PKS sambut baik usulan Nasdem soal kader NU jadi cawapres
Usulan kader NU menjadi cawapres datang dari Ketua DPP Bidang Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Nasdem Effendi Choirie.

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyambut baik usulan Partai Nasdem perihal calon wakil presiden (cawapres) dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU). Kendati demikian, PKS menyarankan agar usulan tersebut disampaikan ke tim kecil yang dibentuk Koalisi Perubahan.
DPP Nasdem sebelumnya mengusulkan kader NU seperti putri Presiden ke-5 Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Yenny Wahid, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Wali Kota Pasuruan Syaifullah Yusuf atau Gus Ipul, dan Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Maimoen Yasin atau Gus Yasin.
"Kami hormati usulan Nasdem. Namun, sebagai sahabat kami sarankan agar Nasdem secara resmi menyampaikannya di tim kecil untuk dibahas secara bersama-sama dengan PKS dan Demokrat," ujar juru bicara PKS Muhammad Kholid kepada wartawan, Jumat (13/1).
"Kita bawa diskusinya dengan asyik, nyaman dan mengedepankan kebersamaan. Tentu dengan basis rasionalitas dan objektivitas," imbuhnya.
Sosok dari cawapres dari Koalisi Perubahan harus bisa membawa kemenangan dalam kontestasi Pilpres 2024.
"Pertama kapasitas menangnya paling tinggi, kedua kapasitas memimpin baik, ketiga kapasitas mempersatukan. Dan juga yang penting pandangan capresnya seperti apa," katanya.
Usulan kader NU menjadi cawapres datang dari Ketua DPP Bidang Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Nasdem Effendi Choirie.
"Misalnya ada Khofifah, Syaifullah Yusuf, Yenny Wahid, ada Gus Yasin,” sebut Effendi pada wartawan, Kamis (12/1).
Berbagai figur itu menjadi perbincangan di antara kader elite Nasdem hingga akar rumput. Nama-nama yang dipertimbangkan, adalah anggota NU yang belum terikat kerja sama dengan partai politik (parpol) lain, seperti Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar.
"Nah kader-kader NU itu ya, yang masih netral, belum berpolitik praktis. Kalau Cak Imin kan sudah ke Prabowo," ucapnya.

Derita jelata, tercekik harga pangan yang naik
Senin, 21 Feb 2022 17:25 WIB
Menutup lubang “tikus-tikus” korupsi infrastruktur kepala daerah
Minggu, 13 Feb 2022 15:06 WIB
Segudang persoalan di balik "ugal-ugalan" RUU IKN
Minggu, 23 Jan 2022 17:07 WIB
Candu TikTok, dari ngemis online sampai jualan
Selasa, 31 Jan 2023 15:59 WIB
Ikut tarkam hingga buka warkop: Nasib pemain muda setelah Liga 2 bubar
Senin, 30 Jan 2023 18:08 WIB