sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Satgas Covid-19: 70% jemaah haji Indonesia sudah vaksin booster

Alex menyebut, sebagian besar jemaah Indonesia telah memenuhi persyaratan vaksinasi bahkan sudah menerima dosis ketiga atau vaksin booster.

Gempita Surya
Gempita Surya Senin, 11 Jul 2022 20:14 WIB
Satgas Covid-19: 70% jemaah haji Indonesia sudah vaksin booster

Jemaah haji Indonesia akan kembali ke Tanah Air segera setelah rangkaian ibadah haji selesai dilaksanakan. Sejumlah persiapan terus dilakukan di Indonesia, khususnya terkait kedatangan jemaah haji sebagai Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN).

Kasubbid Dukkes Satgas Covid-19 Alexander K. Ginting mengungkapkan, arus kepulangan lebih dari 90 ribu jemaah haji di masa pandemi Covid-19 perlu diantisipasi. Terlebih, saat ini tren kasus dalam negeri tengah mengalami peningkatan.

"Yang kita tahu sekarang, pada hari-hari belakangan ini, kasus aktif itu hampir 20 ribu kasus, dan kemudian pertambahan kasus itu 2.500 kasus, ini situasi di dalam negeri," kata Alex dalam diskusi daring Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) bertajuk Prokes Kepulangan Jemaah Haji, Senin (11/7).

"Tentu mereka datang dari daerah di mana terjadinya kerumunan, dan juga diakui oleh pemerintah Saudi Arabia di sana kasus juga masih ada," imbuhnya.

Kendati demikian, kata Alex, jemaah haji Indonesia yang berangkat telah memenuhi syarat dari pemerintah Arab Saudi. Ada pun persyaratan tersebut di antaranya usia jemaah maksimal 65 tahun, telah menerima dua dosis vaksinasi, dan dinyatakan negatif Covid-19 melalui tes PCR.

Alex menyebut, sebagian besar jemaah Indonesia telah memenuhi persyaratan vaksinasi bahkan sudah menerima dosis ketiga atau vaksin booster. Ini merupakan persiapan yang dilakukan untuk para jemaah yang dengan mendorong vaksin booster melalui sejumlah titik embarkasi.

"Keuntungan kita adalah, bahwa dari 100.000 jemaah tersebut hampir 70% itu sudah mendapatkan vaksinasi Booster," ujar Alex.

Meski telah mendapatkan vaksin booster, Alex mengingatkan untuk tetap memastikan bahwa seluruh jemaah haji dan petugas yang tiba di Indonesia mendarat dalam kondisi sehat. Menurutnya, perlu dilakukan pemeriksaan dan asesmen dari sebelum kepulangan sampai setelah tiba di Indonesia.

Sponsored

"Kalau bergejala, maka harus memeriksakan di tempat dia embarkasi. Ini harus disosialisasikan dan tidak perlu ada rasa kekhawatiran dan ketakutan sehingga kalau bergejala tidak memeriksakan diri," jelas Alex.

Selain itu, Alex meminta agar semua jemaah dan petugas tidak perlu cemas jika merasakan gejala tertentu. Hal ini perlu ditanamkan, khususnya untuk keselamatan diri dan juga untuk keselamatan keluarga di tempat tujuan.

Alex mengatakan, skema kepulangan jemaah haji ke Indonesia mengacu kepada SE Satgas Covid-19 yang mengatur tentang Pelaku Perjalanan Luar Negeri. Ia menekankan pentingnya menerapkan protokol kesehatan baik saat tiba di Indonesia, maupun saat penjemputan dan penyambutan di rumah masing-masing.

"Tidak masalah dijemput oleh warga, sepanjang mobil yang ditumpangi nanti itu menerapkan aturan protokol kesehatan. Jadi artinya jangan satu mobil Kijang nanti diisi oleh 15 orang," kata Alex.

Lebih lanjut, Alex mengungkapkan, jemaah haji yang tiba dari Arab Saudi tidak perlu dikarantina selama dinyatakan sehat sesuai ketentuan yang berlaku dalam SE Satgas Covid-19 tentang PPLN. Untuk itu, Alex meminta pengawasan terhadap protokol kesehatan serta pengaturan penjemputan di bandara ataupun asrama haji perlu ditata dengan baik.

"Tentu ada skrining yang dilakukan oleh tim yang akan menyambut di asrama. Kalau misalnya positif, tentu dia wajib isolasi. Kalau ringan ya kita harapkan isolasi mandiri, dan kalau dia memburuk oleh karena komorbidnya, maka itu akan masuk rumah sakit," ungkapnya.

Alex mengimbau pihak keluarga atau masyarakat yang hendak menjemput jemaah haji, agar tetap menerapkan protokol kesehatan dan tidak menciptakan kerumunan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi potensi penularan Covid-19 pada momen kepulangan jemaah haji.

"Kepada seluruh jamaah haji yang akan pulang ke Indonesia dan keluarga yang menjemput, tidak perlu cemas, tetap saja menjalankan apa yang sudah menjadi tradisi. Tetapi yang harus diimplementasikan adalah tata kelola protokol kesehatannya," jelas Alex.

"Intinya, jangan sampai terjadi kerumunan. Kemudian, gunakan masker saat menjemput dan ganti masker selama 4 jam sekali," imbuhnya.

Berita Lainnya
×
tekid