sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Survei LSI: Elektabilitas Prabowo ungguli Ganjar dan Anies

Menurut Sekjen PAN, tingginya elektabilitas Prabowo tidak lepas dari Jokowi effect, terutama approval rating terhadap pemerintah.

Fatah Hidayat Sidiq
Fatah Hidayat Sidiq Selasa, 11 Jul 2023 17:21 WIB
Survei LSI: Elektabilitas Prabowo ungguli Ganjar dan Anies

Tingkat keterpilihan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, mengalahkan dua pesaing terdekatnya sebagai calon presiden (capres). Ini terekam dalam hasil riset Lembaga Survei Indoensia (LSI) periode Juli 2023.

Dalam penelitian itu, terutama simulasi 3 nama, Prabowo unggul dengan 35,8%. Adapun kedua pesaingnya, Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, dan eks Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, masing-masing 32,2% dan 21,4%.

"Prabowo sementara unggul 3,6%. Sudah cukup bagus, tapi belum 2 kali margin of error, belum sampai 6%. Jadi, secara absolut unggul, tetapi secara statistik sama [dengan Ganjar]," ucap Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan, dalam paparannya, Selasa (11/7).

Ia melanjutkan, elektabilitas Prabowo menguat dalam 7 bulan terakhir sejak Januari 2023. Hal berbeda dialami Ganjar, yang turun signifikan pada Januari-April 2023.

"Kita tahu penyebabnya itu, kan? Terkait persoalan sepak bola (menolak kehadiran timnas Israel sebagai peserta Piala Dunia U-20 di Indonesia, red)," katanya. "Masalahnya, Ganjar mulai naik lagi, tapi belum kembali ke tingkat dukungan pada Januari (36,3%) dan Februari 2023 (35%)."

Adapun tingkat keterpilihan Anies mengalami penurunan. Menurut Djayadi, ini tidak lepas dari menguatnya kepuasan publik (approval rating) terhadap kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Kita bisa lihat pola kalau tingkat kepuasan, lalu tingkat elektabilitas Prabowo meningkat, itu seperti memberikan tekanan kepada tingkat elektabilitas Anies Baswedan," ungkapnya.

"Itu masuk akal, saya kira, karena kalau kita lihat tadi, yang puas kepada presiden cenderung pilihannya kepada Prabowo dan Ganjar, tidak kepada Anies," imbuhnya.

Sponsored

Sebagai informasi, dalam survei ini, approval rating Jokowi mencapai 81,9%. Yang kurang puas dan tidak puas 15,6% dan 2,6% responden sisanya tidak memberikan jawaban.

Kepuasan publik tersebut terus meningkat sejak akhir September 2022 (64,8%) hingga kini. Padahal, sempat turun ke 62,6% pada awal September dari 69,9% pada akhir Agustus 2022.

Jokowi effect
Pada kesempatan sama, Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN), Eddy Soeparno, mengakui bahwa approval rating Jokowi berdampak positif terhadap capres yang dinilai dekat dengan kepala negara. Ia bahkan menyebut Jokowi sebagai sosok yang wangi.

"Pak Jokowi ibarat sosok yang sangat wangi saat ini. Dan siapa pun yang terasosiasi dengan Pak Jokowi akan kebagian rasa wanginya dalam bentuk kenaikan elektabilitas," ujarnya.

Ia melanjutkan, efek Jokowi (Jokowi effect) ini hanya dinikmati Prabowo dan Ganjar. Alasannya, keduanya dianggap publik dekat dengan Presiden Jokowi.

Eddy pun meyakini Jokowi effect berperan sentral dalam pemenangan capres pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Bahkan, kontribusinya lebih besar daripada calon wakil presiden (cawapres).

"Cawapres ... Pak Prabowo atau Pak Ganjar tidak membawa dampak yang signifikan terhadap elektabilitas capresnya. Tetapi, Pak Jokowi [jika] diasosasikan dengan salah satu capres, justru menambah 'nilai' daripada capres yang bersangkutan," urainya.

"Jadi, saya perhatikan, Jokowi effect akan kuat dalam kontestasi yang akan datang. Dan itu akan sangat menguntungkan capres yang diasosiasikan paling dekat Pak Jokowi," imbuh Eddy. 

Survei ini diselenggarakan LSI pada 1-8 Juli 2023 dengan melibatkan 1.242 responden se-Indonesia. Responden yang terlibat adalah yang telah memiliki hak pilih: berusia 17 tahun atau sudah menikah.

Para responden, yang dipilih dengan metode random digit dialing, diwawancara melalui sambungan telepon. Adapun toleransi kesalahan (margin of error) sekitar 2,8% pada tingkat kepercayaan 95%.

Berita Lainnya
×
tekid