sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Ahli epidemiologi: Balita punya level antibodi Covid-19 paling rendah

Hal ini dikarenakan kelompok usia di bawah lima tahun belum menerima vaksinasi Covid-19.

Gempita Surya
Gempita Surya Jumat, 03 Feb 2023 19:08 WIB
 Ahli epidemiologi: Balita punya level antibodi Covid-19 paling rendah

Sebanyak 99% masyarakat Indonesia memiliki antibodi terhadap virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19. Angka ini diperoleh dari hasil survei serologi antibodi (sero survei) ketiga yang dilakukan pada Januari 2023.

Survei ini dilakukan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) secara nasional di 34 provinsi dan 99 kabupaten/kota terpilih.

Selain peningkatan proporsi masyarakat yang memiliki antibodi terhadap Covid-19, level antibodi masyarakat juga mengalami kenaikan sebesar 1,5 kali yakni mencapai angka 3.207 u/ml.

Berdasarkan distribusi usia, masyarakat berusia lanjut di atas 60 tahun menjadi kelompok yang memiliki kadar antibodi paling tinggi.

"Semakin tinggi umur, itu kadar antibodinya semakin tinggi. Ini kondisi yang menggembirakan, karena artinya antibodi pada lansia tinggi," kata ahli epidemiologi FKM UI Iwan Ariawan dalan konferensi pers Hasil Sero Survei SARS-CoV-2 Nasional di Jakarta, Jumat (3/2).

Dipaparkan Iwan, kelompok lansia memiliki kadar antibodi di atas angka 3.800 u/ml. Hal ini, kata Iwan, merupakan capaian yang baik mengingat kelompok lansia lebih rentan mengalami perburukan kondisi apabila terpapar Covid-19.

"Kita tahu yang yang berisiko mengalami Covid-19 (gejala) berat ataupun meninggal itu adalah lansia," ujar Iwan.

Sementara itu, kelompok masyarakat berumur 1-5 tahun atau balita merupakan yang paling rendah kadar antibodinya. Iwan mengatakan hal ini disebabkan kelompok balita belum menerima vaksinasi Covid-19.

Sponsored

Oleh karenanya, Iwan mengimbau agar masyarakat segera melengkapi vaksinasi Covid-19 untuk meningkatkan imunitas tubuh terhadap penyebaran virus. Hal senada juga diungkapkan Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Kemenkes, Syarifah Liza Munira.

Diungkapkan Liza, ada dua hal yang menjadi temuan menarik terkait peningkatan kadar kekebalan masyarakat terhadap Covid-19 ini.

"Kadar antibodi tertinggi ada pada mereka yang sudah melakukan booster. Kemudian hal lain, ketika dilihat mereka yang dalam setahun ini melengkapi status vaksinasi, kadar antibodi meningkat hampir tiga kali," papar Liza.

Berkaca dari hasil survei tersebut, Liza mengimbau masyarakat untuk melengkapi vaksinasi. Hal ini penting untuk dilakukan meskipun hasil sero survei menunjukkan peningkatan yang positif.

"Jadi kita bisa lihat pentingnya melengkapi vaksinasi. Walaupun hasil sero survei menunjukkan kondisi imunitas Indonesia baik, kita tetap perlu melengkapi status vaksinasi," tutur dia.

Ada pun mengenai vaksinasi anak, Kemenkes masih melakukan kajian terhadap persiapan dan tahapan vaksinasi Covid-19 dengan sasaran usia enam bulan ke atas.

Pengkajian ini juga termasuk perhitungan kick off atau dimulainya pemberian vaksin Covid-19 untuk anak berusia di bawah lima tahun (balita). Diperkirakan, vaksin Covid-19 untuk anak balita dapat diberikan pada triwulan kedua atau sekitar Maret 2023.

Namun, hal ini pun juga perlu dikoordinasikan dengan produsen dari jenis vaksin yang akan disuntikkan untuk anak berusia enam bulan ke atas. Dalam pelaksanaannya nanti, vaksinasi Covid-19 untuk anak akan diberikan secara gratis.

Berita Lainnya
×
tekid