sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Daya pikat Khofifah di bursa cawapres

Meski tak pernah ada di urutan pertama survei cawapres potensial, nama Khofifah Indar Parawansa tetap menjadi magnet partai politik.

Akbar Ridwan
Akbar Ridwan Kamis, 25 Mei 2023 06:22 WIB
Daya pikat Khofifah di bursa cawapres

Pada Senin (13/2) malam, Menteri Pertahanan sekaligus calon presiden (capres) Partai Gerindra, Prabowo Subianto bersua Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di sebuah restoran di Surabaya, Jawa Timur. Pertemuan tertutup itu memunculkan dugaan, Prabowo bakal meminang Khofifah untuk mendampinginya dalam Pilpres 2024. Meski tak mengaku kedatangannya membahas soal Pilpres 2024, Prabowo memuji Khofifah.

“Saya kira beliau salah satu tokoh yang mempunyai kemampuan di tingkat negara dan bangsa. Saya banyak belajar dari beliau,” ujar Prabowo kepada wartawan.

Bukan kali ini saja Prabowo bertemu Khofifah. Pada 3 Mei 2022, Prabowo pun menemui Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Surabaya.

Setelahnya, Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani mengaku bertemu Khofifah di Surabaya pada Senin (3/4). Menurut dia, pertemuan itu membicarakan terkait perkembangan ekonomi dan pembangunan di Jawa Timur.

“Ada dibicarakan (politik), tapi sedikit,” kata Muzani, seperti dikutip dari Antara.

Keunggulan Khofifah

Selain Gerindra, tercatat beberapa partai politik memberikan sinyal bakal menggaet Khofifah masuk dalam bursa calon wakil presiden (cawapres). Dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat (24/3) Ketua DPP Partai NasDem, Sugeng Suparwoto mengaku selama ini berkomunikasi dengan Khofifah untuk dijadikan cawapres.

Partai NasDem mengusung mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di pilpres mendatang. Partai politik tersebut berkoalisi dengan PKS dan Partai Demokrat dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan. Nama Khofifah muncul di antara beberapa nama yang bakal mendampingi Anies.

Sponsored

“Bu Khofifah banyak dibincangkan di internal karena memang cool orangnya. Kemudian, basisnya Jatim, bisa memperkuat elektabilitas Mas Anies (Baswedan),” ucap Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera dalam sebuah acara diskusi, Sabtu (13/5).

Hanya Gubernur Jawa Tengah sekaligus capres PDI-P Ganjar Pranowo yang belum terang-terangan ingin merangkul Khofifah. Meski begitu, dalam podcast dengan Tribun Manado pada Kamis (18/5), Ganjar menyebut, Khofifah, Sandiaga Uno, dan Erick Thohir layak jadi cawapres. Ganjar juga tertangkap kamera satu mobil dengan putra bungsu Khofifah, Ali Mannagalli Parawansa saat berada di Jawa Tengah.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memimpin apel kesiapan petugas haji 2023 embarkasi Juanda, Surabaya di halaman Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (11/5/2023)./Foto Instagram Khofifah Indar Parawansa/@khofifah.ip

Walau menjadi magnet untuk digaet jadi cawapres, nyatanya dalam sejumlah papan survei politik, nama Khofifah tak pernah ada di urutan pertama. Misalnya, hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang dirilis awal Mei 2023, menempatkan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di urutan pertama cawapres potensial, dengan skor 19,5%.

Nama Khofifah hanya ada di urutan lima, di bawah Ridwan, Sandiaga, Agus Harimurti Yudhoyono, dan Erick. Sementara hasil survel Indikator Politik Indonesia (IPI) yang dirilis belum lama ini, nama Khofifah ada di bawah Sandiaga, Ridwan, Erick, Mahfud MD, dan AHY.

Founder Voxpol Center Research & Consulting, Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, dalam beberapa kali hasil survei lembaganya, Khofifah konsisten masuk lima besar tokoh potensial menjadi cawapres. Namanya bersaing dengan Sandiaga, Ridwan, AHY, dan Erick.

Ia mengatakan, lembaganya pernah membuat simulasi pasangan capres-cawapres, yakni Anies-Khofifah dan Ganjar-Erick. Hasilnya, warga Jawa Timur lebih memilih Anies-Khofifah.

“Tapi, kalau Anies bersama nama lain, Ganjar-Erick yang unggul,” katanya kepada Alinea.id, Senin (22/5).

Pemilihan cawapres, ujarnya, menjadi krusial mengingat elektabilitas Prabowo, Anies, dan Ganjar masih dinamis dan kompetitif. “Nilai plus Khofifah pertama (karena) dia perempuan. Dia (sebagai) representasi perempuan,” ucapnya.

Bagi Pangi, suara pemilih perempuan di Indonesia tak bisa diremehkan. Oleh karena itu, wajar jika Khofifah dipertimbangkan agar bisa menarik suara perempuan. Keunggulan lain, Khofifah termasuk tokoh klaster kepala daerah.

Menurut Pangi, Gubernur Jawa Timur akan selalu dipertimbangkan untuk masuk bursa. Khofifah juga sudah terbukti punya kekuatan elektoral di Jawa Timur. Selain itu, Khofifah adalah kader Nahdlatul Ulama (NU). Khofifah menjabat sebagai Ketum PP Muslimat NU sejak 2000.

“NU kan jaring sel-sel politiknya cukup menjanjikan dan potensial, dan punya kans juga untuk bisa merebut kantong-kantong (suara) di Jawa,” katanya.

“Kalau prestasi beliau (Khofifah) bagus, kinerja bagus, maka posisi beliau sebagai cawapres makin diperebutkan orang. Tapi, kalau misalnya Jatim sudah banyak kecewa dengan Khofifah, dianggap tidak bisa kerja, maka jangan diharapkan akan digandeng sebagai cawapres.”

Khofifah bertugas sebagai Gubernur Jawa Timur sejak Februari 2019. Mantan Menteri Sosial dan Menteri Pemberdayaan Perempuan ini, merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), memang punya kinerja cukup baik memimpin provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak kedua di Indonesia.

Salah satunya, Jawa Timur berhasil menekan angka kemiskinan. Pada September 2022, penduduk miskin di Jawa Timur mencapai 4.236,5 ribu jiwa. Jumlah itu berkurang 55,2 ribu jiwa dibandingkan Maret 2022.Sedangkan untuk Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Timur pada 2019 adalah 71,50 poin. Angka IPM terus membaik hingga 2022, yakni 71,71 poin pada 2020, 72,14 poin di 2021, dan 72,75 poin tahun 2022.

Lalu, pada 2019 ekonomi Jawa Timur tumbuh 5,52%. Sementara setahun berselang, terkontraksi 2,39%. Sedangkan sepanjang 2021, ekonomi Jawa Timur mulai tumbuh 3,57%. Adapun pada 2022 kembali tumbuh sebesar 5,34%.

Pada Mei 2021, Pemprov Jawa Timur pun berhasil meraih apresiasi dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) sebagai 10 provinsi terbaik tahun 2021 karena menghasilkan perencanaan yang berkualitas, pencapaian target-target pembangunan daerah, dan inovasi pembangunan yang sudah dilakukan.

“Ada capaian-capaiannya yang harus dicatat, harus diapresiasi,” ujar peneliti politik dari Badan Risat dan Inovasi Nasional (BRIN) Firman Noor, Senin (22/5).

Namun, apabila dikaitkan dengan Pilpres 2024, Firman mengatakan, capaian Khofifah kemungkinan tak dilihat. Alasannya, logika pemilih di Indonesia masih sekadar melihat popularitas, bukan kinerja.

“Ya, masih begitu politik kita. Belum terlalu program oriented,” tuturnya.

Celah kelemahan

Akan tetapi, dalam pandangan Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah, kinerja Khofifah di Jawa Timur masih masuk kategori menengah. Bukan yang paling menonjol.

“Artinya ada di Pulau Jawa, tapi pembangunan juga tidak signifikan karena lebih banyak serapan anggaran pemerintahan Provinsi Jatim ada di hibah,” kata dia, Senin (22/5).

Di Pulau Jawa sendiri, hibah cenderung lebih besar daripada belanja daerah. Pilihan itu memang minim risiko, tetapi berdampak terhadap infrastruktur karena tidak ada pembangunan yang menonjol. Baginya, salah satu penanda daerah bagus kalau hibahnya lebih kecil daripada belanja daerah.

Presiden Joko Widodo (kiri) dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (kanan) saat menemui pedagang di Pasar Pucang Anom, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (22/8/2022)./Foto Instagram Khofifah Indar Parawansa/@khofifah.ip

Lebih lanjut, menurut Dedi, propaganda politik yang menonjolkan satu nama, dalam hal ini Khofifah, bisa terjadi karena tokoh itu memang menarik dan punya basis massa atau sekadar provokasi supaya rival merasa tokoh tersebut penting dan tertarik untuk mengambil lebih dahulu.

“Kenapa? Karena mungkin bisa dilihat bahwa kalau salah satu tokoh mengambil Khofifah, celah atau peluang kekalahannya jauh lebih besar dibandingkan ketika tidak mengambil Khofifah,” katanya.

Khofifah memang bisa mewakili kelompok pemilih NU. Namun, kata Dedi, secara elektabilitas tidak menonjol. Apalagi tokoh NU untuk Pemilu 2024 diprediksi bakal menyebar, tak hanya mendukung satu capres.

“Jadi, wacana memperebutkan (Khofifah), itu sebatas propaganda. Bisa saja digaungkan tim Khofifah untuk menarik perhatian pihak-pihak yang berkontestasi, sehingga seolah-olah Khofifah dalam kategori yang cukup menarik dijadikan cawapres,” ujar Dedi.

Senada, Firman menuturkan, posisi Khofifah sebagai tokoh NU tak bisa memberikan kepastian mendapat suara yang tinggi, mengingat tokoh NU ada banyak.

“NU juga tidak monolitik, banyak kelompok dan faksi di dalamnya,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Arifki Chaniago berpendapat, jika dibandingkan dengan Sandiaga dan Erick, Khofifah kalah secara logistik.

“Ya, cukup kompetitif kalau memang capres ingin mencari figur mewakili perempuan dan NU, itu Khofifah. Tapi, kalau capresnya butuh logistik, Erick sama Sandi oke,” kata dia, Senin (22/5).

Di samping itu, Khofifah bukan tanpa catatan. Menurut Pangi, Khofifah masih harus menjelaskan kepada publik ihwal ruang kerjanya yang pernah digeledah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) beberapa waktu lalu.

Pada 19 Desember 2022, penyidik KPK melakukan penggeledahan di beberapa ruangan Gedung DPRD Jawa Timur, termasuk ruang kerja Sekda Provinsi Jawa Timur, ruang kerja Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak, dan ruang kerja Khofifah. Penggeledahan itu disinyalir terkait kasus dugaan suap yang menjerat Wakil Ketua DPRD Jawa Timur Sahat Tua Simanjuntak.

Khofifah berkilah, baru mengetahui penggeledahan tersebut dari media. Alasannya, saat itu ia tengah mengikuti beberapa rapat koordinasi dengan sejumlah instansi seharian penuh.

“Khofifah itu relatif lebih bersih dari track record negatif,” ucap Pangi.

“Kecuali kemarin ketika KPK pernah menggeledah ruangan dia. Mungkin ada sentimen negatif, tapi apakah itu terlalu berdampak atau tidak terhadap elektabilitas Khofifah?”

Di sisi lain, bagi Arifki, meski secara hukum Khofifah tak terlibat kasus suap itu, tetapi dalam politik, peristiwa tersebut bisa dijadikan alat bagi lawan politik untuk menyerang Khofifah.

“Mungkin beberapa data cukup membahagiakan bagi dia, tapi soal ruangan dia diperiksa oleh KPK, ini kan juga harus ada penjelasan. Perlu dijelaskan ke publik,” ujarnya.

Berita Lainnya
×
tekid