Polemik dugaan ijazah palsu yang menyeret Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) memasuki tikungan baru. Belum lama ini, politikus senior PDI-Perjuangan Beathor Suryadi mengungkap kemungkinan ijazah Jokowi dibuat di Pasar Pramuka, Salemba, Jakarta Pusat.
Dalam keterangan kepada wartawan, Jumat (13/6) lalu, Beathor mengatakan ijazah Jokowi bahkan pernah dilihat langsung oleh eks Gubernur Lemhannas dan tokoh PDI-P Andi Widjajanto saat pencalonan Jokowi untuk Pilpres 2014.
Menurut Beathor, Andi sempat kaget karena foto di semua ijazah Jokowi di berbagai tingkatan sama. “Andi saat itu belum sadar kalau dokumen yang dilihatnya adalah cetakan tahun 2012. Itu dipakai Jokowi saat mendaftar ke Pilgub DKI,” ujar Beathor.
Beathor mengklaim dokumen tersebut dicetak di Pasar Pramuka oleh Widodo, salah satu anggota tim inti Jokowi yang berasal dari Solo. Selain Widodo, tim Solo beranggotakan David dan Anggit. Mereka berkolaborasi dengan kader PDI-P DKI seperti Dani Iskandar, Indra, dan Yulianto.
Tim itu bekerja jelang pencalonan Pilgub DKI 2012. Beathor menyebut proses penyusunan dokumen administratif Jokowi dilaksanakan di sebuah rumah di Jalan Cikini No. 69, Menteng, Jakarta Pusat. “Dokumen itu disusun buru-buru di rumah Cikini," ujar dia.
Widodo, kata Beathor, tak diketahui jejaknya setelah Bambang Tri Mulyono menerbitkan "Jokowi Undercover" pada 2017. “Widodo sudah tidak bisa dilacak. Tapi, keterangan dari Dani Iskandar sangat kuat bahwa proses itu memang terjadi,” lanjutnya.
Tak hanya itu, Beathor juga melempar isu Pasar Pramuka sengaja dibakar pada akhir Desember 2024. Tujuannya untuk menghilangkan jejak ijazah Jokowi. Dalam kebakaran itu, 50 kios habis dilahap api. Satu orang tewas.
"Selalu menggunakan cara-cara seperti itu. Selalu bumi hangus, dibakar kemudian hilang," kata Beathor.
Sejak dulu, Pasar Pramuka dikenal sebagai tempat jasa pengetikan skripsi dan percetakan dokumen. Seiring waktu, beberapa kios di sana berubah fungsi menjadi tempat pembuatan dokumen palsu, mulai dari akta kelahiran, buku nikah, ijazah, hingga kartu identitas.
Dalam siniar di Youtube Santana TV, Andi Wijayanto sudah mengklarifikasi soal ijazah UGM yang dipakai Jokowi untuk mencalonkan diri di Pilpres 2014. Namun, Andi mengaku tak ingat apakah ijazah yang ia lihat serupa dengan yang ditampilkan kader PSI di media sosial.
"Pada 2014 itu, di kepala saya, tidak ada pertanyaan tentang keaslian ijazah. Saat itu, di kepala saya, seseorang yang dicalonkan dua kali sebagai wali kota, gubernur... Jadi, tidak ada pertanyaan untuk mengecek keaslian," kata Andi.
Saat itu, Andi merupakan anggota tim sukses pasangan Jokowi-JK. Menurut Andi, KPU ketika itu hanya menanyakan apakah gelar akademik Jokowi bakal dicantumkan di surat suara. Jika dicantumkan, KPU meminta legalisir ijazah Jokowi.
Setelah menyerahkan dokumen-dokumen pencalonan Jokowi, menurut Andi, bola ada di tangan KPU. Andi mengasumsikan KPU telah mengecek keaslian ijazah Jokowi kepada UGM dan institusi terkait lainnya. "Saya asumsikan dilakukan, ya, karena kemudian dokumennya dinyatakan sah dan lengkap oleh KPU," ujar Andi.
Tanggapan kubu Jokowi
Isu dugaan ijazah Jokowi dibuat di Pasar Pramuka sudah ditanggapi kuasa hukum Jokowi, Rivai Kusumanegara. Dalam wawancara di INews, Rivai mengatakan tidak ada alasan bagi Jokowi memalsukan ijazah S1-nya.
"Karena pada prinsipnya untuk menjadi kepala daerah, menjadi presiden, cukup dengan ijazah SMA... Jadi, kami melihat ini hanya sekadar informasi yang berkembang dan tidak bisa dipertanggungjawabkan," kata Rivai.
Kasus tudingan ijazah palsu Jokowi saat ini ditangani oleh Subdit Kamneg Ditreskrimum Polda Metro Jaya. Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi mengatakan penyidik sedang menguji bukti-bukti yang didapat dari saksi-saksi yang telah diperiksa.
Maret lalu, keaslian ijazah Jokowi dipersoalkan mantan dosen Universitas Mataram, Rismon Hasiholan Sianipar yang juga lulusan UGM. Dalam sebuah video yang viral di media sosial, Rismon mengatakan ijazah dan skripsi Jokowi patut dipertanyakan lantaran mengunakan font Times New Roman. Menurut Rismon, font jenis belum ada di era 1980-an hingga 1990-an.