Ganjar penuhi kriteria pemimpin versi Jokowi
Ganjar sudah terbukti berani dan merakyat. Contoh keberanian, ketika menindak pungli-pungli di jembatan timbang.

Bakal calon presiden Ganjar Pranowo dinilai memenuhi kriteria pemimpin versi Presiden Joko Widodo (Jokowi). Prestasi Ganjar dianggap sudah terbukti memimpin Jawa Tengah.
“Ya jelas kriteria-kriteria itu ada di Mas Ganjar. Beliau sudah terbukti berani dan merakyat. Contoh keberanian, ketika menindak pungli-pungli di jembatan timbang. Beliau tidak ada beban sama sekali,” kata juru bicara Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Achmad Baidowi, Jumat (18/8).
Pria yang akrab disapa Awiek ini menuturkan, Ganjar memiliki stamina dan fisik yang bagus.
“Jadi kalau hanya maraton, baik maraton secara arti yang sebenarnya ataupun arti kiasan itu bukan sesuatu yang baru bagi Mas Ganjar,” tuturnya.
Dia memberikan contoh, maraton secara fisik memerlukan stamina yang kuat.
“Lari panjang termasuk stamina dalam memimpin minimal satu periode selama lima tahun itu kan butuhkan napas panjang. Itu bukan hal yang baru bagi Mas Ganjar, semua (kriteria, red) ada di Mas Ganjar itu,” pungkasnya.
Diketahui, Presiden Jokowi menekankan pentingnya seorang pemimpin memiliki kepercayaan publik sebagai salah satu faktor penentu keberhasilan suatu kebijakan. Menurutnya, tantangan di masa mendatang tidak mudah sehingga membutuhkan keberanian dan kepercayaan seorang pemimpin untuk mengambil keputusan yang sulit dan tidak populer.
“Ini adalah modal politik dalam memimpin sebuah bangsa besar seperti Indonesia,” ujar Presiden saat menyampaikan pidato kenegaraan di Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Rabu (16/8).
Jokowi menilai, figur pemimpin yang dibutuhkan Indonesia yakni dapat meneruskan tongkat estafet kepemimpinan. Tujuannya, untuk mencapai Indonesia Emas.
"Karena yang dibutuhkan itu adalah napas yang panjang, karena kita tidak sedang jalan-jalan sore, kita juga sedang tidak lari sprint, tetapi yang kita lakukan harusnya adalah lari marathon untuk mencapai Indonesia Emas," tandasnya.

Derita jelata, tercekik harga pangan yang naik
Senin, 21 Feb 2022 17:25 WIB
Menutup lubang “tikus-tikus” korupsi infrastruktur kepala daerah
Minggu, 13 Feb 2022 15:06 WIB
Segudang persoalan di balik "ugal-ugalan" RUU IKN
Minggu, 23 Jan 2022 17:07 WIB
Ketika relawan capres saling beralih dukungan
Selasa, 26 Sep 2023 06:36 WIB
Modal kearifan lokal BPR di tengah arus digitalisasi
Senin, 25 Sep 2023 20:17 WIB