sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Blak-blakan Sandiaga Uno jadi Cawapres Prabowo

Bola panas Cawapres harus diterima oleh Sandiaga Uno setelah Anies Baswedan menolak tawaran dari Prabowo Subianto.

Sukirno Robi Ardianto
Sukirno | Robi Ardianto Rabu, 15 Agst 2018 01:39 WIB
Blak-blakan Sandiaga Uno jadi Cawapres Prabowo

Bola panas Cawapres harus diterima oleh Sandiaga Uno setelah Anies Baswedan menolak tawaran dari Prabowo Subianto.

Sandiaga Salahuddin Uno akhirnya buka suara terkait pencalonan pada laga pemilihan umum presiden 2019. Sandi akhirnya menjadi pendamping Capres Prabowo Subianto.

Prabowo dan Sandi diusung oleh Partai Gerindra, PAN, PKS, dan Partai Demokrat. Nama Sandi menguat pada detik-detik akhir menjelang pendaftaran Capres-Cawapres 2019.

"Saya mestinya tidak kehilangan dua posisi dalam satu malam kalau mas Anies (Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan) bilang iya," kata Sandiaga saat berada di Indonesia Lawyers Club yang ditayangkan stasiun televisi TV One secara langsung, Selasa (14/8) malam.

Sandi yang saat itu menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta menuturkan, Prabowo awalnya meminta Anies Baswedan untuk mendampinginya dalam Pilpres 2019. Namun, Anies membuat keputusan untuk menolak tawaran itu.

Tawaran Prabowo kepada Anies Baswedan dilakukan berkali-kali. Hingga terakhir kali berbincang antara Prabowo, Anies, dan Sandi, dalam suasana yang sangat cair.

Anies, kata Sandi, ingin fokus menunaikan tugas, dan janji amanah sebagai Gubernur DKI Jakarta. Dia ingin menyelesaikan kewajiban untuk lima tahun sesuai janji yang telah diucapkan Anies.

"Akhirnya bola panas itu datang ke saya. Keputusan yang sangat cepat itu saya konsultasikan dengan keluarga pada menit-menit terakhir. Saya juga konsultasikan kepada Mas Anies karena kita berkomitmen bersama-sama," urainya.

Sponsored

Malam itu, kata Sandi, dua keputusan yang mengejutkan diambil. Pertama, dia memutuskan untuk mundur dari jabatan sebagai Wagub DKI yang baru saja diemban.

Keputusan mundur sebagai konsekuensi logis lantaran Sandi tak ingin setengah-setengah. Meski boleh cuti sebagai Wagub DKI, Sandi menilai hal tersebut tidaklah adil untuk warga Jakarta.

"Saya tidak mau DKI terbebani dan terpolitisasi. Saya putuskan cepat sekali. Saya putuskan mundur," ucapnya.

Kemudian keputusan kedua adalah keluar dari Partai Gerindra. Bahkan, Sandi sendiri juga terkejut lantaran pernyataan keluar dari Partai Gerindra justru terucap dari Ketua Umum Prabowo Subianto sendiri.

Saat itu, Prabowo meminta Sandi untuk mundur bukan hanya dari posisi Anggota Dewan Pembina DPP Partai Gerindra. Sandi juga diminta untuk mundur sebagai kader partai berlambang kepala burung Garuda itu. Tercatat, Sandi memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA) Partai Gerindra sejak April tahun 2015.

Prabowo juga meminta Sandi untuk mulai mengenakan baju berwarna biru. Hal itu dilakukan untuk mengambil hati partai pengusung yang dominan berwana biru, yakni Demokrat dan PAN.

Sementara itu, terkait tudingan adanya mahar politik senilai masing-masing Rp500 miliar untuk PKS dan PAN, Sandi secara tegas membantah. Menurut mantan Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) itu tudingan tersebut adalah bumbu-bumbu dalam dunia politik.

"Saya membantah dan saya garis bawahi itu tidak benar. Mohon dicabut pernyataannya," kata pria kelahiran Pekanbaru, 28 Juni 1969 tersebut.

Memang, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief menuding Sandi memberikan mahar politik kepada PKS dan PAN senilai masing-masing Rp500 miliar. Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) tengah mendalami tudingan mahar politik tersebut.

PR Sandiaga Uno

Majunya Wagub DKI Jakarta Sandiaga Uno sebagai bakal Cawapres yang mendampingi Prabowo Subianto masih menyisakan banyak pekerjaan rumah di Ibukota.

Pengamat Kebijakan Publik Universitas Trisakti Trubus Rahardiansyah menyatakan pekerjaan rumah yang ditinggalkan oleh Sandi, misalnya program Ok-Oce. Meski sudah berjalan belum sempurna, kata Trubus, masih membutuhkan banyak perangkat dan infrastruktur seperti pendanaan oleh perbankan. 

Kemudian, program rumah dengan uang muka (down payment/DP) nol rupiah yang masih belum bisa dijual kepada masyarakat sama sekali hingga hari ini. "Direncanakan dulu April, sekarang sudah Agustus juga belum terlaksana," katanya melalui sambungan telepon kepada Alinea.id.

Selanjutnya, program yang masih belum berjalan yakni Ok-Otrip. Program yang mengintegrasikan Transjakarta dengan angkutan umum dinilai masih menyisakan banyak pekerjaan rumah (PR) hingga sekarang. 

Kemudian, program membuat lapangan olah raga untuk Persatuan Sepak Bola DKI Jakarta (Persija). Hingga saat ini, stadion sekelas Old Trafford untuk Persija itu belum ada kejelasan. 

Selanjutnya pembuatan jembatan untuk pejalan kaki (skybridge) di Tanah Abang yang belum terlaksana. Sandi ingin membuat Pasar Tanah Abang seperti Grand Market di Istambul Turki.

"Yang sudah berhasil yaitu menutup Alexis. Kalau yang lainnya belum ada," katanya.

Keputusan Sandi untuk mundur dari jabatan sebagai Wagub dan mendampingi Prabowo dalam Pilpres dinilai bakal mempengaruhi program DKI Jakarta. "Sangat mempengaruhi (program kerja DKI Jakarta), karena posisi Sandi sebagai pengendali program," katanya.

Posisi Sandi di DKI Jakarta justru 'the real' Gubernur. Bahkan, dia menilai posisi Anies Baswedan hanyalah sebagai simbol yang sedikit bicara. "Bisa saja penggantinya melanjutkan. Bisa juga penggantinya merusak total," katanya. 

Berita Lainnya
×
tekid