sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

200 hari kasus Novel Baswedan masih misteri

Mantan pimpinan KPK, aktivis, serta peneliti membahas perlunya pembentukan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) untuk kasus Novel.

Syamsul Anwar Kh
Syamsul Anwar Kh Selasa, 31 Okt 2017 14:54 WIB
200 hari kasus Novel Baswedan masih misteri

Kasus penyiraman air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan, hingga kini masih misteri. Bahkan, perkara tersebut saat ini telah genap berjalan 200 hari dan penyiram air keras masih belum tertangkap.

Sejumlah mantan pimpinan KPK, aktivis, serta peneliti seperti Abraham Samad, Busyro Muqoddas, Bambang Widjojanto, Sekjen Transparansi Internasional Indonesia Dadang Trisasongko, peneliti LIPI Mochtar Pabotinggi, aktivis Allisa Wahid, Duta Baca Najwa Shihab mendatangi gedung KPK di Jakarta Selatan untuk membahas perlunya pembentukan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) untuk kasus Novel.

Selain mereka, ada pula Direktur Amnesti Internasional di Indonesia Usman Hamid, Direktur Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Asfinawati, mantan Koordinator Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Azhar.

"Kenapa (TGPF) ini perlu? Karena setelah waktu begitu lama, kasus Novel tidak ada penuntasan, dengan kata lain terkatung-katung. Ini bisa mengganggu keberadaan KPK. Kita berpikiran untuk mengusulkan kepada pimpinan KPK agar mengusulkan ke Presiden pembentukan TGPF," ujar mantan Ketua KPK, Abraham Samad, Selasa (31/10) seperti dilansir Antara.

Sementara mantan presenter, Najwa Shihab menilai pembentukan TPGF sudah sangat mendesak. Menurutnya, terror terhadap peyidik KPK, merupakan teror bagi semua yang peduli terhadap pemberantasan korupsi di Indonesia. Oleh karena itu, ia mengusulkan TGPF berisi sekira 20 orang.

"Memang sudah sangat mendesak pembentukan ini karena teror terhadap Novel Baswedan ini teror terhadap kita semua yang peduli terhadap pemberantasan korupsi di negeri ini. Jadi sangat 'urgent' untuk segera dibentuk TGPF ini," papar Najwa.

Seperti diketahui, penyiraman terhadap Novel terjadi pada 11 April 2017. Teror tersebut dilakukan usai penyidik KPK itu shalat subuh di masjid Al-Ihsan dan hendak pulang. Akibatnya, Novel mengalami kerusakan pada matanya dan harus dirawat di Singapore National Eye Centre (SNEC) sejak 12 April 2017. Dia kemudian sempat dioperasi besar pada Agustus 2017. Kala itu, gigi dijadikan sebagai salah satu obat pengganti kornea mata kiri yang rusak ditambah plastik artifisial, sedangkan di bagian putih mata akan diganti dengan jaringan gusi.

Sponsored
Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid