close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan

Setelah sejumlah tim besar pulang kampung, Spanyol secara mengejutkan harus ikut angkat koper dari ajang Piala Dunia 2018. Tuan rumah Rusia yang bermain begitu disiplin, memaksa juara dunia 2010 ini tak mampu mencetak gol hingga akhirnya mengakui kekalahan 4-3 dalam adu penalti.

Laga ini seharusnya menjadi laga mudah Spanyol untuk melenggang ke babak perempat final. Di atas kertas, Spanyol menempati peringkat 10 dalam rangking dunia FIFA karena kualitas para pemainnya. Sementara Rusia bercokol di peringkat 70. 

Seharusnya, Spanyol adalah Guliver yang pulang dari negeri Liliput dengan kenangan membanggakan. Namun nyatanya, modal besar yang dimiliki Spanyol tak mampu memberi makna pada akhir laga. Sang raksasa akhirnya tumbang oleh tim yang entah siapa dalam peta sepakbola dunia.

Spanyol memang lebih dulu memegang keunggulan. Namun hal itu terjadi karena kesalahan salah satu pemain bertahan Rusia, yang membobol gawangnya sendiri. Tim Berung Merah kemudian menyamakan kedudukan setelah Artem Dzyuba mengeksekusi penalti dengan baik, pascapelanggaran berupa hands ball yang dilakukan Gerard Pique. 

Sepanjang laga, Spanyol sebenarnya menguasai permainan. Statistik yang dirilis FIFA bahkan menyebut 75% bola dikuasai tim yang dijuluki La Furia Roja. Dalam catatan ESPN, Spanyol melakukan 1.056 operan dan 1.013 gocekan. Namun sayang bola hanya berputar-putar di kaki mereka tanpa penyelesaian berarti.

Para pemain Rusia yang tetap tenang menghadapi tekanan, berhasil membuat para pemain Spanyol frustasi karena kesulitan menembus jantung pertahanan. Permainan Spanyol memang lebih agresif setelah Andres Iniesta diturunkan. Namun nyatanya, mereka begitu kesulitan melakukan finishing touch ke arah gawang Rusia.

Di laga ini, penyerang garang sekelas Diego Costa bahkan kehilangan taji. Servis minim yang diberikan Jordi Alba dan Nacho Fernandez, menjadi salah satu penyebab, hingga akhirnya ia digantikan Iago Aspas pada menit 80.

Mantan bek Timnas Inggris dan kapten Manchester United, Rio Ferdinand mengatakan, tim yang dibesut Fernando Hierro itu tak punya strategi cadangan untuk menghadapi Rusia. Karenanya Ferdinan menilai wajar kekalahan yang membuat Spanyol tersingkir.

"Spanyol memang sukses menguasai bola, tapi ada saatnya bola harus dioper pada striker. Harus ada perubahan saat itu terkendala, tapi itu tak terjadi, karenanya Spanyol memang layak tersingkir," kata Ferdinand dikutip BBC.

Faktor kiper

Setelah bermain dalam kebuntuan selama 90 + 30 menit babak tambahan, laga berlanjut pada adu tos-tosan. Meski faktor ketenangan eksekutor sangat penting, namun peran kiper tentu tak bisa dinafikan.

Pertandingan ini terbukti menjadi ajang pembuktikan kedua kiper di lapangan. Tak disangka, Igor Akinfeev tampil begitu gemilang sehingga membenamkan David de Gea yang merupakan kiper terbaik Premier League.

Dalam drama adu penalti, Akinfeev berhasil menepis tembakan yang diarahkan Koke. Ia juga melakukan penyelamatan cantik atas sepakan Iago Aspas, yang membuat Stadion Luzhniki bergemuruh kencang oleh luapan kegembiraan fans tuan rumah yang untuk pertama kalinya melangkah ke perempat final.

Sementara De Gea, gagal total menepis empat sepakan para pemain Rusia. Sepanjang Piala Dunia 2018, De Gea memang mencatat rekor buruk dengan enam kali kebobolan dari tujuh tembakan yang mengincar gawangnya.

img
Gema Trisna Yudha
Reporter
img
Gema Trisna Yudha
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan