sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Sedihnya nasib pelatih kiper klub Malaysia harus jual medali demi hidup

“Soal medali itu, saya bertekad menjualnya. Kalau ada yang berminat bisa menghubungi saya,” kata Jamsari.

Fitra Iskandar
Fitra Iskandar Kamis, 04 Jan 2024 17:32 WIB
Sedihnya nasib pelatih kiper klub Malaysia harus jual medali demi hidup

Jamsari Sabian yang musim lalu menjabat sebagai pelatih kiper Kelantan United baru-baru ini menarik perhatian karena hampir menjual medalinya secara daring.

Setelah awalnya tidak menerima gaji selama lima bulan, Jamsari terpaksa melelang medali penghargaannya senilai RM300K (setara Rp100 juta lebih).

Dalam postingan Facebooknya, ia bertanya kepada para penggemar apakah mereka tertarik untuk membeli medali yang ia menangkan selama bersama MPPJ FC (Petaling Jaya Municipal Council Football Club) antara tahun 2001 dan 2004, untuk mendukung penghidupannya saat ini.

Klubnya, Kelantan United, belum membayarnya untuk pekerjaannya sebagai pelatih penjaga gawang tim musim lalu. Namun jualan medali itu akhirnya tidak perlu karena dia diberitahu akan menerima pembayaran secara mencicil.

“Saya sangat ingin menjual medali tersebut seharga RM30.000 karena alasan utamanya adalah gaji. Tidak ada gaji selama lima bulan. Tapi, syukurlah Kelantan United membayar untuk Agustus dan September kemarin. Sisanya Oktober, November, dan Desember,” ujarnya kepada Sukan Sinar.

“Mereka juga sudah memberikan nota pembayaran yang akan lengkap pada 31 Januari. Jadi, saya berdoa agar klub menepati janjinya dan segala urusan klub dimudahkan,” imbuhnya dikutip The Rakyat Post.

Meski begitu, mantan kiper Selangor itu tetap bersedia menjual medali tersebut kepada pihak mana pun yang berminat membelinya.

“Soal medali itu, saya bertekad menjualnya. Kalau ada yang berminat bisa menghubungi saya,” kata Jamsari.

Sponsored

Medali yang dilelang Jamsari merupakan medali masa kejayaannya bersama MPPJ. Medali tersebut merupakan hasil karyanya menjuarai Piala Malaysia, Sumbangsih Cup, Piala FAM, dan Premier League Malaysia pada tahun 2001 hingga 2004.

Terjual habis koleksinya

Namun, ini bukan pertama kalinya Jamsari terpaksa melelang kepingan-kepingan masa kejayaannya guna menunjang kehidupannya saat ini.

Sebelumnya, ia pernah menjual koleksi medali yang diraihnya bersama Selangor pada tahun 2005 kepada netizen secara online dengan alasan yang sama.

Penjaga gawang profesional

Jamsari sebelumnya adalah penjaga gawang beberapa klub nasional sepak bola Negeri Jiran. Pada tahun 2000, dia menjadi bagian dari klub Kuala Lumpur FC.

Pada tahun 2001 hingga 2004, ia kemudian menjaga gawang MPPJ dan menjadi bagian dari kemenangan gemilang tim – menjuarai Piala Malaysia, Sumbangsih Cup, Piala FAM, dan Malaysia Premier League.

Dia kemudian mengabdi di Selangor FA, Kedah FA, dan Selangor Proton dari tahun 2005 hingga 2008. Di level internasional, gawang Selangor FA dia kawal pada dua laga AFC Cup 2006: tandang versus Hurriyya SC Maladewa dengan kekalahan 1-3 dan kemenangan kandang dari Happy Valley Hong Kong 4-3.

Setelah memenangkan lebih dari 10 gelar juara selama delapan tahun sebagai pemain sepak bola profesional, Jamsari menjual medali yang diraihnya di masa kejayaannya karena kesusahan keuangan. Ia berharap bisa menjual medali yang telah ia bantu raih di era keemasan MPPJ FC.

“Melepaskan medali MPPJ FC saya dari tahun 2001 hingga 2004. Saya ingin menutupi gaji yang tidak saya terima selama empat bulan, jadi saya harus melepaskan medali tersebut,” tulisnya dalam postingan Facebook pada Minggu (31/12).

MPPJ FC memenangkan Piala Malaysia pada tahun 2003, serta Premier League Malaysia dan Piala Sultan Haji Ahmad Shah, juga dikenal sebagai Sumbangsih Cup, pada tahun 2004.

Jamsari, yang pensiun secara profesional pada tahun 2008, mengaku masih bertekad menjual medali tersebut untuk mendapatkan uang tambahan

Mantan pemain tersebut mengaku agak sedih dengan situasi gaji luar biasa yang terus menimpa para pemain dan kompetisi sepak bola Malaysia.

“Saya sebenarnya tidak mau mempermasalahkan hal-hal seperti ini karena saya pensiun karena masalah seperti ini. Tapi ketika saya kembali menjadi [pelatih] sepak bola, isu-isu tersebut masih sering terjadi. Ini tidak baik untuk industri sepak bola kita,” katanya.(therakyatpost,says,transfermarkt)

Berita Lainnya
×
tekid