close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi ayah dan anak./Foto Pixabay.com
icon caption
Ilustrasi ayah dan anak./Foto Pixabay.com
Sosial dan Gaya Hidup
Rabu, 23 Juli 2025 09:01

5 cara melatih anak menjadi “tahan banting” menghadapi hidup

Resiliensi atau ketahanan pada anak penting diajarkan di dunia yang serba tidak pasti ini.
swipe

Pentingnya resiliensi atau ketahanan pada anak adalah kemampuan mereka untuk bangkit kembali setelah mengalami kesulitan atau tekanan. Resiliensi membantu anak-anak mengembangkan keterampilan penting seperti mengatasi masalah, beradaptasi dengan perubahan, dan membangun hubungan yang positif, yang semuanya krusial untuk kesuksesan dan kesejahteraan mereka di masa depan. Berikut 5 cara untuk melatih anak memiliki resiliensi, dikutip dari Harvard Health.

Membangun koneksi yang hangat dan penuh empati dengan anak

Di tengah tantangan hidup, terutama saat situasi tidak menentu, penting bagi kita sebagai orang tua atau pengasuh untuk menjadi tempat yang aman bagi anak. Berikan mereka ruang untuk berbagi pikiran dan perasaannya tanpa rasa takut dihakimi. Dengarkan dengan empati dan pikiran terbuka, karena kehadiran Anda yang hangat bisa menjadi penenang bagi hati mereka.

Bantu anak mengenali dan menyebutkan emosi yang mereka rasakan. Ajak mereka menjelajahi apa yang mungkin memicu perasaan tersebut, lalu hubungkan dengan keterampilan koping yang bisa mereka gunakan. Validasi emosi mereka—yakinkan bahwa tidak apa-apa merasa takut, marah, sedih, atau bingung.

Tanyakan apa yang ingin mereka ketahui. Sampaikan fakta sesuai usia dan tingkat perkembangan mereka. Jika Anda tidak tahu jawabannya, katakan bahwa kalian bisa mencarinya bersama. Ini membantu mereka merasa dihargai dan tidak sendirian.

Melatih keterampilan mengelola emosi

Dorong anak untuk mencoba memecahkan masalah, baik yang besar maupun kecil. Anda bisa berbagi bagaimana Anda sendiri mengatasi tantangan dalam hidup. Mungkin mereka bisa menemukan solusi mereka sendiri, atau belajar dari Anda.

Latih kemampuan menenangkan diri lewat aktivitas sederhana: tarik napas dalam-dalam bersama, peluk hewan peliharaan, sebutkan hal-hal yang mereka syukuri, atau tonton video yang menyenangkan. Aktivitas ini bisa jadi alat untuk meredakan stres.

Ajak anak untuk fokus pada saat ini. Ingatkan bahwa masa lalu tak bisa diubah dan masa depan belum tentu terjadi seperti yang kita pikirkan. Inilah esensi dari mindfulness—hadir sepenuhnya di masa kini untuk mengurangi rasa cemas dan pikiran negatif.

Menanamkan pola pikir yang sehat dan fleksibel

Bantu anak menerima bahwa ketidakpastian adalah bagian dari hidup. Ajarkan bahwa kita tetap bisa bergerak maju meski situasi tidak pasti. Fokuslah pada hal-hal yang masih bisa dikendalikan.

Berikan contoh nyata bagaimana mereka bisa tetap melakukan sesuatu yang menyenangkan meski dalam keterbatasan. Apakah itu hobi yang mereka sukai, berbicara dengan teman, atau sekadar istirahat sejenak—semua itu tetap berharga.

Saat mereka merasa lelah atau putus asa, ingatkan bahwa ini adalah masa sulit yang tidak akan berlangsung selamanya. Ceritakan momen-momen sulit di masa lalu yang berhasil mereka lalui. Ini bisa memberi mereka harapan dan kekuatan

Menciptakan makna dan harapan bersama

Kembalilah pada nilai-nilai keluarga yang selama ini menjadi sumber kekuatan. Apakah itu keberanian, saling membantu, atau kebersamaan—biarkan anak merasa bangga menjadi bagian dari sesuatu yang berarti.

Ikut serta dalam kegiatan yang mempererat hubungan keluarga dengan komunitas, budaya, atau agama. Merasa menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar bisa membawa rasa aman dan harapan.

Rayakan momen-momen penting, meski dengan cara yang berbeda dari biasanya. Ciptakan ritual baru yang membahagiakan, yang akan terus dikenang anak Anda di kemudian hari. Soroti kekuatan dan perkembangan yang telah mereka tunjukkan selama masa sulit ini — tunjukkan bahwa mereka tumbuh dan tangguh.

Menjadi contoh dalam menghadapi tantangan

Anak-anak belajar dengan mengamati. Ketika Anda menunjukkan cara menghadapi kesulitan dengan keterampilan koping yang sehat, Anda tidak hanya menolong diri sendiri, tapi juga memberi mereka inspirasi untuk mencoba hal yang sama.

Bangun rutinitas yang konsisten di rumah. Struktur dan kebiasaan harian memberikan rasa aman dan normalitas, bahkan di tengah ketidakpastian.

Jangan lupa untuk menjaga kesehatan Anda sendiri. Pastikan cukup tidur, makan makanan bergizi, dan tetap aktif. Kesehatan fisik yang terjaga akan menunjang ketahanan mental Anda dan keluarga.

img
Kudus Purnomo Wahidin
Reporter
img
Fandy Hutari
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan