sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Anggota DPR sayangkan kenaikan harga gas elpiji nonsubsidi

DPR menyebut kenaikan harga gas elpiji akan berimbas domino kepada kebutuhan lainnya.

 Ratih Widihastuti Ayu Hanifah
Ratih Widihastuti Ayu Hanifah Senin, 27 Des 2021 13:56 WIB
Anggota DPR sayangkan kenaikan harga gas elpiji nonsubsidi

PT Pertamina (Persero) menaikkan harga elpiji nonsubsidi untuk produk 12 kg dan bright gas series mulai Senin (27/12) hari ini. Harga LPG nonsubsidi itu dibanderol Rp11.500 per kg. 

Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PKS Amin Ak menyayangkan langkah pemerintah di saat kondisi ekonomi masyarakat belum pulih akibat pandemi. Ia mengaku heran dengan pemerintah yang enggan mencari solusi selain menaikkan harga. 

“Kenaikan harga jual gas tabung 12 kg akan juga diikuti dengan naiknya harga-harga barang kebutuhan lainnya. Karena tidak sedikit pelaku usaha kecil dan menengah yang mempergunakan gas 12 kg,” kata Amin di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (27/12).

Amin menegaskan, semua kenaikan dilakukan para pengusaha agar usahanya bertahan. Padahal, sudah pasti biaya produksi akan naik, sehingga pada akhirnya terjadi kenaikan kebutuhan masyarakat. 

“Nantinya pada akhirnya kelompok masyarakat miskin akan terdampak kenaikan harga-harga barang. Dalam jangka pendek, masyarakat kecil harus berjibaku menghadapi peningkatan biaya rumah tangga akibat kenaikan harga elpiji,” ujar Amin.

Lebih lanjut dia menuturkan, jika standar kemiskinan mengacu pada standar International Labour Organization (ILO) senilai US$2 per kapita per hari, masyarakat berpenghasilan rendah yang selama ini tidak memperoleh subsidi menjadi terpukul secara ekonomi.

Amin juga mengingatkan, efek domino kenaikan harga barang kebutuhan masyarakat tidak hanya pada bidang ekonomi, namun juga berdampak negatif pada kondisi sosial dan keamanan. Sebagian besar masyarakat menjadi makin skeptis terhadap keberpihakan pemerintah pada rakyat.

“Kelompok menengah ke bawah selama ini kan tidak memperoleh subsidi, mereka harus mengeluarkan biaya kebutuhan rumah yang lebih besar. Apalagi Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut, konsumsi energi merupakan salah satu pengeluaran terbesar dalam anggaran rumah tangga masyarakat golongan menengah bawah. Saat ini pemerintah tersebut bisa menjadi blunder terhadap laju pertumbuhan ekonomi yang baru saja membaik,"ujar Amin.

Sponsored

BPS menyebut konsumsi rumah tangga menjadi penyumbang paling penting dalam menopang pertumbuhan ekonomi saat ini. Lalu, pertumbuhan konsumsi rumah tangga dibentuk oleh sejumlah komponen, seperti penjualan eceran untuk komoditas makanan dan minuman.

Berita Lainnya
×
tekid