sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Inilah laporan awal KNKT jatuhnya Lion Air registrasi PK-LQP

Pada pukul 23:32:54 UTC, DFDR berhenti merekam data.

Hermansah
Hermansah Rabu, 28 Nov 2018 14:09 WIB
Inilah laporan awal KNKT jatuhnya Lion Air registrasi PK-LQP

Pada 28 Oktober 2018, pesawat udara Boeing 737-8 (MAX) registrasi PK-LQP dioperasikan oleh PT Lion Mentari Airlines (Lion Air) dalam penerbangan dengan rute dari Bandar Udara Internasional I Gustri Ngurah Rai (WADD), Denpasar menuju Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta (WIII), Jakarta. Ketika melakukan pemeriksaaan pre-flight, Pilot in Command (PIC) melakukan diskusi dengan teknisi terkait tindakan perawatan pesawat udara yang telah dilakukan termasuk adanya informasi bahwa sensor angle of attack (AoA) yang diganti dan telah diuji.

Pesawat udara berangkat pada malam hari pukul 1420 UTC (22.20 WITA), Digital Flight Data Recorder (DFDR) mencatat adanya stick shaker yang aktif pada sesaat sebelum lepas landas (rotation) dan berlangsung selama penerbangan. Ketika pesawat berada di ketinggian sekitar 400 feet, PIC menyadari adanya warning IAS Disagree pada primary flight display (PFD).

Kemudian PIC mengalihkan kendali pesawat udara kepada second in command (SIC) serta membandingkan penunjukan pada PFD dengan instrumen standby dan menentukan bahwa PFD kiri yang bermasalah. PIC mengetahui bahwa pesawat mengalami trimming aircraft nose down (AND) secara otomatis. PIC kemudian merubah tombol STAB TRIM ke CUT Out. SIC melanjutkan penerbangan dengan trim manual dan tanpa auto-pilot sampai dengan mendarat.

PIC melakukan deklarasi "PAN-PAN" karena mengalami kegagalan instrumen kepada petugas pemanduan lalu lintas penerbangan Denpasar dan meminta untuk melanjutkan arah terbang searah dengan landasan pacu. PIC kemudian merubah tombol Stab Trim ke Cut Out. SIC melanjutkan penerbangan dengan trim manual dan tanpa aotuo-pilot sampai dengan mendarat.

PIC melakukan deklarsi "PAN-PAN karena mengalami kegagalan instrumen kepada petugas pemanduan lalu lintas penerbangan Denpasar dan meminta untuk melanjutkan arah terbang searag dengan landasan pacu. PIC melaksanakan tiga non-normal checklist dan tidak satupun dari ketiga prosedur dimaksud memuat instruksi untuk melakukan pendaratan di bandar udara terdekat.

Pesawat mendarat di Jakarta pada pukul 15.56 UTC (22.56 WIB) atau setelah terbang selama satu jam 36 menit. Setelah pesawat udara parkir, PIC melaporkan permasalahan pesawat udara kepada teknisi dan menulis IAS dan ALT Disagree dan menyalanya lampu feel diff press (feel differential pressure) di aircraft flight and maintenance logbook (AFML).

Teknisi melakukan pembersihan air data module (ADM) pitot dan static port kiri untuk memperbaiki IAS dan ALT disagree disertai dengan tes operasional di darat dengan hasil tidak ada masalah. Kemudian teknisi melakukan pembersihan sambungan kelistrikan pada elevator feel computer disertai dengan tes operasional dengan hasil baik.

Kemudian pada 29 OKtober 2018, pukul 06.20 WIB (pukul 23.20 UTC, 28 Oktober 2018), pesawat udara PK-LQP tinggal landas dari WIII, Jakarta dengan tujuan Depati Amir Airport (WIPK), Pangkal Pinang. DFDR merekam adanya perbedaan antara AoA kiri dan kanan sekitar 20 derajat yang terjadi terus menerus sampai dengan akhir rekaman. Sesaat pesawat udara sebelum lepas landar (rotation), stick shaker pada control column sebelah kiri aktif dan terjadi pada hampir seluruh penerbangan.

Sponsored

Pada saat terbang, SIC sempat bertanya kepada petugas pemandu lalu lintas penerbangan untuk memastikan ketinggian serta kecepatan pesawat udara yang ditampilkan pada layar radar petugas pemandu lalu lintas penerbangan. Kemudian SIC juga melaporkan mengalami 'light control problem' kepada radar petugas pemandu lalu lintas penerbangan.

Setelah flaps dinaikkan, DFDR merekam trim AND otomatis naik diikuti dengan input dari pilot untuk melakukan trim aircraft nose up (ANU). Trim AND otomatis berhenti ketika flaps diturunkan. Ketika flaps dinaikkan kembali, trim AND otomatis dan input dari pilot untuk melakukan trim ANU terjadi kembali dan berlanjut selama penerbangan.Pada pukul 23:32:54 UTC, DFDR berhenti merekam data.

"Sampai dengan laporan awal ini diterbitkan, cockpit voice recorder (CVR) masih belum berhasil ditemukan dan kegiatan pencarian masih dilakukan," terang Wakil Ketua KNKT Haryo Satmiko, Selasa (28/11).  

Berita Lainnya
×
tekid