sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Perjalanan dan karantina dilonggarkan, ini dampaknya ke pariwisata

Pemerintah melakukan pelonggaran pembatasan dengan menghapus karantina bagi pelaku perjalanan luar negeri.

Anisatul Umah
Anisatul Umah Selasa, 08 Mar 2022 13:26 WIB
Perjalanan dan karantina dilonggarkan, ini dampaknya ke pariwisata

Pemerintah melakukan pelonggaran pembatasan dengan menghapus karantina bagi pelaku perjalanan luar negeri. Selain itu syarat PCR dan Antigen untuk perjalanan domestik juga telah dihapuskan.

Kondisi ini tentu bakal berdampak baik pada sektor pariwisata. Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan dampak dari pelonggaran ini akan memicu masuknya wisatawan asing tetapi secara bertahap.

"Tentu ini kabar baik bagi pelaku usaha pariwisata. Mungkin yang paling terdekat wisman (wisatawan mancanegara) asal negara-negara di Asean, Australia dan China atau Jepang," ungkapnya kepada Alinea.id, Selasa (8/3).

Sementara wisatawan asal Amerika Serikat (AS) dan Eropa sudah hampir lewat masa liburan musim dinginnya di akhir Maret 2022. Menurut Bhima biasanya wisatawan asing dari AS dan Eropa banyak berkunjung ke Bali di momen libur musim dingin.

"Faktor berikutnya yang hambat aliran wisman adalah tekanan inflasi di negara-negara maju. Turis asal AS pastinya khawatir soal mahalnya beberapa kebutuhan pokok dan bahan bakar minyak (BBM) sehingga pengeluaran untuk berwisata juga dikurangi," jelasnya.

Sementara itu turis asal Eropa Timur, Rusia sedang concern soal konflik di Ukraina, karena berdampak pada pelemahan nilai tukar Rubel. Serta kekhawatiran adanya pelarangan travel (travel ban) di negara-negara tujuan wisata.

"Penerbangan asal Rusia pun terkena imbas karena ada no-fly zone di beberapa negara transit," lanjutnya.

Lebih lanjut Bhima menyampaikan dalam jangka pendek akan ada kenaikan di sektor perhotelan dan restoran. Namun akan berlangsung secara bertahap karena beberapa faktor penghambat tadi.

Sponsored

"Pertumbuhan ekonomi diperkirakan 4% hingga 4,5% pada 2022. Kontribusi sektor perhotelan dan restoran sebesar 2,4% dari PDB (produk domestik bruto) jadi relatif kecil," tuturnya. 

Berita Lainnya
×
tekid