close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Vladimir Putin. Foto: Pixabay
icon caption
Vladimir Putin. Foto: Pixabay
Peristiwa
Minggu, 11 Mei 2025 06:23

Putin menyatakan siap berunding langsung dengan Ukraina

"Rusia telah berulang kali mengajukan inisiatif gencatan senjata."
swipe

Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Minggu mengusulkan perundingan langsung dengan Ukraina pada tanggal 15 Mei di Istanbul.

"Bukan Rusia yang memutuskan perundingan pada tahun 2022. Melainkan Kiev. Meskipun demikian, kami mengusulkan agar Kiev melanjutkan perundingan langsung tanpa prasyarat apa pun,"  demikian kutipan utama yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Reuters. 

Putin pun mengatakan bahwa terlepas dari semua itu, Rusia menawarkan kepada otoritas Kiev untuk melanjutkan negosiasi pada hari Kamis, di Istanbul.

"Perlu saya ingatkan bahwa sebagai hasil dari negosiasi ini, sebuah draf dokumen bersama telah disiapkan, dan telah diparaf oleh kepala kelompok negosiasi Kiev, tetapi atas desakan Barat, draf tersebut dibuang ke tempat sampah."

"Rusia telah berulang kali mengajukan inisiatif gencatan senjata. Otoritas Kiev belum menanggapi satu pun proposal gencatan senjata kami," kata Putin.

Perang antara Rusia dan Ukraina dimulai pada 24 Februari 2022, ketika Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan "operasi militer khusus" untuk "demiliterisasi dan denazifikasi" Ukraina. Tak lama setelah pengumuman tersebut, Rusia melancarkan serangan udara dan darat ke berbagai wilayah Ukraina, termasuk ibu kota Kyiv, menandai dimulainya invasi skala penuh.

Hingga Mei 2025, perang masih berlangsung dengan intensitas tinggi. Pada awal April 2025, Rusia meluncurkan serangan musim semi yang menargetkan wilayah utara dan timur Ukraina, termasuk Oblast Sumy, Kharkiv, Donetsk, dan Luhansk. Serangan ini ditandai dengan peningkatan signifikan dalam jumlah serangan udara dan darat .

Pada 10 Mei 2025, Ukraina melaporkan terjadi 162 bentrokan bersenjata dalam 24 jam terakhir, termasuk 22 serangan udara dan hampir 1.000 serangan drone oleh Rusia. Kedua pihak saling menuduh melanggar gencatan senjata yang telah disepakati sebelumnya .

Sementara itu, upaya diplomatik terus dilakukan. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menerima kunjungan para pemimpin Eropa, termasuk dari Prancis, Jerman, Polandia, dan Inggris, yang mendukung proposal gencatan senjata selama 30 hari. Namun, Rusia menolak proposal tersebut kecuali jika negara-negara Barat menghentikan pasokan senjata ke Ukraina .

Presiden Amerika Serikat Donald Trump juga menyerukan gencatan senjata dan mengancam akan memberlakukan sanksi tambahan terhadap Rusia jika tidak menghentikan serangan. Namun, Kremlin tetap pada posisinya dan menolak tekanan tersebut.

Konflik ini telah menyebabkan korban jiwa yang signifikan. Menurut Kementerian Pertahanan Ukraina, hingga 24 Februari 2025, lebih dari 800.000 tentara Rusia telah tewas atau terluka, menjadikannya salah satu konflik paling mematikan sejak Perang Dunia II.(Reuters)

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan