sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Piala Dunia U-17: Duel duo Afrika Mali vs Maroko akan adu penalti lagi?

Laga sengit ini akan dimenangkan oleh tim yang lebih kuat sebagai unit. Atau bisa jadi akan terjadi adu penalti lagi.  

Arpan Rachman
Arpan Rachman Sabtu, 25 Nov 2023 15:49 WIB
Piala Dunia U-17: Duel duo Afrika Mali vs Maroko akan adu penalti lagi?

Babak sistem gugur fase kedua Piala Dunia U-17 Indonesia 2023 hampir berakhir. Dua tempat semifinal terakhir akan dikonfirmasi pada hari Sabtu (25/11).

Pertandingan antarnegara Afrika akan melengkapi fase perempat final, saat Mali menghadapi Maroko dengan sejarah yang dipertaruhkan bagi keduanya. Mali mengincar lolos ke empat besar untuk turnamen ketiga berturut-turut. Sementara Maroko berharap bisa mencapai sana untuk pertama kalinya.

Ini kali pertama Mali dan Maroko bertemu di laga Piala Dunia U-17. Namun kedua tim baru saja bertemu baru-baru ini, mereka saling berhadapan di semifinal Piala Afrika (AFCON) U-17 2023, awal tahun ini. Kala Maroko menang 6-5 dalam adu penalti setelah bermain imbang 0-0.

Jika Maroko mencapai semifinal, mereka akan menjadi tim Afrika ketujuh yang mencapai prestasi tersebut setelah Nigeria, Ghana, Mali, Pantai Gading, Burkina Faso, dan Guinea.

Vitalitas permainan niscaya ditunjukkan dua kunci pada posisi tengah dan ujung belakang. Sekou Kone, gelandang bertahan asal klub Guidars FC, dari Mali. Taha Benrhozil, kiper binaan Mohammed VI Football Academy, milik Maroko. Keduanya tentu paling bekerja keras daripada pemain lainnya.

Sekou Kone, salah satu dari beberapa pemain yang menonjol di tim Mali yang sangat mengesankan di mana para penyerangnya paling menarik perhatian. Itu tidak mengherankan setelah mereka mencetak 13 gol dari empat pertandingan pertama. Namun Kone memiliki pengaruh besar di lini tengah.

Bukan hanya seorang atlet hebat yang mampu menguasai area luas, pemain berusia 17 tahun ini juga sangat mahir dalam menguasai bola -- teknik menyepak bolanya saat menyebarkan umpan-umpan panjang dan memindahkan alur permainan sangat menyenangkan untuk ditonton. Keterampilan posisional yang luar biasa memungkinkan dia mengantisipasi lintasan bola lebih awal untuk intersepsi.

Meski kalah 0-1 melawan Spanyol (satu-satunya kekalahan Mali), Kone menunjukkan bahwa ia sama-sama siap ketika tempo permainan ditingkatkan beberapa level. Melawan tim Tiki Taka, salah satu favorit pra-turnamen, gelandang bertahan yang bebas gerak ini mencatatkan tidak kurang dari sembilan tekel. Sementara kemampuannya dalam memberikan umpan-umpan yang dalam membuatnya juga melakukan tiga umpan kunci. Prospek menarik ini kabarnya akan bergabung dengan RB Salzburg saat berusia 18 tahun.

Sponsored

Untuk kekurangan tinggi badan yang mungkin dimiliki kiper Maroko, Taha Benrhozil, ia mengimbanginya dengan refleks yang spektakuler, pergerakan yang tepat waktu, dan, yang paling penting, karakternya yang istimewa. Pada usia 17 tahun, Benrhozil menunjukkan profil yang jarang namun menyegarkan sebagai seorang penjaga gawang saat ia bermain dengan risiko tinggi dan temperamen yang luar biasa.

Meski gayanya mungkin tidak sesuai dengan selera semua orang, melihat kiper remaja berimprovisasi dan tetap berpegang pada gaya flamboyannya menjadi hal yang jarang terjadi. Kalau gagal melakukan intersepsi udara -- terutama karena tinggi badannya yang relatif pendek -- hal itu tidak terlalu mengganggunya. Sebaliknya, pemain nomor satu yang refleksnya secepat kilat ini bangkit kembali untuk bersiap menghadapi apa pun yang mungkin terjadi. Seperti yang sudah tertulis di bintang, Benrhozli juga ditakdirkan menjadi pahlawan Maroko saat dia menyelamatkan penalti penentu yang membuat tim Afrika Utara mengalahkan Iran (melalui adu penalti) di babak sistem gugur 16 Besar.

Menimbang hasil akhir di AFCON U-17 sebelumnya, kedua kesebelasan bertarung ketat. Laga sengit ini akan dimenangkan oleh tim yang lebih kuat sebagai unit. Atau bisa jadi akan terjadi adu penalti lagi.  

Berita Lainnya
×
tekid