sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

19 wilayah pesisir Indonesia berpotensi terjadi gelombang tinggi

Pasang air laut maksimum dan potensi banjir juga dimungkinkan terjadi kembali pada 18-22 Desember 2021.

Nadia Lutfiana Mawarni
Nadia Lutfiana Mawarni Jumat, 10 Des 2021 07:50 WIB
19 wilayah pesisir Indonesia berpotensi terjadi gelombang tinggi

Sedikitnya 19 wilayah pesisir di Indonesia akan mengalami gelombang tinggi pada Jumat (10/12) akibat fase bulan baru dan kondisi perigee (jarak terdekat Bulan ke Bumi). Dua kondisi ini berpotensi menyebabkan peningkatan ketinggian pasang air laut maksimum yang lebih signifikan dan potensi banjir pesisir (rob). Pasang air laut maksimum dan potensi banjir juga dimungkinkan terjadi kembali pada 18-22 Desember 2021 akibat fenomena fase bulan purnama pada 19 Desember 2021.

Kesembilan belas wilayah itu antara lain, Kepulauan Natuna, Bangka Belitung, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, dan Papua Barat. Lewat akun Youtube resminya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan terjadinya gelombang tinggi tersebut.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyatakan, kondisi atmosfer, adanya pola sirkulasi siklonik, dan seruakan dingin aktif di Laut Cina Selatan memberikan dampak signifikan pada peningkatan tinggi gelombang mencapai 4 hingga 6 meter di wilayah perairan Natuna. Selain itu, kecepatan angin berkisar 25 hingga 30 knot terpantau di Samudera Pasifik timur Filipina juga memberikan dampak terhadap peningkatan tinggi gelombang mencapai 4-6 meter di wilayah utara Indonesia bagian timur.

“Maka dari itu, masyarakat diimbau untuk selalu waspada mengantisipasi dampak dari gelombang tinggi dan pasang muka air laut tersebut,” kata Dwikorita seperti dikutip, Jumat (10/12). Ia menambahkan gelombang tinggi dan banjir pesisir bisa berdampak pada terhambatnya aktivitas pada perikanan tangkap, transportasi, pertanian garam, dan aktivitas pelabuhan.

Sponsored

Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo, mengungkapkan, peringatan dini gelombang tinggi ekstrem dan banjir pesisir telah disampaikan ke pemerintah daerah, pengelola pelabuhan hingga ke masyarakat di 19 wilayah terdampak agar dapat mengambil langkah-langkah mitigasi terutama di kawasan pemukiman masyarakat pesisir pantai. Upaya yang konkret dibutuhkan untuk meminimalisir kerugian, terutama kerugian jiwa. Ditambah lagi, angin kencang dan hujan akan menambah dampak tingginya genangan di perkampungan pesisir.

“Masyarakat pesisir di 19 wilayah tadi perlu melakukan upaya-upaya adaptasi dan mitigasi yang konkret agar tidak timbul kerugian-kerugian di masa mendatang,” kata Eko

Berita Lainnya
×
tekid