close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi. Foto: Pixabay
icon caption
Ilustrasi. Foto: Pixabay
Peristiwa
Kamis, 08 Agustus 2024 08:23

Maskapai ramai-ramai berhenti terbang ke Iran dan Israel

Sejumlah maskapai juga dilaporkan menangguhkan penerbangan ke Israel hingga 12 Agustus.
swipe

Pihak berwenang Mesir mengeluarkan perintah pada hari Rabu bagi semua maskapai penerbangannya untuk menghindari wilayah udara Iran selama tiga jam pada Kamis pagi karena ketegangan regional.

Menurut pemberitahuan kepada penerbang (NOTAM), sebuah nasihat keselamatan yang dikeluarkan untuk pilot, arahan tersebut akan berlaku mulai pukul 01:00 hingga 04:00 GMT, sebagaimana dilaporkan oleh Sky News Arabia.

"Semua maskapai penerbangan Mesir harus menghindari terbang di atas Wilayah Informasi Penerbangan (FIR) Teheran. Tidak ada penerbangan yang diizinkan di atas wilayah ini selama kurun waktu tiga jam yang ditentukan," sebut NOTAM.

Nasihat ini mengikuti arahan serupa dari otoritas Yordania pada hari Minggu, yang mengharuskan semua penerbangan yang masuk ke bandara Yordania untuk membawa bahan bakar tambahan selama 45 menit.

Banyak maskapai penerbangan yang menyesuaikan jadwal penerbangan mereka untuk menghindari wilayah udara Iran dan Lebanon, dan beberapa juga membatalkan penerbangan ke Israel dan Lebanon karena kekhawatiran akan meluasnya konflik di wilayah tersebut.

Awal tahun ini, beberapa negara Timur Tengah, termasuk Yordania, menutup wilayah udara mereka di tengah serangan terhadap negara-negara tetangga.

Sebaliknya, sejumlah maskapai juga menangguhkan penerbangan ke Israel di tengah kekhawatiran akan adanya serangan oleh Iran dan pasukan proksinya terhadap Israel sebagai balasan atas pembunuhan komandan senior Hizbullah Fuad Shukr dan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh.

Maskapai penerbangan nasional Jerman, Lufthansa, mengatakan pada hari Rabu bahwa mereka akan memperpanjang penangguhan penerbangan melalui wilayah udara Iran dan Irak hingga 13 Agustus.

Dalam sebuah pernyataan, maskapai penerbangan tersebut mengatakan bahwa mereka memperpanjang penangguhan layanan ke Tel Aviv, Teheran, Beirut, Amman, dan Erbil.

Lufthansa sebelumnya menangguhkan penerbangan ke Tel Aviv pada tanggal 1 Agustus hingga 8 Agustus. 

Delta Air Lines di Amerika Serikat juga mengumumkan minggu lalu bahwa mereka telah menangguhkan penerbangan ke Tel Aviv hingga 31 Agustus.

Maskapai penerbangan lain juga mengumumkan bahwa mereka membatalkan penerbangan ke dan dari Israel karena situasi keamanan. 

Maskapai penerbangan murah asal Inggris easyJet mengatakan pada hari Selasa bahwa mereka memperpanjang penangguhannya hingga Maret 2025. Maskapai penerbangan tersebut sebelumnya telah menangguhkan penerbangan menuju Israel hingga 27 Oktober, menyusul serangan pesawat nirawak dan rudal Iran yang belum pernah terjadi sebelumnya pada tanggal 14 April terhadap Israel sebagai tanggapan atas pengeboman yang menewaskan anggota senior Korps Garda Revolusi Islam di Suriah.

Beberapa maskapai penerbangan melanjutkan penerbangan ke Israel minggu ini, termasuk maskapai penerbangan murah asal Hungaria Wizz Air, yang merupakan berita baik bagi ribuan warga Israel yang terlantar di luar negeri. EL AL Israel Airlines, bersama dengan beberapa maskapai penerbangan lokal, juga menambah penerbangan dari Yunani dan Siprus untuk membantu sekitar 150.000 warga Israel yang terlantar di luar negeri karena pembatalan penerbangan.

Sejumlah maskapai juga dilaporkan menangguhkan penerbangan ke Israel hingga 12 Agustus. Di antaranya, Swiss International, Austrian Airlines, Brussels Airlines, Eurowings.

Sementara yang lain mengumumkan waktu yang lebih singkat. Di antaranya Delta Air Lines yang membatalkan penerbangan ke Israel hingga 9 Agustus, United Airlines yang membatalkan semua penerbangan hingga pemberitahuan lebih lanjut.

Selebihnya sejumlah maskapai berhenti terbang ke Israel  yakni Air India yang membatalkan penerbangan hingga 8 Agustus. Italian Airlines membatalkan penerbangan hingga 6 Agustus, Iberia membatalkan penerbangan hingga 7 Agustus. Wizz Air, membatalkan penerbangan hingga 6 Agustus.

Sementara maskapai seperti Flydubai memutuskan hanya mengurangi jumlah penerbangan hingga Minggu 4 Agustus lalu.

Pada tanggal 31 Juli, Haniyeh dibunuh di Teheran. Hamas mengatakan bahwa itu adalah "serangan" Israel yang menewaskan Haniyeh, sementara The New York Times melaporkan bahwa itu adalah bom yang telah ditanam di kompleks tempat dia menginap beberapa minggu sebelumnya. 

Israel belum mengklaim bertanggung jawab atas insiden tersebut. Pemimpin Hamas yang bermarkas di Gaza dan orang yang paling dicari Israel, Yahya Sinwar — yang mendalangi serangan 7 Oktober — akan menggantikan Haniyeh sebagai pemimpin kelompok tersebut.

Sehari sebelum pembunuhan Haniyeh, militer Israel membunuh Shukr di Beirut. Shukr adalah penasihat militer bagi kepala Hizbullah Hassan Nasrallah dan anggota Dewan Jihad kelompok yang berpengaruh.

Sejumlah analis mengkhawatirkan perkembangan terbaru konflik di Timur Tengah akan segera menaikkan titik didih konfrontasi bersenjata di wilayah tersebut yang sejak 9 bulan terakhir ini diwarnai aksi genosida oleh Israel di Gaza.(shafaq,jerusalempost)

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan