Tips memilih sepatu mendaki gunung, jangan gampang tergoda sepatu yang ringan
Mendaki gunung bukan sekadar kegiatan fisik, tapi perjalanan menyatu dengan alam dan menantang diri sendiri. Di balik setiap langkah menuju puncak, sepatu mendaki memegang peranan penting. Salah pilih sepatu bisa berujung pada kaki lecet, cedera, atau bahkan kegagalan mencapai tujuan. Itulah mengapa memahami cara memilih sepatu mendaki yang tepat sangat krusial, terlebih bagi pendaki di Indonesia yang kerap menghadapi medan beragam—dari jalur berlumpur tropis hingga bebatuan terjal yang menantang.
Situs luar negeri terpercaya seperti REI Co-op menyebut bahwa jenis sepatu mendaki ideal ditentukan oleh durasi dan medan perjalanan. Untuk jalur pendek atau pendakian sehari, sepatu ringan dengan sol fleksibel bisa jadi pilihan. Namun jika membawa beban berat atau menempuh jalur berhari-hari seperti di Gunung Rinjani atau Semeru, maka sepatu tipe backpacking boots yang kokoh dan mendukung pergelangan kaki lebih disarankan. Sementara itu, untuk ekspedisi ekstrem atau bersalju, jenis mountaineering boots menjadi pilihan utama.
Selain tipe, bahan sepatu juga perlu diperhatikan. Sepatu berbahan kulit full-grain memang awet dan tahan air, tapi biasanya berat dan memerlukan waktu adaptasi. Sementara bahan kombinasi kulit nubuck dan material sintetis lebih ringan dan cepat kering—cocok untuk iklim tropis Indonesia yang cenderung lembap dan berubah-ubah. Jika ingin tambahan perlindungan, pilih sepatu yang memiliki lapisan tahan air seperti Gore-Tex. Namun perlu diingat, sepatu tahan air bisa terasa panas dan lembap jika digunakan dalam cuaca yang sangat terik atau jalur yang tidak terlalu basah.
Sol sepatu pun tak boleh diabaikan. Menurut Wilderness Travel, sepatu dengan sol bermotif dalam dan dalam (lug) cocok untuk jalur tanah gembur dan licin seperti yang sering ditemui di kawasan gunung tropis. Sol dari karet berkualitas seperti Vibram akan memberi traksi dan stabilitas lebih baik, apalagi saat menuruni lereng curam atau melintasi batuan basah.
Dari sisi kenyamanan, ukuran menjadi kunci. Sepatu mendaki idealnya terasa pas di bagian tengah kaki dan tumit, namun masih menyisakan ruang di ujung jari—sekitar satu jari ibu jari. Hal ini penting untuk mencegah jari kaki tertekan saat menuruni jalur. Disarankan mencoba sepatu pada sore hari, ketika kaki dalam kondisi paling bengkak akibat aktivitas, sehingga bisa mengantisipasi ukuran sebenarnya saat mendaki. Gunakan juga kaus kaki khusus pendakian berbahan wool atau sintetis yang cepat kering dan mampu mencegah lecet.
Untuk pendaki pemula, sepatu ringan memang menggoda karena terasa nyaman sejak awal. Namun jika medan yang ditempuh berat, atau membawa ransel besar, sepatu yang lebih berat dan kokoh akan memberikan dukungan yang lebih aman. Kombinasi kenyamanan dan perlindungan perlu disesuaikan dengan kebutuhan pendakian masing-masing.
Hal penting lainnya adalah proses break-in, yakni mengenakan sepatu baru secara bertahap sebelum pendakian sesungguhnya. Mulai dari digunakan di rumah, kemudian untuk jalan ringan, hingga akhirnya di jalur hiking sesungguhnya. Langkah ini membantu kaki beradaptasi dan mencegah kejutan yang tak menyenangkan saat sudah di tengah hutan atau lereng gunung.
Setelah semua langkah dan pendakian selesai, perawatan sepatu juga tak boleh dilupakan. Bersihkan sepatu dari lumpur dan debu, keringkan dengan cara alami—bukan dijemur langsung di bawah matahari, agar lem dan bahan sepatu tidak rusak. Simpan di tempat kering dan beri penyegar bila perlu, agar sepatu siap digunakan kembali di pendakian berikutnya.
Dengan memahami elemen-elemen penting dalam memilih sepatu mendaki, setiap pendaki—baik pemula maupun yang berpengalaman—bisa lebih siap menaklukkan jalur-jalur gunung di Indonesia. Sepatu yang tepat bukan hanya menjaga kaki tetap nyaman dan aman, tapi juga memberi kepercayaan diri lebih untuk terus melangkah menuju puncak. Karena dalam pendakian, setiap langkah berarti.Tips Memilih Sepatu Mendaki Gunung yang Tepat untuk Pendaki Indonesia
Mendaki gunung bukan sekadar kegiatan fisik, tapi perjalanan menyatu dengan alam dan menantang diri sendiri. Di balik setiap langkah menuju puncak, sepatu mendaki memegang peranan penting. Salah pilih sepatu bisa berujung pada kaki lecet, cedera, atau bahkan kegagalan mencapai tujuan. Itulah mengapa memahami cara memilih sepatu mendaki yang tepat sangat krusial, terlebih bagi pendaki di Indonesia yang kerap menghadapi medan beragam—dari jalur berlumpur tropis hingga bebatuan terjal yang menantang.
Situs luar negeri terpercaya seperti REI Co-op menyebut bahwa jenis sepatu mendaki ideal ditentukan oleh durasi dan medan perjalanan. Untuk jalur pendek atau pendakian sehari, sepatu ringan dengan sol fleksibel bisa jadi pilihan. Namun jika membawa beban berat atau menempuh jalur berhari-hari seperti di Gunung Rinjani atau Semeru, maka sepatu tipe backpacking boots yang kokoh dan mendukung pergelangan kaki lebih disarankan. Sementara itu, untuk ekspedisi ekstrem atau bersalju, jenis mountaineering boots menjadi pilihan utama.
Selain tipe, bahan sepatu juga perlu diperhatikan. Sepatu berbahan kulit full-grain memang awet dan tahan air, tapi biasanya berat dan memerlukan waktu adaptasi. Sementara bahan kombinasi kulit nubuck dan material sintetis lebih ringan dan cepat kering—cocok untuk iklim tropis Indonesia yang cenderung lembap dan berubah-ubah. Jika ingin tambahan perlindungan, pilih sepatu yang memiliki lapisan tahan air seperti Gore-Tex. Namun perlu diingat, sepatu tahan air bisa terasa panas dan lembap jika digunakan dalam cuaca yang sangat terik atau jalur yang tidak terlalu basah.
Sol sepatu pun tak boleh diabaikan. Menurut Wilderness Travel, sepatu dengan sol bermotif dalam dan dalam (lug) cocok untuk jalur tanah gembur dan licin seperti yang sering ditemui di kawasan gunung tropis. Sol dari karet berkualitas seperti Vibram akan memberi traksi dan stabilitas lebih baik, apalagi saat menuruni lereng curam atau melintasi batuan basah.
Dari sisi kenyamanan, ukuran menjadi kunci. Sepatu mendaki idealnya terasa pas di bagian tengah kaki dan tumit, namun masih menyisakan ruang di ujung jari—sekitar satu jari ibu jari. Hal ini penting untuk mencegah jari kaki tertekan saat menuruni jalur. Disarankan mencoba sepatu pada sore hari, ketika kaki dalam kondisi paling bengkak akibat aktivitas, sehingga bisa mengantisipasi ukuran sebenarnya saat mendaki. Gunakan juga kaus kaki khusus pendakian berbahan wool atau sintetis yang cepat kering dan mampu mencegah lecet.
Ini juga diutarakan Agam Rinjani, yang sosoknya semakin dikenal karena membantu evakuasi pendaki Brasil Juliana Marins yang meninggal di Rinjani beberapa waktu lalu, di sebuah podcast.
"Untuk sepatu nomor harus satu ukuran di atas biasanya, karena kalau pas, saat posisi turun gunung kaki akan sakit," kata Agam Rinjani. Ia mengaku kerap bantu evakuasi, dan menemukan kondisi bahwa ujung kaki mereka sakit karena pakai sepatu yang terlalu pas.
Untuk pendaki pemula, sepatu ringan memang menggoda karena terasa nyaman sejak awal. Namun jika medan yang ditempuh berat, atau membawa ransel besar, sepatu yang lebih berat dan kokoh akan memberikan dukungan yang lebih aman. Kombinasi kenyamanan dan perlindungan perlu disesuaikan dengan kebutuhan pendakian masing-masing.
Hal penting lainnya adalah proses break-in, yakni mengenakan sepatu baru secara bertahap sebelum pendakian sesungguhnya. Mulai dari digunakan di rumah, kemudian untuk jalan ringan, hingga akhirnya di jalur hiking sesungguhnya. Langkah ini membantu kaki beradaptasi dan mencegah kejutan yang tak menyenangkan saat sudah di tengah hutan atau lereng gunung.
Setelah semua langkah dan pendakian selesai, perawatan sepatu juga tak boleh dilupakan. Bersihkan sepatu dari lumpur dan debu, keringkan dengan cara alami—bukan dijemur langsung di bawah matahari, agar lem dan bahan sepatu tidak rusak. Simpan di tempat kering dan beri penyegar bila perlu, agar sepatu siap digunakan kembali di pendakian berikutnya.
Dengan memahami elemen-elemen penting dalam memilih sepatu mendaki, setiap pendaki—baik pemula maupun yang berpengalaman—bisa lebih siap menaklukkan jalur-jalur gunung di Indonesia. Sepatu yang tepat bukan hanya menjaga kaki tetap nyaman dan aman, tapi juga memberi kepercayaan diri lebih untuk terus melangkah menuju puncak. Karena dalam pendakian, setiap langkah berarti. (wilderness travel)


