sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pidato Game of Thrones Jokowi gabungkan politik dan budaya pop

"Pak Jokowi mengutip film populer itu bukan sekadar gaya-gayaan, tapi memang ada korelasi

Robi Ardianto Valerie Dante
Robi Ardianto | Valerie Dante Jumat, 12 Okt 2018 19:53 WIB
Pidato Game of Thrones Jokowi gabungkan politik dan budaya pop

Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Budiman Sudjatmiko menyoroti pidato "Game of Thrones" oleh Presiden Joko Widodo di Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional (IMF)-Bank Dunia (WB) 2018, yang berlangsung di Nusa Dua, Bali.

Menurutnya, langkah Jokowi dalam menganalogikan kondisi dunia sesuai dengan jalan cerita serial televisi, yang diadaptasi dari novel karya George R. R. Martin berjudul A Song of Ice and Fire, merupakan langkah yang cerdas.

"Pak Jokowi mengutip film populer itu bukan sekadar gaya-gayaan, tapi memang ada korelasi antara budaya pop dalam film, dengan kondisi teknologi dan ekonomi masa depan," jelas Budiman pada wartawan pada di Tebet, Jakarta, Jumat (12/10).

Film, lanjutnya, dapat menjadi salah satu cara untuk melihat apa yang sedang dan akan terjadi di dunia. Isi pidato tersebut, menurut Budiman, merupakan salah satu ide yang sudah lama menjadi pembicaraan di kalangan tim Jokowi.

"Ada beberapa negara seperti Uni Eropa, Amerika, Tiongkok, Jepang, dan Korea, yang menjadi pusat ekonomi dunia, dan mereka dipacu oleh teknologi," ungkapnya.

Negara-negara tersebut, dia menjelaskan, telah menggunakan tenaga digital, dan sudah memasuki tahap revolusi industri 4.0, dengan pusat ekonomi yang dipacu oleh teknologi. 

"Pak Jokowi ingin Indonesia menjadi negara yang maju, dengan menjadi tenaga digital dan revolusi," lanjut Budiman yang merupakan anggota Komisi II DPR RI.

Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Bahlil Lahadalia, juga mengaku sangat terkesan mendengarkan isi pidato Joko Widodo. Terlebih lagi, Jokowi mampu menganalogikan sebuah film dengan kondisi yang ada saat ini.

Sponsored

"(Pidato Jokowi) Ini milenial banget. Diluar ekspektasi," katanya di Rumah Cemara, Jakarta Pusat, Jumat (12/10).

Direktur Penggalangan Pemilih Muda Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf itu juga mengatakan, analogi tersebut benar-benar berasal dari pemikiran Jokowi.

Wakil Ketua TKN, Abdul Kadir Karding, mengatakan pidato Jokowi harus diapresiasi, karena menunjukkan kapasitas pemimpin Indonesia di mata dunia. 

"Jokowi mengambil simbolisasi keadaan (kekinian), sehingga gampang diterima oleh peserta dan masyarakat dunia," katanya.

Berita Lainnya
×
tekid