sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pascagempa Banten, inilah prioritas tanggap bencana pemerintah

Pascakejadian gempa tersebut, pemerintah lintas sektoral melakukan berbagai upaya tanggap darurat bencana.

Manda Firmansyah
Manda Firmansyah Rabu, 19 Jan 2022 07:37 WIB
Pascagempa Banten, inilah prioritas tanggap bencana pemerintah

Gempa berkekuatan magnitudo 6,6 telah mengguncang Banten dan wilayah sekitarnya pada Jumat (14/1) pukul 16.05 WIB. Sebanyak 48 kecamatan, serta 166 desa/kelurahan di Kecamatan Sumur, Cikeusik, Cimanggu, Kabupaten Pandeglang, dan Kabupaten Lebak, mengalami dampak dengan kondisi terparah.

Pascakejadian gempa tersebut, pemerintah lintas sektoral melakukan berbagai upaya tanggap darurat bencana, termasuk rehabilitasi dan rekonstruksi. Misalnya, memprioritaskan perbaikan sarana prasarana (sarpras) pendidikan dan tempat ibadah.

“Saya melihat yang mendesak (untuk diperbaiki) sarana pendidikan dan sarana ibadah. Ini harus segera ditangani, apalagi sudah ada kebijakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dari Kemendikbud,” ujar Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy dalam keterangannya, Selasa (18/1) malam.

Sebanyak 43 sekolah dan 15 tempat ibadah di Kabupaten Pandeglang terdampak gempa tersebut. Sedangkan di Kabupaten Lebak, total ada 22 sekolah, 35 madrasah, dan 14 sarana ibadah yang terdampak gempa tersebut.

“Yang jelas, sekolah dan madrasah akan kami utamakan untuk diperbaiki selain puskesmas dan sarana ibadah. Kami harus pastikan agar anak-anak jangan sampai terganggu belajar-mengajarnya,” ucapnya.

Ia juga meminta berbagai pihak berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan setempat untuk mendata sejumlah kebutuhan, seperti papan tulis, hingga wifi. Selain itu, diprioritaskan pula sarpras kesehatan. Muhadjir mendukung usulan Bupati Pandeglang Irna Narulita merelokasi beberapa kepala keluarga (KK) terdampak untuk dipindahkan ke tempat yang lebih aman. Sebab,  lokasi pemukiman saat ini yang tergolong rentan bencana.

“Usulan bupati untuk relokasi ini akan kita perhatikan dan ini akan menjadi agenda ke depan untuk dibicarakan dengan kementerian terkait. Selain dengan KLHK soal lahan, juga perlu dengan BMKG apakah itu lokasinya rawan patahan atau tidak. Kalau sekiranya itu bisa mengancam tentu tidak perlu diambil,” tutur Muhadjir.

Sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, gempa tersebut memiliki mekanisme pergerakan naik (patahan naik). Guncangan gempa bumi dirasakan di Kabupaten Pandeglang, khususnya di daerah Cikeusik dan Panimbang dengan intensitas guncangan VI MMI. Artinya, getaran dirasakan oleh semua orang dan mengakibatkan kerusakan ringan.

Sponsored

“Tembok plester dapat juga lepas, itu kriteria dari skala VII MMI untuk tingkat guncangan,” tutur Dwikorita.

Selain itu, guncangan juga dirasakan di daerah Labuan dan Sumur dengan intensitas guncangan IV MMI. Artinya, dirasakan oleh banyak orang dan terdengar jendela pintu berderik dan dinding berbunyi. Guncangan dirasakan juga di Tangerang Selatan, Lembang, Kota Bogor, Pelabuhan Ratu, Kalianda, bandar Lampung, dengan intensitas III-IV MMI. Dengan demikian, dirasakan juga oleh banyak orang.

Selain itu, guncangan juga dirasakan di Anyer dengan intensitas III MMI yang artinya dirasakan di dalam rumah, terasa getaran seperti truk berlalu.

Berita Lainnya
×
tekid