sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

KSP sebut prestasi Indonesia tercoreng oleh isu ijazah palsu Jokowi

Lebih lanjut, Joko menjelaskan bahwa Indonesia memiliki prestasi membanggakan yang patut diapresiasi dan mendapatkan perhatian dari publik.

Marselinus Gual
Marselinus Gual Jumat, 14 Okt 2022 11:29 WIB
KSP sebut prestasi Indonesia tercoreng oleh isu ijazah palsu Jokowi

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Joanes Joko meminta publik untuk tidak mudah terhasut pada isu-isu yang belum terkonfirmasi kebenarannya dan mulai berfokus pada isu kenegaraan yang lebih besar pengaruhnya bagi masyarakat. Hal ini disampaikan Joanes dalam menanggapi berkembangnya isu ijazah palsu Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Indonesia telah menorehkan prestasi karena menjadi salah satu negara di dunia yang tangguh menangani pandemi Covid-19. Sayangnya, prestasi membanggakan yang harusnya dielu-elukan ini malah tidak terlihat karena berkembangnya tuduhan ijazah palsu Presiden," kata Joanes Joko dalam keterangannya, Jumat (14/10).

Joko, sapaannya, menegaskan bahwa publik tidak perlu fokus untuk mencari tahu motif dan pelaku  di balik tuduhan ijazah palsu Presiden Jokowi. Sebaliknya, ia menyerukan agar semua pihak mengerahkan pikiran dan tenaga menghadapi ketidakpastian global kedepan.

"Tuduhan ijazah palsu ini tidak lebih dari kegaduhan membabi buta. Narasinya miskin empati terhadap situasi krisis global yang saat ini sedang dihadapi," ucap dia

Lebih lanjut, Joko menjelaskan bahwa Indonesia memiliki prestasi membanggakan yang patut diapresiasi dan mendapatkan perhatian dari publik, misalnya terkait capaian ekonomi Indonesia yang tetap tangguh bahkan di tengah goncangan pandemi Covid-19.

Menurutnya, ekonomi Indonesia mampu tumbuh 5% selama tiga triwulan berturut-turut, termasuk di Q2-2022. Pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu mencapai target 5,2% di 2022, dan pada 2023 pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan 5,3%.

Tidak hanya itu, dunia juga mengapresiasi kepemimpinan Indonesia dalam G20 yang konsisten mengkampanyekan perdamaian, kesetaraan serta ketahanan menghadapi krisis ekonomi, pangan dan energi.

"Namun sama seperti banyak negara lain di dunia, Indonesia juga tengah bersiap menghadapi krisis global. Mari pikirkan bagaimana caranya agar bangsa Indonesia tetap sejahtera, kebutuhan keluarga tetap terpenuhi dan bahan pangan tetap terjangkau. Kita harus mencurahkan energi dan pikiran untuk hal-hal yang produktif demi maslahat masyarakat banyak," pungkas Joko.

Berita Lainnya
×
tekid