close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jendral Andika Perkasa menyampaikan institusinya sudah bertindak tegas terkait beredarnya suatu unggahan di sosial media. Alinea.id/Akbar Ridwan
icon caption
Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jendral Andika Perkasa menyampaikan institusinya sudah bertindak tegas terkait beredarnya suatu unggahan di sosial media. Alinea.id/Akbar Ridwan
Politik
Rabu, 03 November 2021 14:21

Pengamat ungkap pertimbangan Jokowi pilih KSAD Andika Perkasa sebagai panglima TNI

Muradi, menilai, Jokowi memilih Andika Perkasa dengan pertimbangan realistis terkait pengamanan pemilihan umum (pemilu) 2024.
swipe

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjuk KSAD Andika Perkasa sebagai calon pengganti Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto. Padahal, sempat dikabarkan KSAD Andika Perkasa dan KSAL Yudo Margono akan bersaing dalam memperebutkan jabatan sebagai panglima TNI.

Pengamat militer dari Universitas Padjadjaran, Muradi, menilai, Jokowi memilih Andika Perkasa dengan pertimbangan realistis terkait pengamanan pemilihan umum (pemilu) 2024. Sebab, waktu pensiun KSAU Fadjar Prasetyo dan KSAL Yudo Margono berada di antara proses pemilu 2024. Sedangkan, Andika Perkasa diperkirakan sudah pensiun sebelum proses pemilu 2024.

“(memilih KSAU Fadjar Prasetyo dan KSAL Yudo Margono ) agak mengkhawatirkan secara keamanan, karena harusnya (jelang pemilu panglima TNI) sudah fokus (pengamanan). Tidak perlu ada (acara pergantian) panglima baru,” ucapnya kepada Alinea.id, Rabu (3/11).

Namun, kata dia, Andika Perkasa memiliki hubungan kurang bagus dengan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto. Sehingga, Andika Perkasa biasanya tidak akan datang ke acara resmi yang dihadiri Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.

“Seperti kemarin, beliau (Andika) mengantar pak Presiden Jokowi ke luar negeri. Pak Hadi tidak ada tuh, sedang di Singapura, menerima penghargaan,” ujar Muradi.

Ia mengaku ingin KSAL Yudo Margono menjadi panglima TNI. Ia berharap KSAL Yudo Margono menangani kasus laut China Selatan. Hingga saat ini, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto tidak fokus menghadapi ancaman di laut China selatan. “Ada ruang yang sebenarnya tidak terlalu diisi ya, peluang yang harusnya diisi teman-teman AL,” tutur Muradi.

Menurutnya, panglima TNI yang baru harus tegas menghadapi ancaman di laut China Selatan. Ia berharap, Presiden Jokowi tidak perlu turun tangan lagi untuk memastikan situasi di laut China Selatan. Namun, penanganan pertahanan negara menjadi agak rumit ketika dikaitkan dengan waktu pensiun Andika Perkasa jika terpilih sebagai panglima TNI yang baru. Dalam waktu kurang lebih dari setahun, sebagai panglima TNI, Andika Perkasa kemungkinan tidak terlalu banyak membuat kebijakan strategis.

Padahal, kebijakan strategis keamanan harus holistik dan komprehensif. Jadi, panglima TNI bukan hanya berbicara peran dalam pengamanan pemilu 2024, tetapi juga menjaga setiap jengkal wilayah Indonesia.

“Terutama beberapa peristiwa di laut Cina Selatan yang agak mengganggu. Misalnya posisi China yang sering kali berani masuk ke wilaayah kita dengan berbagai dalih,” ucapnya.

img
Manda Firmansyah
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan