close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Presiden Prabowo Subianto memberikan sambutan di acara perayaan hari lahir Nahdlatul Ulama (NU) ke-102 di di Istora, Senayan, Jakarta, Rabu (5/2). /Foto Instagram @prabowo
icon caption
Presiden Prabowo Subianto memberikan sambutan di acara perayaan hari lahir Nahdlatul Ulama (NU) ke-102 di di Istora, Senayan, Jakarta, Rabu (5/2). /Foto Instagram @prabowo
Politik
Sabtu, 08 Februari 2025 12:20

Di balik geramnya Prabowo terhadap menteri-menteri "bandel"

Prabowo berjanji akan menindak menteri yang tak patuh.
swipe

Sinyal reshuffle atau kocok ulang jajaran menteri di Kabinet Merah Putih kian menguat. Dalam sambutannya di acara perayaan hari lahir Nahdlatul Ulama (NU) ke-102 di di Istora, Senayan, Jakarta, Rabu (5/2), Presiden Prabowo Subianto memperingatkan menteri-menteri yang kinerjanya buruk bakal dicopot. 

"Siapa yang bandel, siapa yang ndablek, siapa yang tidak mau ikut dengan aliran besar ini dengan tuntutan rakyat pemerintah yang bersih, siapa yang tidak patuh, saya akan tindak," ujar Prabowo. 

Selepas acara, Prabowo kembali menegaskan kepada awak media bahwa ia tidak akan segan-segan menyingkirkan menteri yang tidak bekerja dengan baik untuk kepentingan rakyat. Ia merespons pertanyaan wartawan terkait kinerja menteri di seratus hari pemerintahan Prabowo-Gibran. 

Analis politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Bakir Ihsan menilai Prabowo geram karena banyak kebijakan menteri yang berpolemik dan bikin gaduh. Ia mencontohkan kebijakan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menghapus penjualan LGP 3 kilogram di kalangan pengecer. 

Kebijakan itu diprotes keras masyarakat. Setelah kegaduhan di sejumlah daerah--termasuk di antaranya menyebabkan kematian seorang warga karena lelah mengantre--Prabowo harus turun tangan dan membatalkan kebijakan tersebut. 

Sebelumnya, pemerintahan Prabowo juga direpotkan dengan kontroversi pagar laut di pesisir Tangerang. Polemik itu menyeret Kementerian Kelautan dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR) atau Badan Pertanahan Nasional.

"Kasus elpiji 3 kilogram dan pagar laut bisa menjadi persoalan yang tidak selesai secara mudah karena ternyata banyak kasus-kasus yang kemudian bermunculan yang harus ditangani dan harus secara cepat," kata Bakir kepada Alinea.id, Jumat(7/1).

Selain itu, Bakir melihat Prabowo juga agak kecewa dengan para pembantunya yang terkesan bekerja tidak optimal dan tak rela dengan instruksi efisiensi anggaran di kementerian. Padahal, Prabowo ingin segera mengoptimalkan program prioritas seperti makan bergizi gratis dan swasembada pangan.  

"Saya kira pernyataan presiden lebih merespons kasus yang ada sekaligus mewanti-wanti agar para menteri itu solid terhadap kerangka besar efisiensi dan penanganan masalah yang seharusnya diselesaikan secara cepat," kata Bakir. 

Direktur Eksekutif Citra Institute, Yusak Farchan sepakat ekspresi kegusaran Prabowo terhadap para pembantunya dalam pidato di perayaan hari jadi NU merupakan sinyal kuat reshuffle. Ia menyebut Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dan Menteri KP Sakti Wahyu Trenggono bisa tergeser dari posisinya. 

"Sebab, pernyataan Prabowo yang memperlihatkan sinyal reshuffle itu tidak lama setelah kasus pelarangan pengecer menjual gas elpiji 3 kilogram dan kasus pagar laut," kata Yusak kepada Alinea.id, Jumat (7/1). 

Sinyal reshuffle, lanjut Bakir, bisa jadi merupakan simbol berakhirnya bulan madu antara Prabowo dan Jokowi. Dalam pidato, Prabowo terlihat ingin menunjukan dirinya yang tidak bisa dikendalikan siapa pun, termasuk termasuk lepas dari pengaruh Jokowi yang direpresentasikan lewat kehadiran eks menteri Jokowi di Kabinet Merah Putih. 

"Dalam waktu dekat, bisa jadi terjadi pembersihan orang- orang Jokowi di kabinet, baik melalui kocok ulang atau reshuffle. Kalau kocok ulang terjadi, bisa jadi ada menteri yang di-reshuffle bisa untuk memberi pos kepada PDI-Perjuangan," kata Yusak.

Saat ini, elite-elite Gerindra dan PDI-P tengah merancang pertemuan antara Prabowo dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri. Seiring itu, rumor PDI-P bakal bergabung di pemerintahan Prabowo-Gibran berembus kencang. 

"Perlu kita lihat seberani apa Prabowo melakukan itu untuk menjadi presiden yang lepas dari bayang- bayang Jokowi," kata Yusak.

 

img
Kudus Purnomo Wahidin
Reporter
img
Christian D Simbolon
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan