sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kelesuan massal usai kekalahan Jerman

Dilumat Meksiko dengan skor 1-0 di laga Piala Dunia berimbas pada seluruh pendukung Jerman, di berbagai belahan dunia.

Purnama Ayu Rizky
Purnama Ayu Rizky Senin, 18 Jun 2018 13:50 WIB
Kelesuan massal usai kekalahan Jerman

Kekalahan Jerman dari Meksiko 1-0 berdampak bagi seluruh pendukungnya, baik yang datang ke Stadion Luzhniki, Kota Moskow tempat berlangsungnya laga tersebut, maupun pendukung yang menyaksikan di rumah masing-masing. Bahkan pengunjung di negara lain yang terpantau melalui media sosial.

Usai laga yang awalnya banyak orang menjagokan Jerman sebagai juara dunia itu, seluruh pendukung Jerman baik warga Jerman maupun warga negara lain seperti Indonesia, Jepang, dan China terlihat lesu ketika keluar dari stadion.

Mey Ling, warga China yang datang dengan tiga rekan perempuan lainnya dari Negeri Panda itu, mengaku sempat menangis ketika peluit panjang ditiupkan wasit Alireza Faghani asal Iran. Senada dengan Mey Ling, pendukung asal Indonesia Tanuhardi pun merasakan kekecewaannya karena harapan ingin melihat tim Panzer menang justru kandas usai gol yang ditembakkan di gawang Jerman.

Ia mengakui permainan Meksiko bagus dengan serangan baliknya serta kepiawaian Javier Hernandez atau Chicarito, yang mampu membuat gerakan tanpa bola sehingga membongkar pertahanan lawan. Namun, ia menilai masih ada celah untuk bisa mengatasi dengan permainan khas Jerman.

Beberapa kali, lanjutnya, peluang dari anak-anak asuhan Joachim Loew kandas baik di lini pertahanan, tendangan tak terarah, hingga beberapa kali diselamatkan penjaga gawang Meksiko.

Mahasiswa asal Indonesia di Rusia yang juga pendukung Jerman Teja Tjakradiningrat, tak beda dengan pendukung lainnya. Kekecewaan itu juga ia rasakan. Apalagi guna menyaksikan dan mendukung tim Jerman, ia harus rela menyisihkan uang bulanan, guna membeli atribut seperti syal tim idolanya.

Teja pun mengaku kesal, lantaran beberapa kali upaya serangan Jerman sia-sia di tangan penjaga gawang. Ia menilai penjaga gawang Meksiko Guillermo Ochoa tampil pada peforma terbaiknya pada laga itu.

Sementara, para pendukung asal Jerman yang dari awal laga hingga gawang Manuel Neuer belum kebobolan dari aksi Hirving Lozano, masih berteriak sambil mengibarkan bendera negaranya. Namun begitu gawang dijebol pemain Meksiko, para suporter yang jumlahnya mendominasi stadion ini seketika diam.

Sepanjang jalan dari pintu ke luar stadion Luzhniki hingga ke stasiun kereta (metro), tidak banyak gerakan atau aktivitas yang dilakukan mereka. Hanya sesekali berfoto dengan latar stadion tersebut. Namun, terkadang saat berfoto itu ada saja tingkah usil dari pendukung Meksiko yang langsung masuk dalam kelompok jangkauan yang akan diabadikan, serta langsung mengajak salaman sambil berpelukan.

Di dalam kereta pun mereka lebih banyak terdiam. Sepasang suami-istri yang datang khusus dari Jerman untuk memberikan dukungan, bahkan pipi sang istri dibubuhi gambar bendera negaranya, lengkap dengan atribut bendera mengaku kecewa. Ia hanya mengangkat bahu seraya menggeleng pelan saat dikonfirmasi.

Mereka pun tak menjawab ketika beberapa orang Argentina yang juga menyaksikan laga itu, berdiri di depannya, bertanya apa penyebab kekalahan tim besutan Joachim Loew itu. Tetap dengan gelengan kepala dan mengangkat pundaknya.

Obrolan kekalahan Jerman dari Meksiko terus berlangsung hingga di dalam rumah makan siap saji. Di situ berkumpul beberapa orang yang baru menyaksikan pertandingan. Dengan bahasa Rusia--menurut mahasiswa Indonesia di Rusia yang paham dialek tersebut--mereka pun kecewa dan tak mengira.

Kekecewaan juga diungkapkan mereka yang tidak menonton langsung di Stadion Luzhniki. Terpantau melalui media sosial, beberapa pendukung Jerman mengungkapkan kesedihannya. Sahabat dari Lampung bahkan menulis hari ini tidak ingin melakukan apa-apa lantaran Jerman kalah.

Begitu pula rekan dari Gorontalo, yang memang pendukung fanatik tim panzer sejak dulu, yang melakukan hal senada. 

Unggahan di media sosial atas kekecewaannya itu mendapat tanggapan beragam. Bagi yang pendukungnya sama, mendapat komentar menyejukkan. Sebaliknya, bagi yang tak suka tim Jerman, ini lumayan menjadi ajang olok-olok.

Kendati dipukul Meksiko, suporter masih optimistis ada harapan untuk bisa lolos ke babak 16 besar, dengan syarat bisa memenangkan dua laga tersisa dalam babak penyisihan.

Otto, misalnya, ia yang datang bersama beberapa rekannya mengatakan tak bisa menutupi kekecewaan atas kekalahan itu. Dia pun meramalkan seharusnya bisa menang atau minimal bermain imbang.

Dia pun mengaku timnya bermain tidak seperti biasa karena banyak bola lepas dan penyelesaian kurang maksimal. Beberapa kali peluang ada, tetapi tidak bisa jadi gol, katanya. Dia pun berharap pada dua laga tersisa melawan Korea Selatan dan Swedia, tim panzer harus bisa menang guna mengejar angka untuk bisa melaju ke babak selanjutnya.

Pelatih timnas Jerman Joachim Loew, dalam keterangannya mengatakan, tidak perlu panik atau diperlukan perubahan radikal meski pertahanan timnya kembali terlihat rapuh saat mereka kalah 0-1 dari Meksiko, pada pertandingan pembukaan saat berupaya mempertahankan Piala Dunianya.

Jerman memperlihatkan begitu banyak kesalahan sebagaimana yang dilakukan mereka dalam beberapa pertandingan terakhir. Meksiko, tentu saja telah mengerjakan 'pekerjaan rumahnya', ketika mereka kembali mengeksploitasi sang lawan dan semestinya dapat mencetak lebih banyak gol.

Loew pun pada konferensi pers mengakui, pada babak pertama timnya bermain sangat buruk. Tidak mampu menerapkan cara bermain yang biasanya.

Namun, lanjut dia, timnya tidak akan terpecah sekarang dan menjadi tanpa kepala dan melakukan sesuatu yang berbeda. Tidak perlu panik hanya karena kalah dalam satu pertandingan.

Mungkin sebagian orang akan berpikir Jerman kesulitan membalikkan peruntungan pada pertandingan-pertandingan tersisa melawan Swedia dan Korea Selatan. Namun, sudah jelas beberapa hal tidak berjalan dengan baik bagi sang juara dunia empat kali.

Loew tidak keberatan menjelaskan masalah-masalah yang dihadapi timnya. Mereka tidak melapis ruang-ruang, tidak memainkan permainan menyerang seperti biasa. Mereka kalah penguasaan bola terlalu sering dan harus melapis jarak-jarak yang besar, maka Meksiko memiliki ruang untuk serangan balik. 

Ketika ini mengenai masalah operan, lanjutnya, para pemain sedikit lalai, yang tidak familiar ketika dia melihat ke tim ini. Sang pelatih pun mengatakan, mereka harus mampu berkonsentrasi pada titik-titik kuat tim itu, dan harus mampu mengatasinya dalam dua pertandingan terakhir.

Berita Lainnya
×
tekid