Jokowi harap urusan Pemilu 2024 tidak ganggu stabilitas ekonomi
"Kalau terganggu dalam posisi dunia sulit, itu kadang-kadang mengembalikannya akan sangat sulit."

Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap urusan politik menyangkut Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 tidak mengganggu stabilitas ekonomi domestik yang dinilai terjaga baik. Jika tidak akan sulit mengembalikannya.
"Jangan sampai urusan politik di 2024 mengganggu stabilitas ekonomi kita. Karena kalau terganggu dalam posisi dunia sulit, itu kadang-kadang mengembalikannya akan sangat sulit," tuturnya dalam Rapimnas Jaringan Kemandirian Nasional (Jaman), mencuplik akun YouTube Podcast Jaman, Selasa (29/8).
Jokowi pun meminta semua pihak mengutamakan kinerja dalam menumbuhkan perekonomian dalam negeri dan tak tergesa-gesa terkait Pemilu 2024. Apalagi, banyak negara tengah sulit, termasuk Amerika Serikat (AS) dan Eropa, dalam mencapai pertumbuhan ekonomi dan mengendalikan inflasi.
"Harga-harga semuanya membubung tinggi," kata politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini.
Dicontohkannya dengan kenaikan harga komoditas energi, seperti gas, listrik, dan bensin hingga 700% di salah satu negara Eropa. Jika itu terjadi di Indonesia, sekalipun naik tipis, menurutnya, berpotensi memicu demonstrasi besar-besaran.
"Bayangkan, naik 700%! Di sini naik 10-15%, demonya 3 bulan. Itu 700%, coba mau demo berapa tahun? Betapa sangat sulitnya harga pangan naik 2 kali, naik 50%," ucapnya.
Indonesia, terang Jokowi, masih bisa menjaga inflasi di kisaran 3,1% dan pertumbuhan ekonomi kuartal II-2023 mencapai 5,17%. Capain tersebut diklaim membawa RI masuk tiga terbaik dunia.
"Pertumbuhan ekonomi kita di kuartal kedua kemarin masih tumbuh 5,17%, termasuk tiga terbaik dunia. Ekonomi yang baik sekarang ini yang di G-20 [adalah] Indonesia, India, dan RRT. Yang lain-lain sangat berat. Sekali lagi, dunia penuh tantangan, baik itu krisis pangan, krisis energi, baik geopolitiknya," bebernya.
Jokowi kemudian menyinggung kunjungan kerjanya ke Afrika beberapa waktu lalu. Apabila dibandingkan dengan kondisi di Indonesia, ia berpendapat, maka masyarakat harus bersyukur karena tersedianya sumber daya air di dalam negeri.
"Begitu saya melihat di Afrika sekarang, kita ini patut bersyukur betul. Urusan air saja mereka sangat sulit sekali. Air yang menjadi sebuah kebutuhan utama, pangan apalagi. Kita patut bersyukur betul," ujarnya.

Derita jelata, tercekik harga pangan yang naik
Senin, 21 Feb 2022 17:25 WIB
Menutup lubang “tikus-tikus” korupsi infrastruktur kepala daerah
Minggu, 13 Feb 2022 15:06 WIB
Segudang persoalan di balik "ugal-ugalan" RUU IKN
Minggu, 23 Jan 2022 17:07 WIB
Ketika relawan capres saling beralih dukungan
Selasa, 26 Sep 2023 06:36 WIB
Modal kearifan lokal BPR di tengah arus digitalisasi
Senin, 25 Sep 2023 20:17 WIB