close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Pendaki Brasil terjatuh di Rinjani. Foto IG
icon caption
Pendaki Brasil terjatuh di Rinjani. Foto IG
Peristiwa
Selasa, 24 Juni 2025 09:32

Pemerintah Brasil pun pantau langsung penyelamatan warganya yang jatuh di Rinjani

Netizen Brasil juga ramai-ramai mengkritik tindakan penyelamatan yang mereka anggap lambat di akun Instagram Presiden Indonesia Prabowo Subianto.
swipe

Pemerintah Brasil turun tangan secara langsung dalam upaya pencarian Juliana Marins, seorang warganya yang hilang saat mendaki Gunung Rinjani, Lombok, Indonesia. 
Juliana, perempuan berusia 26 tahun asal Niterói, dilaporkan jatuh ke jurang saat menyusuri jalur sempit di tepi kawah gunung berapi aktif itu pada Sabtu pagi (21/6), sekitar pukul 06.30 waktu setempat. Sejak saat itu, nasibnya menggantung di antara medan ekstrem dan cuaca buruk yang menghambat proses penyelamatan.

Media Brasil Globo melaporkan, dari Brasilia, Kementerian Luar Negeri Brasil (Itamaraty) langsung menghubungi otoritas tertinggi Indonesia begitu informasi mengenai insiden ini sampai ke meja mereka. Dalam pernyataan resmi, Itamaraty menyatakan telah menjalin komunikasi dengan pejabat dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Basarnas, serta Kementerian Kehutanan Indonesia. Pemerintah Brasil juga segera mengirim dua staf kedutaan dari Jakarta ke Lombok untuk memantau langsung upaya penyelamatan.

Keterlibatan pemerintah Brasil tidak berhenti di situ. Presiden Luiz Inácio Lula da Silva secara pribadi membagikan pernyataan resmi kementerian luar negeri melalui akun media sosialnya, menegaskan bahwa negara akan hadir untuk setiap warga Brasil di manapun mereka berada. Menurut laporan dari media Brasil seperti O Globo dan G1, tekanan diplomatik dari Brasil berfokus pada percepatan pencarian, termasuk desakan untuk mengirim helikopter ke lokasi, meskipun kondisi cuaca menjadi penghalang utama.

Rekaman drone yang dirilis pada Senin pagi menunjukkan bahwa Juliana masih terlihat hidup, meski berada jauh di bawah jalur pendakian, sekitar 500 meter di bawah tebing. Dalam rekaman itu, ia terlihat duduk di tanah berbatu dan bergerak. Namun, ketika tim penyelamat mencoba menuruni tebing sejauh 250 meter, mereka terpaksa menghentikan pencarian karena kabut tebal dan medan yang sangat curam.

Keluarga Juliana, yang terus memperbarui perkembangan melalui media sosial, mengkritik keras lambannya operasi penyelamatan dan menilai pemerintah daerah setempat terlalu pasif. Mereka menyampaikan kekecewaan karena jalur pendakian tetap dibuka untuk wisatawan umum, sementara putri mereka masih terperangkap di tebing tanpa makanan, air, atau pakaian hangat selama berhari-hari. “Juliana membutuhkan bantuan SEKARANG,” tulis salah satu anggota keluarganya.

Netizen Brasil juga ramai-ramai mengkritik tindakan penyelamatan yang mereka anggap lambat di akun Instagram Presiden Indonesia Prabowo Subianto.

Sementara itu, sang ayah, Manoel Marins, juga berusaha terbang ke Indonesia, namun terkendala karena penerbangan internasional melalui Timur Tengah ditangguhkan menyusul eskalasi konflik di kawasan tersebut. Meski demikian, keluarga terus menekan pemerintah Brasil agar memastikan semua upaya dilakukan semaksimal mungkin.

Salah satu kendala besar dalam operasi penyelamatan ini adalah topografi Rinjani yang ekstrem dan cuaca yang tidak menentu. Gunung Rinjani, yang memiliki ketinggian lebih dari 3.700 meter, memang terkenal sebagai jalur pendakian yang menantang namun memikat banyak wisatawan asing. Ini bukan kali pertama pendaki asing mengalami kecelakaan fatal di gunung tersebut. Pada tahun 2022, seorang pendaki asal Portugal tewas setelah terjatuh di jalur serupa. Pada Mei 2025, seorang pendaki asal Malaysia juga meninggal dunia karena terjatuh.

Pihak Taman Nasional Gunung Rinjani sempat mengunggah bahwa mereka mendengar suara minta tolong dari Juliana pada Sabtu pagi, menunjukkan bahwa ia masih bertahan hidup meski dalam kondisi syok. Namun, ketika tim pencari mencapai area itu, Juliana sudah tidak terlihat lagi, dan tak ada respons ketika dipanggil.

Meski operasi terus dilanjutkan secara bertahap, waktu menjadi faktor yang semakin mendesak. Pada hari Selasa (24 Juni), tim penyelamat direncanakan kembali melanjutkan penurunan tebing dengan bantuan dua alpinis profesional Indonesia yang bergabung dalam misi tersebut.(globo,bbc)

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan