sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Meluas, Polisi-pendemo bentrok di Semanggi dan Slipi

Kericuhan meluas ke wilayah Semanggi dan Slipi setelah pengunjuk rasa dipukul mundur ke berbagai arah.

Akbar Ridwan Marselinus Gual
Akbar Ridwan | Marselinus Gual Senin, 30 Sep 2019 22:02 WIB
Meluas, Polisi-pendemo bentrok di Semanggi dan Slipi

Pedemo yang bertahan terlibat bentrokan dengan aparat setelah petugas kepolisian melepaskan tembakan gas air mata di sekitar kawasan Semanggi, Jakarta Selatan, Senin (30/9) malam.

Pantauan di lokasi, massa yang berunjuk rasa beberapa kali dipukul mundur aparat menuju arah Jalan MH Thamrin akibat tembakan gas air mata.

Para pedemo terpantau diikuti oleh mahasiswa, pelajar dan kalangan umum lainnya. Akibat tembakan gas air mata tersebut, sejumlah orang berlarian mencari air untuk mensterilkannya.

Hingga kini para pengunjuk rasa masih bertahan di lokasi. Saat aksi tersebut berlangsung, aparat TNI yang datang disambut riuh oleh para pedemo.

Pada arah sebaliknya, aparat kepolisian mendorong mundur demonstran yang berada di dekat flyover Slipi arah Pejompongan menjauh dari Tower BNI.

Massa didesak setelah memberondong barikade polisi dengan kembang api, bom molotov, batu, kayu dan benda keras lainnya.

Demonstran bisa didesak menjauh dari tower BNI ke arah Bendungan Hilir oleh personel Brimob menggunakan kendaraan roda dua yang memecahkan kerumunan demonstran diikuti barikade tameng kepolisian di belakangnya.

Sementara itu, jalur dari Stasiun Palmerah menuju kolong flyover Slipi sudah bisa dilewati pengguna jalan umum.

Sponsored

Situasi sekitar gedung DPR/MPR RI arah Palmerah, Slipi dan Pejompongan pada pukul 21.00 WIB sudah mulai kondusif, sejumlah ruas jalan telah dilewati pengguna jalan umum kembali.

Namun di beberapa lokasi seperti di Slipi demonstran masih terlibat bentrok dengan petugas.

Sebelumnya, kepolisian dari mobil komando mengajak pelajar dan mahasiswa memisahkan diri dari orang-orang yang memang tidak ingin menghentikan aksinya, atau berniat ingin ricuh.

"Adik-adik mahasiswa silakan pulang, kami bukakan jalurnya, pisahkan diri dari mereka yang tidak mau pulang," kata polisi menggunakan pengeras suara dari mobil komando, mengajak pelajar dan mahasiswa yang ikut demonstrasi di gerbang belakang gedung DPR/MPR RI arah Stasiun Palmerah, Jakarta.

Aksi bentrok demonstran di arah Stasiun Palmerah sudah mereda memasuki waktu magrib sekitar pukul 17.45 WIB.

Sejumlah pelajar dan mahasiswa telah membubarkan diri, namun beberapa kelompok massa lagi masih tetap bertahan. Mereka masih meneriakkan yel-yel yang memancing dan memprovokasi massa.

Dialog antara pengunjuk rasa dengan polisi di Gerbang Pemuda. Alinea.id/Akbar Ridwan

Kondusif

Tepat di sekitar Gedung DPR/MPR RI, dalam pantauan Alinea.id pada pukul 21.30 WIB, situasi mulai kondusif. Jalan Gatot Soebroto, Gerbang Pemuda, hingga Palmerah mulai kondusif.

Aparat kepolisian melakukan upaya persuasif dengan berdialog dengan pengunjuk rasa di depan Gedung TVRI. Namun, ketenangan negosiasi itu tiba-tiba berubah ricuh.

Penyebabnya, ada aparat kepolisian yang justru menembakkan gas air mata ke arah demonstran yang tengah berdialog. Penembakan gas air mata itu dipicu adanya keributan dari arah Jalan Asia Afrika, tepat di depan Hotel Mulia.

Sebelumnya, pendemo sudah tenang dan menyanyikan lagu-lagu wajib nasional. Bahkan, polisi mengajak massa aksi untuk berdangdut ria.

Akan tetapi, situasi memanas. "Jadi dari arah TVRI salah, miss komunikasi. Dikira yang di depan Hotel Mulia rusuh. Padahal yang di Hotel Mulia sudah berdamai,” kata salah satu mahasiswa.

Pengunjuk rasa kemudian dipukul mundur. Mereka digiring ke arah Senayan City melalui Jalan Asia Afrika.

Terpisah, lalu-lintas di sekitar Stasiun Palmerah, Jakarta Pusat kembali normal setelah aksi unjuk rasa dari kalangan pelajar yang berlangsung ricuh sejak sore tadi mulai mereda.

Kendaraan roda dua dan empat diperbolehkan melintas yang sebelumya diblokir petugas. Kendaraan terlihat berjalan pelan karena banyaknya material batu di badan jalan.

Hingga pukul 20.50 WIB, ratusan personel Brimob masih berjaga-jaga di area ini. Mereka sebelumya berjibaku menahan serangan batu yang dilemparkan pelajar. 

Pantauan di lokasi, massa aksi yang didominasi pelajar sebelumnya melakukan pembakaran di sekitar Stasiun Palmerah, tepatnya di dekat Gedung Menara Kompas, Palmerah, Jakarta Barat. Aksi tersebut tak berlangsung lama setelah petugas terus menembakan gas air mata.

Demonstrasi hari ini merupakan aksi lanjutan dari aksi sebelumya yang menolak RUU KPK, RKUHP, RUU Pertahanan, RUU Minerba dan RUU lainnya yang dianggap kontroversi atau bermalasah.

Aksi yang bertepatan dengan Sidang Paripurna terakhir DPR RI periode 2014-2019 ini diinisiasi oleh mahasiswa yang bergabung dalam Aliansi Mahasiswa Indonesia (AMI). Mereka terdiri dari sejumlah kampus yang ada di Jakarta dan daerah lainnya.

Sebelumnya, Aliansi Akademisi Indonesia menyatakan dukungannya terhadap aksi demonstrasi yang dilakukan mahasiswa dan pelajar di berbagai kota di Indonesia. Dalam pernyataan sikap resmi, aliansi juga mengecam upaya pembungkaman terhadap mahasiswa dari pihak kampus.

Aliansi Akademisi Indonesia juga mengecam aksi represif Kepolisian terhadap mahasiswa dan pelajar yang melakukan demonstrasi. Diketahui, dua mahasiswa dari Universitas Halu Oleo, Himawan Randy (21) dan Muh Yusuf Kardawi (19) dilaporkan tewas usai aksi demonstrasi mahasiswa di Kendari, Sulawesi Tenggara. Randy meninggal usai terlibat bentrok antara mahasiswa dengan polisi di Gedung DPRD Sultra.

Lembaga Bantuan Hukum (LBH) mencatat setidaknya 50 mahasiswa ditangkap polisi dalam aksi unjuk rasa di Gedung DPR/MPR. Sementara data Kepolisiaan menyebutkan sebanyak 254 orang mengalami luka-luka dalam kerusuhan demo di DPR pada Selasa (24/9). Sebagian besar disebut dirawat jalan dan 11 orang dirawat inap di sejumlah rumah sakit di Jakarta. (Ant)

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid