sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Maroko mengerikan Portugal

Bintang Chelsea Hakim Ziyech tidak mengambil sepeser pun uang dari bonusnya bersama Tim Nasional.

Arpan Rachman
Arpan Rachman Jumat, 09 Des 2022 16:31 WIB
Maroko mengerikan Portugal

Sejauh ini, tiada yang lebih indah di Piala Dunia 2022 daripada kejutan besar Maroko mengalahkan Spanyol di 16 Besar. Lewat adu penalti di Education City Stadium di Al Rayyan, Qatar, kiper Yassine Bounou mementahkan dua tendangan. Satu lagi eksekutor Spanyol membentur tiang gawang.

Skor 3-0 telaknya seperti kedudukan akhir dari permainan terbuka bukan hasil tos-tosan. Maroko pun menjadi tim Afrika keempat yang menjangkau perempatfinal Piala Dunia setelah Kamerun 1990, Senegal 2002, dan Ghana 2010.

Dulu, Kamerun '90 ditekuk Inggris 2-3 sampai perpanjangan waktu. Senegal '02 ditundukkan Turkiye 0-1 dalam aturan sudden death, juga di babak tambahan. Ghana '10 dikandaskan Uruguay 2-4 lewat adu penalti.

Bagaimana Maroko lepas dari sejarah gagal wakil Afrika yang akan terganjal Portugal?

Jawabnya mungkin kemurahan hati. Tulusnya niat baik yang tertulis di langit ketujuh.

Bintang Chelsea Hakim Ziyech tidak mengambil sepeser pun uang dari bonusnya bersama Tim Nasional. Dia memberikan semuanya untuk amal bagi mereka yang membutuhkan di Maroko. Dia telah mendapatkan bonus lebih dari 15 juta Dalasis ($300.000) sejak turnamen Qatar 2022 dipeluitkan.

Ziyech lahir di Belanda, namun ia memilih Maroko, negara asal ibunya. Legenda Oranje Marco Van Basten pernah menyebutnya "anak bodoh".

"Akar saya ada di sana (Maroko), ayah saya dimakamkan di sana dan orang-orang sangat menyukai saya di sana," kata Ziyech.

Gelandang kidal Ziyech menjadi duo dari lima kunci kesuksesan mereka, selain Bounou yang mantap menjaga gawang. Trio kunci lainnya: bek kanan tangguh Achraf Hakimi, kapten kesebelasan Romain Saiss disiplin mengawal jantung pertahanan, jenderal tegas lapangan tengah Sofyan Amrabat, dan gelandang bertenaga kuda Azzedine Ounahi.

Trek FIFA mencatat jarak berlari Ounahi 14,71 kilometer selama 120 menit, terjauh dari semua pemain. Ia juga menerapkan tekanan defensif yang terbanyak di antara 22 orang di lapangan saat laga Maroko versus Spanyol, 97 kali. Selain itu, rajin membuka ruang ketika menerima 58 operan bola dalam pertandingan ini.

Kinerja Ounahi membuat pelatih Spanyol, Luis Enrique, memujinya sebagai pemain terbaik pertandingan tersebut. Kekuatan vital di lini tengah Maroko yang sebelumnya tak pernah dia waspadai.

Tapi hanya rehat empat hari, sanggupkah Ounahi mempertahankan performanya?

Sementara Amrabat -- sebagaimana Ziyech -- lahir dan dibesarkan di Belanda. Tak heran bila jersey timnasnya diawali dari seragam Belanda U15. Ia kuat bertarung seperti singa dalam duel di setiap jengkal sentral lapangan.

Saiss 11 kali merebut kembali bola yang hilang. Hakimi paling sering, sampai 12 upaya, melakukan tekanan langsung kepada lawan. Bounou membuat 14 penyelamatan krusial.

Di depan kaki Maroko, kualitas Portugal lebih variatif ketimbang Spanyol. Tim Matador hanya mengandalkan arus umpan yang mengalir deras. Tanpa otak kreatif di era gemilang tiki taka, sebutlah duet Andreas Iniesta dan Xavi Hernandes, maka jangkar Sergio Busquets kehilangan teman sejalan.

Awasan paling serius Maroko harus berfokus pada kelincahan individual Portugal, terutama jika Cristiano Ronaldo kembali dicadangkan. Pelatih Fernando Santos agaknya sudah paham bahwa ego Ronaldo lebih besar dari 10 pemain lain. Ia pasti sudah menyimak analisis Jose Mourinho soal egoisme bintang yang merasa lebih bersinar dibandingkan reputasi kesebelasan. Dan itu membuat juara Eropa 2016 tersendat.

Tanpa CR7, trio serang Bruno Fernandes, Joao Felix, dan Goncalo Ramos tampil lepas liar, keluar dari bayang-bayang yang selalu menghantui mereka.

Ramos sampai 5 kali mencoba cetak gol ketika menghadapi Swiss di 16 Besar, tentu tanpa khawatir dirinya diomeli Ronaldo. Karena enteng bebannya, Ramos pun mau bermanuver 63 kali lari cepat jarak pendek. Bayangkan kalau Ronaldo juga hadir di lapangan sambil mengomel, Ramos bisa malas-malasan mengejar bola.

Absennya CR7, skuad Portugal lebih bersemangat. Pivot Bernando Silva efektif membantu pertahanan dengan 72 kali tekanan defensif. Gelandang tengah William mampu berlari 11,55 km. Pemain pengganti Vitinha tak segan ngebut dengan kecepatan rerata 8,06 km per jam. Kiper Costa sukses menggagalkan 31 upaya lawan mematahkan barisan belakangnya.

Kombinasi sayap menjadi senjata mematikan, terlebih bila Rafael Leao sudah masuk lapangan. Dribel, gocekan, dan wallpass akan dimaksimalkan Portugal seraya meminimalisir peragaan umpan-umpan panjang.

Gerak langkah trio Fernandes, Felix, dan Ramos yang tangkas berkelit tapi seakan membelit lawan akan menyusahkan bek kanan-kiri Maroko: Hakimi dan Noussair  Mazraoui. Apalagi jika pertolongan pertama tidak segera datang dari Ounahi, Amrabat, Nayef Aguerd, dan Selim Amallah.

Menariknya, dalam pertandingan Maroko kontra Spanyol lalu, pelatih Walid Regragui terkesan menjiplak taktik Hervé Renard di Piala Dunia 2018. Sewaktu Renard masih membesut Maroko menghadapi Portugal di fase grup yang berakhir kalah tipis 0-1.

Ia memasang formasi 4-3-3 palsu karena yang merumput aslinya 4-5-1. Regragui mendisiplinkan sebelas nomor pilihannya agar menunggu dan bertahan.

Sama persis, strategi antara 2018 dan 2022. Saat itu, Singa Atlas hanya kecolongan sekali di Luzhniki Stadium. Gol sundulan Ronaldo menyambut sepak pojok. Asis itu dipoles lebih dulu lewat trik kecil dengan kombinasi dua sentuhan bola pendek antara dua pengumpan di sudut lapangan.

Tapi tinggal dua pemain sisa generasi Rusia 2018 yang menghuni tim inti: Ziyech dan Hakimi. Sedangkan Noureddine Amrabat telah digantikan adiknya, Sofyan, yang menjadi satu dari empat pemain cadangan pada turnamen empat tahun lalu. Kiper cadangan Bounou, Saiss kini kapten, dan striker Youssef En Nesyri juga kini berganti peran menjadi andalan.

Artinya, Maroko perlu melekatkan konsentrasi pada kombinasi sentuhan pendek antara dua pengumpan Portugal di sudut lapangan. Trik itu berhasil melonggarkan barisan yang berjaga di tengah, jantung pertahanan. Pelajaran berharga untuk Maroko atau mereka jadi keledai ceroboh tersandung di lubang yang sama.

Berita Lainnya
×
tekid