sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Slank, Rhoma, dan Dewa-19 di pusaran Pilpres 2024

Ganjar mendaratkan dukungan dari Slank, Anies merayu Rhoma, sedangkan Prabowo didukung penuh Dewa-19.

Kudus Purnomo Wahidin
Kudus Purnomo Wahidin Minggu, 28 Jan 2024 06:49 WIB
Slank, Rhoma, dan Dewa-19 di pusaran Pilpres 2024

Hengkangnya politikus PDI-Perjuangan Maruarar Sirait tak bikin Wakil Direktur Representatif Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD (Ganjar-Mahfud)  Charles Honoris khawatir. Charles meyakini aksi pindah sekoci Ara, sapaan akrab Maruarar, tak akan berdampak signifikan. 

Deklarasi dukungan dari band Slank kepada Ganjar-Mahfud jadi salah satu faktor yang membuat Charles optimistis. Jika dibandingkan dengan kepergian Ara, menurut Charles, kehadiran Slank jauh lebih signifikan memberikan dampak elektoral. 

"Grup band legendaris ini memiliki lebih dari empat juta pendukung fanatik. Jika Prabowo-Gibran dapat Maruarar, maka kami dapat Slank," kata Charles dalam siaran pers yang diterima Alinea.id, Sabtu (20/1) lalu. 

Hari itu, Slank memang resmi mendeklarasikan dukungan terhadap Ganjar-Mahfud. Deklarasi digelar bersama para Slankers di Potlot Studio, Kalibata, Jakarta Selatan. Ganjar dan Mahfud turut menghadiri deklarasi tersebut. 

Sekira beberapa hari sebelumnya, Ara mendeklarasikan dukungan terhadap Prabowo-Gibran. Langkah Ara diikuti sejumlah kader Taruna Merah Putih (TMP). Didirikan oleh Ara, TMP ialah salah satu sayap partai PDI-P. Ara pernah menjabat sebagai ketum di organisasi tersebut. 

Charles menghormati keputusan Ara. Menurut dia, politikus pindah kubu merupakan hal biasa. Meski begitu, ia menegaskan seorang politikus juga seharusnya memegang teguh nilai-nilai demokrasi dan menjauhi praktik-praktik kolusi dan nepotisme. 

"Seperti telah ditunjukkan Slank dengan mendukung Ganjar-Mahfud karena grup band terbesar di Indonesia itu juga mendukung nilai-nilai demokrasi," kata politikus PDI-P itu. 

Upaya menggaet musikus dengan basis massa yang besar tak hanya dilakukan kubu Ganjar-Mahfud saja. Saat Ganjar-Mahfud menghadiri deklarasi dukungan dari Slank, calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan bertandang ke markas Soneta, band yang dirintis raja dangdut Rhoma Irama di Depok, Jawa Barat. 

Sponsored

Kepada juru warta, Anies mengaku menyambangi Rhoma untuk minta doa restu. Menurut Anies, Rhoma adalah musikus legendaris yang telah membawa musik dangdut mendunia. 

"Jadi kami merasa bersyukur, kami dalam situasi di mana kami mendapat amanat mengikuti kontestasi, menjadi salah satu peserta, hadir ke sini untuk mendapatkan nasihat dan doa restu," kata mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.

Rhoma mengapresiasi kedatangan Anies ke markas Soneta. Ia berpesan agar Anies turut menjaga agar pemilu berlangsung damai. Namun, saat ditanya wartawan mengenai dukungan kepada Anies, Rhoma tak memberikan jawaban lugas. "Pak Anies kan sudah di sini," kata Rhoma.

Kubu Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) sudah lebih dulu mendaratkan dukungan dari Dewa-19. Dalam sebuah jumpa pers di Surabaya, Jawa Timur, Desember lalu, pentolan Dewa-19 Ahmad Dhani mengumumkan mayoritas penggawa Dewa-19 sepakat mendukung Prabowo-Gibran. 

"Yang agak berbeda (salah satu vokalis Dewa-19) Virzha. Tahun 2014 dukung Prabowo. Tahun ini enggak mendukung. Jadi, dia enggak ikut kampanye bersama Dewa-19," kata Dhani. 

Dhani sudah mendukung Prabowo sejak 2019. Saat ini, Dhani berstatus sebagai kader Partai Gerindra. Mulan Jameela, istri Dhani, juga merupakan kader Gerindra. Pada pemilu kali ini, Dhani tercatat sebagai caleg DPR RI untuk daerah pemilihan Surabaya-Sidoarjo.

Tak hanya deklarasi, dukungan band-band papan atas Indonesia itu diwujudkan lewat aksi panggung. Selama beberapa pekan terakhir, Dewa-19 rutin menghibur penonton dalam ajang kampanye Prabowo-Gibran di berbagai daerah. 

Slank pun demikian. Sehari setelah mendeklarasikan dukungan, Slank menemani Ketum PDI-P Megawati Soekarnoputri dan Ganjar dalam kampanye akbar di Bandung, Jawa Barat, Minggu (22/1). Slank juga dijadwalkan "mengawal" Ganjar dalam kampanye di berbagai daerah lainnya. 

Calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto menghadiri kampanye akbar di Provinsi Kepulauan Riau, Januari 2014. /Foto Instagram @prabowo

Dongkrak elektabilitas? 

Sosiolog dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Asep Suryana menilai dukungan kelompok musik legendaris terhadap para paslon di Pilpres 2024 tak serta-merta berdampak pada elektabilitas. Menurut dia, hanya Rhoma yang punya kekuatan untuk mempengaruhi pilihan politik para penggemarnya. 

"Rhoma Irama punya posisi unik karena dia bukan semata-mata (menjalin) hubungan antara musisi dengan penggemarnya saja. Tetapi, dia itu semacam mubalig dan ada ikatan moral dengan penggemarnya," kata Asep kepada Alinea.id, Jumat (26/1).

Slank dan para Slankers atau para pecinta Slank, kata Asep, tak punya hubungan "seakrab" Rhoma dengan para penggemarnya. Namun, Asep berpandangan Bimbim dan personel Slank lainnya bisa mempengaruhi orientasi politik Slankers jika mampu membangun narasi protes terhadap rezim.  

"Hubungan antara Slank dengan Slankers itu dalam kerangka karakter protes. Kalau tidak ada narasi semacam itu yang dikomodifikasi, enggak akan bisa. Kalau di dalamnya ada unsur protes, semisal protes politik dinasti, protes netralitas aparat, protes terhadap politisasi bantuan finansial, baru bisa linier," ucap Asep. 

Jika dibandingkan dengan para penggemar Rhoma dan Slank, menurut Asep, pecinta Dewa-19 atau Baladewa bakal lebih sulit dipengaruhi Dhani dan kawan-kawan. Asep menyebut hubungan antara Dewa-19 dan Baladewa lebih pada urusan hiburan saja. 

"Dewa-19 para penggemarnya adalah masyarakat menengah kota yang berkarakter individu otonom. Mereka enggak memberi efek besar kepada kandidat yang cenderung didukung personel Dewa-19," jelas Asep. 

Senada, analis politik dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Idil Akbar menyebut deklarasi dukungan dari Rhoma Irama, Dewa-19, dan Slank belum tentu dapat mempengaruhi penggemarnya dalam urusan politik. Sejauh ini, belum ada riset yang menunjukkan dukungan musisi terhadap kontestan pilpres memiliki efek elektoral yang signifikan. 

"Soal pilihan itu, tidak bisa kita paksa. Tidak bisa juga kita lihat bahwa dukungan (penggemar) itu tegak lurus dengan (kandidat) yang dipilih oleh band-nya.  Jadi, memang betul pada 2014 Slank mendukung Pak Jokowi. Tetapi, tidak ada ukuran yang pasti menunjukkan bahwa suara besar Jokowi itu diperoleh dari penggemar musik," kata Idil kepada Alinea.id, Jumat (26/1).

Jika ukurannya basis penggemar, Idil menilai Rhoma unggul ketimbang Slank dan Dewa-19. Pecinta musik dangdut jumlahnya sangat besar di Indonesia. Musik dangdut juga mengakar kuat di masyarakat kelas bawah. "Kalau melihat dari kesukaan itu, Rhoma Irama punya kelebihan," imbuh Idil.

Slank memiliki segmen penggemar yang cukup kuat di generasi perkotaan kelahiran 90-an. Adapun Dewa-19 cenderung digemari generasi remaja pada era tahun 2000-an. "Tapi, belum tentu terpengaruh juga para penggemar oleh musisi dan band besar ini," jelas Idil. 

Meski begitu, bukan berarti musikus dan band legendaris tak punya peran dalam menyokong para kandidat di Pilpres 2024. Menurut Idil, kehadiran Rhoma, Slank, dan Dewa-19 bisa menambah daya tarik kandidat saat menggelar kampanye di daerah.

"Tidak sedikit pula masyarakat yang semula masa bodo terhadap kontestan, namun menjadi terorganisir karena terhibur dari musisi yang tampil saat kampanye. Tetapi, itu kembali ke masyarakat," jelas dia. 

 

Berita Lainnya
×
tekid