang terlibat dalam kegiatan mural ini di antaranya aktivis, orang-orang kreatif hingga pekerja seni seperti aktor teater, penari, penulis skenario film, musisi, penyanyi, paskibraka pelajar, The Jak Mania atau GoJak, pemural, seniman street art, hingga elemen-elemen dari instansi Pemprov DKI Jakarta ikut unjuk gigi.

“Mural itu sebenarnya sesuai penggantian nama Jalan Haji Darip dari yang lama, Jalan Bekasi Timur yang merupakan penghargaan bagi masyarakat Betawi. Sebab, ulama kharismatik seperti Haji Darip layak menjadi salah satu nama jalan baru yang diubah Pemprov DKI Jakarta, melalui Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 565 Tahun 2022.” ujar salah seorang seniman Yeni Fatmawati, dari studio seni Papatong Artspace.

Seniman sekaligus kurator lain yang terlibat di acara ini, yaitu Seli Riemulyadi menyampaikan perspektif psikogeografis menjadi pemandu para seniman, membuka kembali saksi-saksi sejarah dengan mewawancarai pemukim lokal selama ratusan tahun itu, dan data-data rekaman video-video lampau, serta akses data-data digital lainnya pun menguak isu lokal dan dunia soal krisis pangan.

Haji Darip sendiri dikenal masyarakat Betawi karena ketokohannya sebagai ulama yang memimpin barisan perjuangan daerah Jatinegara dan Klender saat revolusi fisik 1945. Ia pun dikenang kondang sebagai jago silat yang menemukan gaya "Maen Pukulan" khas Betawi. 

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid