Pada hari ke-583 perang yang sedang berlangsung di Gaza, pasukan Israel melancarkan gelombang serangan udara mematikan di wilayah yang terkepung. Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, serbuan itu menewaskan sedikitnya 71 warga Palestina, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak.
Serangan tersebut menargetkan rumah-rumah hunian, tempat penampungan, dan bahkan fasilitas medis, memperdalam bencana kemanusiaan di tengah hampir runtuhnya total sistem kesehatan Gaza.
Dalam salah satu pembantaian paling mematikan semalam, pesawat tempur Israel mengebom lima rumah berpenduduk di Gaza utara, menewaskan lebih dari 50 orang.
Jumlah korban tewas akibat perang Israel di Gaza, yang dimulai pada 7 Oktober 2023, kini telah mencapai 52.908, dengan 119.721 orang terluka — sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak. Sejak gencatan senjata terakhir gagal pada 18 Maret 2024, 2.780 warga Palestina telah tewas dan 7.680 lainnya terluka.
Gaza Utara
Serangan udara Israel terus menghantam Gaza utara. Di kamp pengungsi Jabalia, empat warga Palestina tewas ketika rudal Israel menghantam sekolah yang diubah menjadi tempat penampungan — Sekolah Al-Ayoubi.
Pengeboman serentak di Jabalia dan daerah sekitarnya menewaskan sedikitnya 55 orang. Ambulans kesulitan menjangkau korban luka karena serangan udara yang terus berlanjut.
Rumah-rumah dibom di Jalan Masoud dan dekat Masjid Al-Yassin. Rumah Sakit Al-Awda melaporkan kedatangan empat anak yang tewas dan sedikitnya 35 lainnya terluka dalam serangan tersebut.
Serangan pesawat nirawak menargetkan perkumpulan warga sipil di dekat Menara Al-Asra di barat laut kamp Nuseirat, yang menyebabkan cedera tambahan.
Gaza Selatan
Di Khan Younis, tim darurat menemukan jenazah empat warga Palestina yang tewas dalam serangan Israel sebelumnya: Ibrahim Saad Al-Ajili, Mohammed Marwan Al-Aqqad, Khaled Jamal Al-Agha, dan Ibrahim Youssef Al-Astal.
Kemudian, serangan udara menghantam beberapa distrik termasuk Al-Fukhari, Al-Mawasi, dan Qizan Al-Najjar, menewaskan 19 warga sipil lainnya. Serangan lain di dekat Rumah Sakit Eropa Gaza menewaskan empat orang, termasuk dua anak-anak.
Enam anggota keluarga Abu Amouna — termasuk anak-anak dan perempuan — tewas di Al-Fukhari. Empat anggota keluarga Al-Ghannam, termasuk kedua orang tua dan dua putri mereka, tewas ketika pasukan Israel mengebom sebuah tenda untuk keluarga pengungsi di Al-Mawasi.
Korban tambahan dilaporkan di dekat Rumah Sakit Eropa Gaza, di mana tiga orang lainnya meninggal karena luka-luka mereka.
Kota Gaza Diserang
Di Kota Gaza, satu orang tewas dalam serangan Israel di Jalan Nazier di Al-Shuja’iyya. Di lingkungan Al-Zaytoun, sebuah pesawat tanpa awak (drone) quadcopter Israel menembaki rumah-rumah warga sipil secara acak. Serangkaian serangan udara yang tidak diumumkan juga menghantam Gaza timur, yang menargetkan area permukiman.
Rumah Sakit Eropa di Gaza
Situasi di dekat Rumah Sakit Eropa di Gaza menjadi semakin berbahaya setelah pesawat tempur Israel melancarkan serangkaian serangan di sekitar fasilitas tersebut. Pengeboman tersebut menargetkan area di luar ruang gawat darurat, rumah sakit lapangan, dan Sekolah Tinggi Keperawatan Palestina.
Menurut Pertahanan Sipil Gaza, serangan udara tersebut mengakibatkan pembantaian: sedikitnya 28 orang tewas dan lebih dari 70 orang terluka, banyak dari mereka dalam kondisi kritis. Puluhan lainnya masih terjebak atau hilang, karena pasukan Israel dilaporkan menargetkan siapa pun yang berusaha melakukan upaya penyelamatan.
Serangan terhadap rumah sakit tersebut, yang merupakan salah satu dari sedikit pusat medis yang masih berfungsi sebagian, telah mendorong sistem perawatan kesehatan Gaza mendekati kehancuran total. Tim medis mengatakan kurangnya akses aman dan pengeboman yang terus berlangsung telah membuat perawatan bagi korban luka atau pengambilan jenazah dari reruntuhan menjadi sangat sulit.
Masyarakat internasional sejauh ini sebagian besar tetap bungkam, sementara Gaza mengalami salah satu serangan paling dahsyat dan berkepanjangan dalam sejarah modern.(dayofpalestine)