close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Bacapres Ganjar Pranowo. Alinea.id/Enrico PW
icon caption
Bacapres Ganjar Pranowo. Alinea.id/Enrico PW
Politik
Kamis, 09 Mei 2024 09:12

Ganjar oposisi: Suara Ganjar, suara PDIP?

Arifki Chaniago, menilai bahwa respons Ganjar tersebut bisa saja mewakili PDIP.
swipe

Ganjar Pranowo menetapkan dirinya sebagai oposisi dalam pemerintahan di bawah Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming. Baginya, sikap ini adalah bentuk pengawasan untuk pemerintahan yang baru.

Dia sempat meyakini PDIP, sebagai partainya, akan berada di luar pemerintahanan ke depan. Meski, PDIP belum mengumumkan secara tegas terkait hal itu.

"Saya deklarasi pertama, saya tidak akan bergabung di pemerintahan ini, tapi saya sangat menghormati pemerintahan ini," kata Ganjar, Senin (6/5).

Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah menyebut sikap partainya baru akan dibahas dalam Rakernas V partai. Acara tersebut akan digelar bulan ini.

Analis politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Indonesia, Arifki Chaniago, menilai bahwa respon Ganjar tersebut bisa saja mewakili PDI-P. Apalagi, jika melihat peta koalisi Indonesia maju, sepertinya sudah ada  ruang bergabungnya PKB dan NasDem.

“Ganjar mungkin saja diuntungkan jika PDI-P oposisi, karena daya tawar politiknya tetap tinggi,” katanya kepada Alinea.id, Rabu (8/5).

Ruang tersebut menjadikan PDI-P lebih realistis berada di barisan oposisi. Namun, situasi tersebut mungkin saja berbeda, jika di PDI-P, Puan Maharani membaca peluang berbeda tentang langkah strategis PDI-P ke depannya.

Peluang itu ada pada Wacana presiden Club. Sayangnya, wacana itu mungkin saja tidak terealisasi jika PDI-P berada di barisan oposisi.

"Tetapi, bagi Puan Maharani ini bisa saja menjadi peluang baru melihat situasi politik, apalagi adanya wacana presiden Club yang digagas oleh Prabowo," ujar Arifki.

Sebagai ketua umum PDI-P, tentu sikap politik yang bakal diambil oleh Megawati sangat keras dan tegas. Walau, wacana Presiden Club tanpa Megawati mungkin-mungkin saja terjadi.

Wacana ini akan membuat Megawati, mau tidak mau bertemu dengan dua anak buahnya yang bengal, yakni Jokowi dan SBY.

Padahal, kata Arifki, ide yang dibangun Prabowo ini cukup menarik sebagai bagian dari persatuan bangsa dan rekonsiliasi elite pasca pilpres.

"Jika hal tersebut belum selesai (perselisihan dengan Megawati dan SBY serta Jokowi) maka bakal sulit mewujudkan hal tersebut. Meskipun wacana tersebut sangat baik," ujarnya.

img
Immanuel Christian
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan