sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Balas dendam dari laga yang tak pernah selesai

Melihat komparasi kedua pasangan, Apriyani/Fadia niscaya memilih bermain lebih bertahan.

Arpan Rachman
Arpan Rachman Minggu, 27 Agst 2023 14:29 WIB
Balas dendam dari laga yang tak pernah selesai

Januari 2023 di Kuala Lumpur, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti harus mundur di semifinal Malaysia Open melawan Chen Qingchen/Jia Yifan karena Fadia mengalami cedera. Pertandingan itu tidak pernah selesai, kali ini pasangan Indonesia bisa mengambil kesempatan balas dendam.

Tenaga kuda Apriyani dan kecerdikan kancil Fadia sukses menembus final Kejuaraan Dunia Bulutangkis BWF 2023. Pasangan ganda putri andalan Indonesia menjadi satu-satunya wakil Merah Putih tersisa ke partai puncak. Mereka akan maju ke gelanggang di Royal Arena, Kopenhagen, Minggu (27/8) dini hari.  

Apriyani/Fadia, hanya diunggulkan di urutan 11, menang bye di ronde pertama. Keduanya lalu bekerja sama mengandaskan pasangan Belanda, Debora Jille/Cheryl Seinen, 19-21, 21-14, 21-16, di ronde kedua. Menjejaki ronde ketiga, mereka menghempaskan unggulan kedua dari Korsel, Baek Ha-na/Lee So-hee, 21-12, 21-14.

Selanjutnya di perempat final menelan korban unggulan kelima asal Jepang, Yuki Fukushima/Sayaka Hirota 21-18, 13-21, 21-10. Pada semifinal, Sabtu (26/8), Apriyani/Fadia menggebuk pasangan Korea Selatan unggulan ketiga, Kim So Yeong/Kong Hee Yong. Menang telak dua set langsung, 21-9, 22-20, dalam durasi 52 menit.

Di final, kolaborasi ciamik bahu-membahu Apriyani/Fadia akan membongkar paksa Tembok China juara bertahan, Qingchen/Yifan. Unggulan utama itu lolos dari semifinal mengatasi rekan senegaranya, Zhang Shuxian/Zheng Yu, 21-14, 21-16.

Melihat komparasi kedua pasangan, Apriyani/Fadia niscaya memilih bermain lebih bertahan. Mereka sedang on fire dipenuhi motivasi tidak kepalang tanggung. Setelah beruntun menaklukkan unggulan ke-2, 3, dan 5, nyala semangat duo putri Merah Putih makin berkobar untuk menghabisi turnamen dengan gaya menggila: menundukkan unggulan utama.

Tapi pasangan Indonesia wajib awas dan waspada 100% sebab di final segalanya mungkin terjadi. Bagaimanapun juga kualitas teknis lawannya jelas di atas rerata.

Arah bola Jia Yifan agak sulit diterka karena pegangan kidalnya. Dia sigap dan dapat bereaksi sangat cepat di garis depan. Serangannya berbagai pukulan tipuan, biasanya menyilang ke ruang kosong tanggung antara garis depan dan garis belakang di seberang net.

Sponsored

Sementara tembakan variatif Yifan dari garis belakang penuh kombinasi antara smes dan dropshot. Smesnya lebih banyak dan cukup keras, dropshotnya jarang tapi tajam. Walaupun backhand smesnya tidak begitu kuat, namun sering tepat mengenai titik lemah lawan.

Kunci Apriyani/Fadia mengendalikan permainan: tidak mengundang Yifan buru-buru meloncat macan menyambar bola-bola tinggi. Jika shuttlecock harus disabet main angkat oleh Apriyani atau Fadia, kalau bisa sedapat mungkin arahnya ke Qinghcen saja.  

Bodi Qingchen yang lebih pendek dan berukuran agak gempal bisa jadi sasaran empuk untuk pasangan Indonesia. Pukulan smesnya tidak terlalu berpeluru, dia memiliki bakat unik menembak daerah bahaya tepat ke sarang kelemahan bidang permainan lawan.

Duel seimbang mereka akan ideal bila tenaga Apriyani meladeni Qingchen dan kecerdikan Fadia melayani Yifan. Kesabaran menjadi kartu As bagi pasangan yang akhirnya memenangkan pertandingan.  

Berita Lainnya
×
tekid