close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Foto: Pixabay
icon caption
Foto: Pixabay
Peristiwa
Jumat, 11 Juli 2025 08:53

Cara menangani anak yang sedang berbohong

Bagaimana membentuk anak yang jujur? Ini beberapa cara yang bisa dicoba sehari-hari di rumah.
swipe

Setiap orangtua pasti ingin punya anak yang terbuka dan jujur. Tapi kenyataannya, banyak juga yang kaget saat tahu anaknya mulai berbohong. Apakah ini pertanda buruk? Apakah si kecil sedang berubah jadi anak nakal?

Sebenarnya, berbohong pada anak bukan selalu tanda masalah besar. Di usia tertentu, anak memang sedang belajar memahami mana yang benar dan mana yang salah. Justru, momen seperti ini bisa jadi kesempatan emas untuk menanamkan nilai kejujuran dengan cara yang lembut dan penuh kasih.

Jujur itu dipelajari, bukan otomatis
Anak-anak tidak langsung tahu bahwa kejujuran itu penting. Mereka perlu melihat, mendengar, dan merasakan langsung bahwa berkata jujur itu baik dan aman. Maka, tugas orangtua bukan hanya menuntut kejujuran, tapi juga membimbing dan memberi contoh nyata.

Misalnya, saat anak menumpahkan susu, ketimbang bertanya, “Kamu yang tumpahin ya?”—yang bisa membuat anak panik dan akhirnya berbohong—cobalah katakan, “Wah, ada susu tumpah. Yuk, kita bersihkan bareng.”

Tanpa sadar, pendekatan seperti ini memberi ruang bagi anak untuk jujur tanpa takut dihukum.

Bagaimana membentuk anak yang jujur?
Berikut beberapa cara yang bisa dicoba sehari-hari di rumah:

1. Ngobrol dari hati ke hati
Ajak anak bicara santai soal kejujuran. Tanyakan, “Kalau kamu dibohongi teman, gimana rasanya?” atau “Menurutmu, kalau orang bohong ke guru, apa yang bisa terjadi?”

Dengan cara ini, anak diajak berpikir tanpa merasa digurui.

2. Jangan Buru-buru Menyalahkan
Saat anak kecil mulai berbohong, apalagi dengan cerita khayalan seperti, “Bonekaku yang mecahin vas bunga,” — jangan langsung marah. Balas saja dengan candaan: “Wah, bonekanya kuat banget, ya.”
Lewat obrolan ringan seperti ini, anak akan merasa aman untuk akhirnya mengakui kebenaran.

3. Apresiasi saat anak jujur
Kalau anak berani bilang yang sebenarnya, meski ia tahu bisa dimarahi, berikan penghargaan.

Misalnya: “Ibu bangga kamu cerita apa adanya. Kita selesaikan sama-sama, ya.”

Itu akan jadi pengalaman positif yang membekas.

4. Tunjukkan bahwa orangtua juga bisa salah
Anak-anak belajar dari melihat. Saat kita mengakui kesalahan kita sendiri—“Tadi ayah lupa bayar parkir, jadi ayah kembali ke sana”—anak akan tahu bahwa kejujuran itu bukan kelemahan, tapi kekuatan.

Cerita Imajiner? Bukan Berarti Bohong
Untuk anak balita, membedakan khayalan dan kenyataan memang belum sempurna. Kalau mereka bilang, “Tadi aku lihat dinosaurus di taman,” jangan langsung potong, tapi tanggapi dengan, “Wah, seru banget ceritanya! Mau kita gambar dinosaurusnya bareng?”

Dengan begitu, kita mendukung kreativitasnya, tapi tetap membantu mereka membedakan dunia nyata dan dunia khayal.

Kalau Anak Memang Sengaja Berbohong…
Terkadang, anak berbohong karena takut dimarahi, ingin menghindari hukuman, atau ingin mendapat sesuatu. Kalau ini terjadi, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan:

Jelaskan kenapa berbohong itu tidak baik, dan buat aturan sederhana di rumah soal kejujuran.

Pisahkan antara kesalahan dan kebohongan. Misalnya, kalau anak menggambar di dinding dan berbohong, tangani dua hal itu secara terpisah.

Bicara dengan tenang, bukan dengan marah. Katakan misalnya: “Mama sedih karena kamu bohong. Mama lebih senang kalau kamu cerita yang sebenarnya.”

Hindari menyebut anak “pembohong”. Sebutan ini bisa melekat dan malah membuat anak makin enggan berkata jujur. Lebih baik katakan, “Biasanya kamu suka cerita yang jujur, kok. Tapi soal ini, Mama bingung kenapa kamu tidak bilang terus terang.”

Ciptakan ruang aman untuk kejujuran
Kadang anak berbohong karena merasa tidak punya pilihan lain. Mungkin karena takut dihukum, atau karena merasa tidak didengar.

Maka, penting bagi orangtua untuk menciptakan suasana yang membuat anak merasa boleh salah, boleh cerita, dan tetap dicintai. Puji kejujurannya, bantu ia mengakui kesalahan tanpa rasa malu, dan beri kesempatan untuk memperbaiki.

Waspadai kebohongan yang menyembunyikan masalah serius
Jika anak mulai berbohong tentang hal-hal besar—seperti merasa tidak aman di sekolah, atau menutup-nutupi hal yang membuatnya gelisah—waspadalah. Bisa jadi, ia sedang menghadapi tekanan besar.

Langkah pertama adalah: yakinkan anak bahwa ia aman untuk berkata jujur. Tunjukkan bahwa Anda siap mendengarkan dan mendampingi, apapun ceritanya.

Kejujuran butuh proses
Anak belajar jujur bukan dalam sehari. Kadang mereka akan mencoba-coba, kadang mereka salah langkah. Tapi jika orangtua terus memberi teladan, menciptakan suasana yang aman, dan membimbing dengan sabar—maka perlahan-lahan, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang terbuka dan jujur, bukan karena takut dihukum, tapi karena mengerti nilai dari kejujuran itu sendiri.(raisingchildren)

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan