Gubernur DKI Anies Baswedan menyampaikan total kerusakan ada 25 halte bus Transjakarta akibat aksi unjuk rasa penolakan Undang-Undang Cipta Kerja (Ciptaker) di Jakarta, Kamis (8/10). Dengan kerugiannya mencapai Rp55 miliar.
Hal itu disampaikan Anies saat melakukan peninjauan lanjutan ke halte Bundaran HI, Jakarta Pusat, pada pagi ini, Jum'at (9/10). "Total kerusakan ada 20 halte. Diperkirakan kerugian kerusakan lebih Rp55 miliar," kata Anies di Jakarta, Jumat (9/10).
Anies mengaku, hari ini bersama jajarannya akan langsung melakukan review mengenai kerusakan yang terjadi pasca-aksi demontrasi penolakan RUU Ciptaker di Jakarta. "Hari ini akan dilakukan review atas kerusakannya," kata dia.
Meski butuh waktu memperbaiki halte, Anies menuturkan, terpenting adalah memastikan agar mobilitas masyakarat yang ingin beraktivitas tidak terganggu.
Sejak malam tadi, kata orang nomor satu di Jakarta itu, jajarannya telah melakukan pembersihan terhadap jalan-jalan raya yang dipenuhi dengan batu dan sampah.
Anies mengaku, bahwa kerugian tidak hanya terjadi dari rusaknya sejumlah halte TransJakarta, melainkan terdapat banyak fasilitas publik lainnya yang juga terdampak dan rusak.
Karenanya, Anies menambahkan, akan mendata alat fasilitas publik apa saja yang rusak pasca demo. Sehingga dari situ pihaknya akan mengetahui berapa total kerugian dan berapa biaya untuk memperbaikinya.
"Semuanya diidentifikasi. Insyaallah sore ini semuanya selesai diidentifikasi lalu kami segera akan perbaiki. Soal kerugian fasilitas publik belum selesai dihitung. Tadi yang saya sebut hanya kerugian terkait dengan fasilitas TransJakarta," ucapnya.
Sebagaimana diketahui, demo menolak UU Ciptaker yang berlangsung di kawasan Patung Kuda, Jalan Merdeka Barat, ricuh pada Kamis 8 Oktober 2020. Fasilitas publik seperti halte TransJakarta terbakar, termasuk pos polisi.