close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin menghadiri peluncuran komunitas lingkungan PKB Eco Generation atau PKB Ecogen, di Jakarta Selatan, Sabtu (12/7). /Foto Instagram @cakiminow
icon caption
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin menghadiri peluncuran komunitas lingkungan PKB Eco Generation atau PKB Ecogen, di Jakarta Selatan, Sabtu (12/7). /Foto Instagram @cakiminow
Politik
Senin, 14 Juli 2025 10:09

Dari Ulil ke Cak Imin: Kenapa 'Wahabi lingkungan' terus diributkan?

Ketum PKB Muhaimin Iskandar mempersoalkan frasa Wahabi lingkungan yang diutarakan tokoh NU Ulil Abshar Abdallah.
swipe

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar menyindir pihak-pihak yang menyepelekan isu kerusakan lingkungan akibat eksploitasi sumber daya alam. Menurut Muhaimin, orang-orang yang berpendapat seperti itu, termasuk di antaranya kaum ulama, masih tak sadar bahwa dunia saat ini sedang krisis iklim. 

"Ada yang menolak prolingkungan yang hidup secara ekstrem, menuduh prolingkungan hidup yang ekstrem itu Wahabi. Katanya, Wahabi lingkungan,” ujar Cak Imin, sapaan akrab Muhaimin, saat memberikan sambutan dalam peluncuran komunitas lingkungan PKB Eco Generation atau PKB Ecogen di Jakarta Selatan, Sabtu (12/7). 

Istilah "Wahabi lingkungan" mulanya diutarakan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ulil Abshar Abdallah dalam sebuah perdebatan dengan Juru Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia Iqbal Damanik yang disiarkan oleh sebuah televisi swasta, pertengahan Juni lalu. 

Ketika itu, Ulil dan Damanik sedang berdebat soal kerusakan lingkungan di Raja Ampat akibat pertambangan nikel. Ulil menyebut para penolak industri ekstraktif, termasuk di antaranya pertambangan, sebagai kelompok Wahabi lingkungan. Label itu dianggap menyiratkan konservatisme ekstrem.

Meskipun tak ada Ulil dalam acara peluncuran PKB Ecogen, Cak Imin merasa "tergerak" untuk membantah pernyataan Ulil soal Wahabi lingkungan. Menurut dia, sangat wajar jika ada komunitas atau aktivis yang memperjuangkan isu-isu lingkungan secara ekstrem. 

"Perlu saya jawab, saya sangat bisa memahami gerakan lingkungan hidup yang ekstrem. Kenapa? Karena perusakan lingkungan hidup juga sangat ekstrem. Saat ini bukan perubahan iklim saja, tapi sudah krisis iklim," kata Cak Imin. 

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah berpendapat perdebatan Cak Imin dan Ulil bukan sekadar persoalan eksistensi kelompok protambang vs prolingkungan. Manuver Cak Imin menyentil Ulil merupakan pertanda konflik antara PBNU dan PKB belum reda. 

"Karena manuver politik (Ketum PBNU) Yahya (Staquf) yang selama ini menyerang PKB. Untuk itu, semua kebijakan yang muncul dari afiliasi PBNU dipastikan akan alami pertentangan dengan PKB atau Muhaimin. Situasi ini bisa saja dan sangat mungkin akan berlangsung hingga pemilihan Ketua Umum PBNU di 2026," kata Dedi kepada Alinea.id, Minggu (13/7).

Bersama Sekjen PBNU Saifullah Yusuf alias Gus Ipul, Yahya Staquf sempat membidani kelahiran tim 9 di PBNU pada 2024. Tim itu dibentuk untuk mengkaji upaya-upaya "mengembalikan" PKB ke PBNU. Tim itu kini tak jelas rimbanya. 

Menurut Dedi, Cak Imin akan bersikeras untuk memenangkan calon ketua umum PBNU yang disponsori PKB. Secara politik, Ketum PBNU masih punya pengaruh kuat di kalangan pemilih Nahdiyin. "Keberpihakan Ketua Umum PBNU akan sangat memengaruhi suara PKB," jelas Dedi. 

Kedua kubu, lanjut Dedi, akan saling serang hingga pemilihan Ketum PBNU pada 2026. Apalagi, hingga kini PBNU-PKB terkesan ogah islah. "Sehingga apa yang saat ini terjadi, statement (pernyataan) PBNU jelas diarahkan ke PKB. Demikian juga sebaliknya," imbuh dia. 

Sosiolog dari Universitas Trunojoyo Madura, Iskandar Dzulkarnain berpendapat PKB justru terkesan sedang mengambil peran NU di masyararakat. Menurut Iskandar, NU saat ini lebih banyak mengurusi politik praktis ketimbang mengurusi kondisi di akar rumput.

"PBNU memilih diam ketimbang bersikap untuk beragam isu politik nasional. PKB melalui Cak Imin malah sering muncul untuk membuat statement terkait persoalan yang terjadi. PKB seolah-olah berperan sebagai kelembagaan sosial ala PBNU bukan parpol yang saat ini menjadi bagian dari pemerintahan," kata Iskandar kepada Alinea.id, Minggu (13/7).

Iskandar menilai Cak Imin sedang bermanuver untuk mendapatkan simpati dari kiai-kiai kultural NU. Dengan sokongan kiai-kiai, Cak Imin berharap bisa mempengaruhi kontestasi pemilihan Ketum PBNU pada 2026.  

"Sehingga pemilihan Ketua PBNU 2026 ini tetap akan menarik dengan munculnya peta kekuatan antara kubu Cak Imin dan kubu Gus Yahya," kata Iskandar. 

PKB dan PBNU pisah jalan karena Pilpres 2024. PKB mengusung Cak Imin sebagai cawapres pendamping Anies Baswedan. Di lain sisi, PBNU memilih menyokong pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. 

 

img
Kudus Purnomo Wahidin
Reporter
img
Christian D Simbolon
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan