sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Panglima TNI pastikan kawal hingga tuntas kasus mutilasi Papua

Panglima memastikan semua lembaga dipersilakan ikut mengawal kasus mutilasi di Papua.

Marselinus Gual
Marselinus Gual Senin, 05 Sep 2022 18:36 WIB
Panglima TNI pastikan kawal hingga tuntas kasus mutilasi Papua

Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa, memastikan kasus mutilasi empat warga di Timika, Papua akan diproses hingga tuntas secara transparan. Menurut Andika, setiap kasus kekerasan yang melibatkan anggota TNI, baik yang lama maupun baru tidak akan luput dari perhatiannya.

"Ya jangankan yang mutilasi, kasus-kasus yang sudah terjadi dua tahun lalu juga masih ktia kawal sekarang," kata Panglima TNI usai rapat kerja dengan Komisi I DPR di Senayan, Jakarta, Senin (5/9).

Andika mengaku memberi perhatian penuh terhadap pelanggaran yang dilakukan anak buahnya. Setiap korban kekerasan, kata dia, harus mendapat keadilan.

"Kenapa? Saya peduli, jangan sampai kemudian proses hukumnya ini mencederai mereka-mereka yang menjadi korban, mereka-mereka yang perlu diberikan keadilan. Jadi itu sudah jelas apalagi ini yang terbaru, yang dua tahun lalu masih saya kawal dan itu tidak mudah," ujar Andika.

Dia mengatakan, memang tidak mudah untuk mengusut hingga tuntas, karena selalu ada intervensi.  "Sekali lagi tidak mudah karena apa saja usaha-usaha untuk misalnya mengintervensi," ucap dia.

Andika menegaskan, intervensi itu bahkan datang dari internal TNI. Kendati demikian, dia tidak mau tebang pilih, dan berkomitmen untuk menegakan aturan sesuai peraturan perundang-undangan.

"Ada internal. Selama saya memimpin saya akan tegakkan. Tidak ada usaha yang tidak sesuai dengan perundang-undangan," katanya.

Andika juga mengatakan, pihaknya sangat terbuka dengan semua lembaga dan pegiat hak asasi manusia (HAM) untuk mengawal kasus kekerasan di Papua. Termasuk, kasus pembakaran mayat di Papua dua tahun lalu yang melibatkan Brigjen I.

Sponsored

"Saya terbuka dengan siapapun, dengan LPSK, Komnas HAM, semuanya kami terbuka. Kami sama sekali tidak menghalangi, bahkan kami sangat akomodatif. Itu tadi, kami tidak perlu didorong oleh siapapun, tapi saya tetap mengawal yang sejak dua tahun lalu saja itu kita kawal. Supaya apa? Itu sudah berkekuatan hukum tetap saat itu, bayangkan. Tetapi bagi saya, itu tidak memenuhi rasa keadilan karena kemungkinan besar ada intervensi," ujar Andika.

"Oleh karena itu. ya kita buka kembali itu karena karena saya peduli apalagi yang baru-baru termasuk yang terjadi di Timika di Kabupaten Mappi (Papua Selatan) kemarin, yang terjadi di Salatiga, semua," imbuh dia.

Menurut Andika, sejauh ini dia belum melihat adanya upaya intervensi terhadap kasus mutilasi di Timika. Dia kembali memastikan komitmennya untuk mengawal kasus tersebut hingga tuntas.

"Sejauh ini belum, tetapi yang jelas saya kawal. Saya kawal terlepas dari ada tidaknya intervensi. Saya akan kawal karena intervensi itu bisa saja di level mana saja. Bisa di penyidiknya dalam hal ini polisi, bisa di auditornya atau penuntutnya, bisa jadi di pengadilan. Yang jelas, saya akan kawal terus selama proses hukum itu masih memberikan ruang hak kepada kita, untuk kita semua yang berperkara maka kita akan teruskan," ucapnya.

Berita Lainnya
×
tekid