close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD menyampaikan pidato pada acara diskusi panel
icon caption
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD menyampaikan pidato pada acara diskusi panel "Law and Regulations Outlook 2020: The Future of Doing Bussiness in Indonesia" di Jakarta, Rabu (22/1). Foto Antara/Indrianto Eko Suwarso/hp.
Nasional
Senin, 17 Februari 2020 11:59

Mahfud MD sebut ada gangguan menuju Indonesia Emas 2045

Sejak awal para pendiri bangsa memang menginginkan agar rakyat Indonesia bersatu di dalam perbedaan.
swipe

Merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur merupakan syarat menuju Indonesia Emas 2045. Tetapi sayangnya ada beberapa hal yang berpotensi mengganggu untuk dapat merealisasikan itu.

Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD, mengatakan, gangguan tersebut berasal dari internal sendiri. 

Gangguan pertama adalah gejala intolerasi yang membayangi kebersatuan Indonesia. Hal itu sudah muncul sebagai usikan di tengah masyarakat, seperti ranah keyakinan.

"Gangguan kedua adalah ketidakadilan. Kalau ketidakadilan terjadi, maka proses menuju Indonesia Emas 2045 akan sulit dicapai," kata Mahfud di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Senin (17/2).

Ketidakadilan bisa menjadi gerbang kehancuran negara. Musababnya apabila negara tidak adil dan tidak bersatu. Bisa disebut sebagai negara yang menyimpang dari orientasi seharusnya. Jika itu dibiarkan, menyebabkan rakyat menjadi tidak percaya. Selanjutnya akan terjadi disobedience atau pembangkangan yang membuat orang-orang melakukan perlawanan.

"Kalau disobedience terus terjadi dan dibiarkan, serta tidak memperbaiki dari sekarang, yang akan terjadi adalah disintregasi. Itu sejarah, perkembangan bangsa-bangsa di dunia selalu hancur dengan cara ini," jelas dia.

Sementara gangguan lainnya dalam menuju Indonesa Emas adalah ancaman kebersatuan dalam keberagaman. Di sisi lain, usikan tersebut pada akhirnya turut mengancam Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara.

Menurut mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini, ancaman tersebut tidak bisa dibiarkan karena pada dasarnya manusia memang diciptakan berbeda. Di sisi lain, sejak awal para pendiri bangsa memang menginginkan agar rakyat Indonesia bersatu di dalam perbedaan.

"Dan Indonesia Emas yang akan kita tuju, mengarah ke sana (bersatu di dalam perbedaan). Kita hanya bisa maju, kalau sadar bahwa kita berbeda. Kita bersatu di dalam keberbedaan itu. Di dalam keberbedaan itu, kita harus membangun keadilan. Keadilan yang memberdayakan kita semua," ucap dia.

img
Akbar Ridwan
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan