sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Djoko Santoso sebut profesi ojol bukan profesi yang bagus

Para pengendara tersebut hanya menjadi objek kapitalis meraup keuntungan.

Kudus Purnomo Wahidin
Kudus Purnomo Wahidin Jumat, 23 Nov 2018 20:24 WIB
Djoko Santoso sebut profesi ojol bukan profesi yang bagus

Ketua Badan Pemenangan Nasional Prabawo-Sandi Djoko Santoso, mengatakan, profesi sebagai driver ojek online bukanlah perkerjaan yang bagus bagi masyarakat Indonesia. Hal itu ia ungkapkan sebagai bentuk respons atas pernyataan calon presiden nomor urut 02 Prabawo Subianto mengenai pekerjaan sebagai ojek online yang belakangan menjadi polemik di masyarakat.

Menurut Djoko, berprofesi sebagai pengemudi ojek online tidak lah baik, sebab menurutnya para pengendara tersebut hanya menjadi objek kapitalis meraup keuntungan.

"Saya tidak memimpikan pemuda-pemuda kita bekerja menjadi ojek online. Saya lebih ingin pemuda kita menjadi dokter jadi insinyur," paparnya usai menghadiri diskusi dengan pengemudi ojek online di Gedung Juang, Cikini, Jakarta, Jumat (23/11).

Mantan Panglima TNI itu pun mengatakan, apa yang dikeluhkan oleh Prabowo mengenai banyaknya angkatan kerja, yang  berprofesi ojek online, bukan lah untuk merendahkan perkerjaan sebagai pengemudi ojek online, melainkan bentuk kekhawatiran Prabawo mengenai nasib para pekerja pemula.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono angkat bicara terkait pernyataan Calon Presiden nomor urut 02 Prabawo Subianto mengenai banyaknya angkatan kerja baru yang berprofesi sebagai driver ojek berbasis aplikasi daring.

Apa yang dikatakan Prabawo adalah fakta, karena menurutnya memang 40% dari total masyarakat Indonesia bekerja sebagai pengemudi ojek online. "Jadi bukan kontroversi, Prabawo itu bicara pakai fakta, hampir 40% masyarakat Indonesia itu bekerja di sektor informal yang tak aman seperti bekerja sebagai pengemudi ojek dan driver online," paparnya melalui keterangan pers yang diterima Alinea.id.

Bekerja sebagai driver online, merupakan pekerjaan yang tidak aman, pasalnya sang driver tidak mendapatkan jaminan sosial dan gaji tetap. Karenanya, ia menyarankan kepada pemerintah untuk tidak berdiam diri atas hal tersebut, sebab para driver online yang kebanyakan berpendidikan SMA dan S1 tersebut dapat  terserap ke sektor formal yang lebih dapat menjamin para pekerja.

"Seharusnya para lulusan SMA dan S1 itu bisa diserap di lapangan kerja sektor formal, bukan malah di sektor informal yang tak terlalu banyak memerlukan skill tertentu," pungkasnya.

Sponsored

Kendati demikian, menurut Direktorat Relawan BPN Ferry Mursyidan, permasalahan yang membelit para pengemudi ojek online juga perlu menjadi perhatian,  terutama yang  berkaitan dengan pendapatan para pengendara. Oleh karenanya, BPN perlu membangun dialog dengan para pengemudi ojek online.

"Kami menangkap kerisauan mereka, salah satunya berkaitan dengan regulasi, karena banyak gejolak yang terjadi akhir-akhir ini, sampai ada yang bentrokan satu sama lain, ini masalah dapur mereka, kedepan kita ingin membangun dialog guna menangkap kerisauan mereka," tuturnya.

Berita Lainnya
×
tekid