sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kemenhub cabut aturan ganjil-genap di Merak-Bakauheni

Jika menyeberang di Pelabuhan Merak-Bakauheni pada siang hari diskon 10% dan malam hari akan ditambah 10%.

Nanda Aria Putra Robertus Rony Setiawan
Nanda Aria Putra | Robertus Rony Setiawan Rabu, 29 Mei 2019 20:23 WIB
Kemenhub cabut aturan ganjil-genap di Merak-Bakauheni

Kementerian Perhubungan mencabut aturan ganjil-genap kendaraan di penyeberangan Merak-Bakauheni pada mudik lebaran.

Direktur Transportasi Sungai, Danau, dan Penyeberangan (SDP) Kemenhub Chandra Irawan mengatakan pencabutan aturan ganjil-genap itu menyusul pemberlakuan aturan baru yakni diferensiasi tarif. Skemanya, menggunakan dua tarif.

“Untuk pengendara yang menyeberang di siang hari akan dikenakan diskon 10%, sedangkan untuk penyeberangan di malam hari akan dikenakan tarif tambahan sebesar 10%,” katanya saat konferensi pers di Kementerian Perhubungan, Rabu (29/5).

Ia merinci untuk kendaraan roda empat golongan 4A penyeberangan siang hari setelah dikurangi diskon 10% penyeberang harus membayar Rp337.000. Sedangkan untuk penyeberangan malam di golongan yang sama, penyeberang wajib membayar Rp441.000.

Ia melanjutkan, kebijakan ini diambil setelah melakukan sejumlah pertimbangan. 

“Karena sebelumnya ada dua aturan, yang soal ganjil-genap dan diskon 10% karena itu kita pilih yang paling baik bagi kenyamanan bersama,” ujarnya.

Kendati demikian ia mengatakan, pihaknya masih belum ada antisipasi mengenai pengendara yang sudah terlanjur membeli tiket untuk menyeberang dengan skema ganjil-genap.

“Memang belum ada, tapi kami kira yang akan menyeberang siang tentu ada pengurangan harga, dan yang malam ada penambahan. Nanti kita sampaikan agar tidak ada antrean di pintu,” ucapnya.

Sponsored

Ia pun mengatakan saat ini sudah dilakukan sosialisasi bagi petugas SDP di lapangan untuk mencabut brosur dan spanduk yang sudah terpasang.

Aturan ganjil genap tersebut dicabut dengan pemberlakukan peraturan AP. 201/1/13/DJPD/2019 tanggal 29 Mei 2019 Tentang Pencabutan Himbauan Pemberlakuan Tanda Nomor Kendaraan Ganjil Genap Selama Masa Angkutan Lebaran Tahun 2019 1440 H di Lintas Penyeberangan Bakauheni.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengharapkan pemerintah dan penyelenggara prasarana transportasi dapat memberikan jaminan keselamatan dan layanan andal dalam mudik Hari Raya ldul Fitri. Alinea.id/Robertus Rony 

Mudik ramah anak

Sementara itu, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengharapkan pemerintah dan penyelenggara prasarana transportasi dapat memberikan jaminan keselamatan dan layanan andal dalam mudik Hari Raya ldul Fitri.

Ketua KPAI Susanto mengatakan hal itu mengingat potensi jumlah pemudik pada tahun ini meningkat. Bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan, KPAI juga mengimbau masyarakat untuk dapat melaksanakan mudik secara aman dan nyaman. 

"KPAI memberi atensi khusus dan mengimbau aparatur pemerintah dunia usaha, dan masyarakat luas terkait layanan mudik untuk mewujudkan mudik yang ramah anak. Ini karena antusiasme masyarakat dalam mudik Lebaran cukup besar," kata Ketua KPAI Susanto dalam konferensi pers di kantor KPAI, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (29/5).

Berdasarkan data Kementerian Perhubungan, jumlah pemudik tahun 2019 lebih banyak dibanding tahun lalu, yakni sejumlah 18 juta orang. Pemudik terbanyak berasal dari wilayah Jabodetabek sebanyak 14.901.468 orang, sementara Bandung Raya sebanyak 2.766.866 orang, dan Banten 622.023 orang. 

"Semakin banyak jumlah kendaraan dalam mudik, tingkat kecelakaan umumnya juga meningkat. Kementerian Perhubungan berusaha meningkatkan pelayanan ramah anak, khususnya saat mudik Lebaran," kata Cris Kuntadi, Staf Ahli Menteri Bidang Logistik, Multimoda dan Keselamatan Perhubungan Kementerian Perhubungan (Kemenhub). 

Cris menjelaskan, Kemenhub menyiagakan petugas di setiap lokasi stasiun, terminal, dan bandara untuk memudahkan masyarakat mengakses kebutuhan terkait perjalanan mudik. Kemenhub, kata Cris, juga telah melakukan pengujian kelayakan jalan armada transportasi umum (ramp check), baik untuk moda transportasi darat seperti bus dan kereta api, maupun kapal dan pesawat.

Terhadap bus yang lulus uji, akan ditandai dengan stiker laik jalan. Pihaknya pun menegur pemilik dan pengemudi armada yang masih kurang layak beroperasi. 

"Yang kurang layak jalan kita minta perbaiki dan tingkatan kualitasnya. Sopir yang tidak pakai sabuk pengaman, misalnya, kita tegur dan minta pasang lebih dulu. Yang memang tidak layak beroperasi, tidak kita beri izin jalan," tutur Cris.

Cris juga mengingatkan pentingnya pengecekan ketersediaan fasilitas pendukung armada transportasi agar memenuhi standar pelayanan berkeselamatan. “Melalui inspektur kelautan atau maritim, setiap armada kapal memastikan ketersediaan jumlah sekoci, juga jumlah dan kelayakan jaket pelampung,” kata dia mencontohkan.

Terkait keselamatan dalam bermudik lebaran, Komisioner KPAI Bidang Sosial dan Anak Dalam Situasi Darurat Susianah Affandy mengingatkan pentingnya keselamatan bagi anak di lokasi wisata atau rekreasi. 

Lokasi wisata harus dipastikan aman dan tak memicu anak-anak atau remaja terlibat kegiatan mesum atau kekerasan seksual. Beberapa lokasi wisata, menurut Susianah, kerap menjadi tempat remaja menghabiskan waktu berkumpul bersama teman sebayanya.

“Kami minta kepada setiap keluarga agar orang tua mengawasi anaknya. Jangan sampai kekerasan seksual terjadi di lingkungan tempat wisata yang remang-remang,” ujarnya.

Selain itu, Susianah mengimbau pula kepada aparatur pemerintah daerah untuk mencegah eksploitasi anak sebagai pekerja di bawah umur. Ini karena pada musim libur Lebaran ditengarai menjadi momen anak-anak dipekerjakan untuk menambah penghasilan, seperti menjadi penjaga warung di sekitar lokasi rekreasi.

Sementara itu, bagi keluarga yang bermudik dengan membawa kendaraan pribadi, Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti menyarankan agar orangtua merencanakan bekal makanan, minuman, dan obat-obatan. Khususnya pemudik sekeluarga yang menyertakan anak-anak, orang tua diharapkan mempersiapkan lagu atau buku sebagai teman yang mengiringi perjalanan.

Retno mengimbau agar anak-anak tidak dibiarkan bermain gawai sepanjang waktu perjalanan karena berbahaya dan mengganggu tumbuh-kembang anak. Dia lebih menyarankan orangtua menawarkan mainan edukatif bagi anak.

“Sebelum berangkat, sebaiknya orangtua juga mencari informasi lokasi-lokasi rest area. Ini jadi cara untuk mengatasi kejenuhan anak, juga rehat bila capai di perjalanan,” kata dia.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid