close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
ilustrasi. ist
icon caption
ilustrasi. ist
Nasional
Kamis, 16 Desember 2021 13:32

Sudah masuk Indonesia, varian Covid-19 Omicron dunia capai 21.194 kasus

Perubahan mutasi dalam virus Covid-19 biasanya diiringi dengan peningkatan kemampuan penularan.
swipe

Total 21.194 kasus konfirmasi varian baru Covid-19 Omicron di seluruh dunia per Kamis (16/12) pukul 13.08 WIB. Jumlah probable varian baru Covid-19 Omicron mencapai 79.030 kasus. Jumlah tersebut merupakan gabungan dari 89 negara, sebagaimana dilansir dari newsnodes.com. Sebanyak 1 kasus terkonfirmasi varian baru Covid-19 Omicron dan 5 kasus probable varian baru Covid-19 Omicron juga sudah tercatat di sana.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mendeteksi kasus varian baru Covid-19 Omicron di Indonesia. Seorang pasien berinisial N terkonfirmasi varian Covid-19 Omicron pada Rabu (15/12). N merupakan pekerja kebersihan di rumah sakit darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet. Ketika dilakukan pengambilan sampel secara rutin pada Rabu (8/12), hasil tes polymerase chain reaction (PCR) menunjukkan tiga pekerja kebersihan di RSDC Wisma Atlet terkonfirmasi Covid-19. Sebanyak tiga sampel pekerja kebersihan di RSDC Wisma Atlet tersebut dikirim ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes, pada Jumat (10/12).

Dari tiga sample tersebut, hanya satu sampel yang terkonfirmasi positif varian Covid-19 Omicron setelah dilakukan pemeriksaan whole genome sequencing (WGS). Di sisi lain, Kemenkes juga mendeteksi 5 kasus probable Omicron. Kemenkes mendeteksi kasus probable Omicron tersebut dengan menggunakan alat tes PCR dengan spesifikasi khusus.

Dari total 5 kasus probable Omicron tersebut, 2 di antaranya warga negara Indonesia (WNI) yang baru kembali dari Amerika Serikat dan Inggris. Sisanya, warga negara asing (WNA) Tiongkok (China) yang datang ke Manado, Sulawesi Utara. Saat ini, 3 WNA asal Tiongkok ini sedang menjalani karantina di Manado.

Ahli epidemiologi dan biostatistik Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono mengatakan, data genetika varian Covid-19 Omicron, mengindikasikan perubahan mutasi yang cukup signifikan. Imbasnya, menimbulkan hipotesis-hipotesis yang menakutkan.

Kenyataannya, kata dia, tentu bisa sangat berbeda. Karena itu, segala sesuatunya perlu divalidasi dengan data epidemiologi dan klinik. “Ya, saya belum tahu, cuma karena virusnya pokoknya (banyak) sekali perubahan. Mutasinya dikhawatirkan berbahaya, tetapi belum ada bukti,” ucapnya kepada Alinea.id, Kamis (2/12).

Perubahan mutasi dalam virus Covid-19 biasanya diiringi dengan peningkatan kemampuan penularan. Namun, kata Pandu, belum diketahui apakah varian Omicron terbukti secara nyata meningkatkan penularan. Omicron belum tentu menciptakan krisis, seperti varian Delta.

Ia pun mengaku optimistis varian Omicron tidak akan berbahaya. Kendati, varian Omicron bisa meningkatkan kasus Covid-19, tetapi sepertinya penularannya tidak akan setinggi Delta. Apalagi sudah banyak masyarakat Indonesia yang mendapatkan vaksinasi. Seperti diketahui, pasien yang terinfeksi varian Delta rata-rata menular ke delapan orang. Terkait tingkat kematian akibat varian Delta, kata dia, disebabkan sangat banyak orang Indonesia belum divaksin Covid-19.

Menurut Pandu, menutup pintu masuk internasional tidak menjamin bisa mencegah varian Omicron masuk Indonesia. “Mungkin sudah ada (varian Omicron di Indonesia). Itu kan sudah lama. Lebih baik Indonesia kejar vaksinasinya, kalau ada apa-apa, masyarakat bisa terlindungi,” ujarnya.

img
Manda Firmansyah
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan