sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pasien yang Sembuh dari COVID-19 Bisa Alami Long Covid

Pasien COVID-19 yang telah sembuh dari infeksi ternyata tidak menjamin dirinya bisa terbebas dari efek virus corona.

Eka Setiyaningsih
Eka Setiyaningsih Rabu, 13 Okt 2021 15:54 WIB
Pasien yang Sembuh dari COVID-19 Bisa Alami Long Covid

Sebagian pasien yang telah sembuh kesehatannya bisa kembali normal, tetapi ada juga yang masih mengalami gejalanya dalam waktu yang cukup lama atau disebut long Covid. Long Covid merupakan kondisi di mana seseorang masih mengalami sejumlah gejala COVID-19, meski sudah sembuh dari infeksi virus. Gejala ini juga mampu bertahan berminggu-minggu hingga berbulan-bulan.

Para ilmuwan mengungkapkan kondisi long Covid ini bisa disebabkan adanya gumpalan kecil yang 'terperangkap' di dalam darah selama berminggu-minggu usai sembuh dari COVID-19. Dari studi kecil, mereka menemukan pasien long Covid ini memiliki sejumlah besar molekul inflamasi yang menyumbat aliran darahnya.

Penyumbatan ini berpotensi mengganggu kemampuan tubuh untuk mendistribusikan oksigen dan nutrisi penting. Para ahli memperkirakan hal inilah yang menjadi penyebab umum dari munculnya gejala long Covid, seperti kelelahan, sakit kepala, hingga kesulitan bernapas.

Studi yang dilakukan peneliti asal Afrika Selatan ini mengatakan gumpalan mikro yang ada di dalam aliran darah inilah yang mungkin menjadi penyebab atau salah satu faktor yang berkontribusi menyebabkan long Covid.

BACA JUGA

    Selain itu, studi lainnya juga ikut mengungkap penyebab di balik long Covid ini. Studi yang dilakukan oleh Profesor Pretorius dari departemen ilmu fisiologis di Universitas Stellenbosch ini membandingkan darah yang dikumpulkan dari 11 orang dengan long Covid dan 13 orang yang sehat.

    "Kami menemukan tingkat tinggi berbagai molekul inflamasi yang terperangkap dalam gumpalan mikro yang ada dalam darah individu dengan long Covid," jelasnya yang dikutip dari Daily Mail.

    "Beberapa molekul yang terperangkap mengandung protein pembekuan, seperti fibrinogen serta alpha(2)-antiplasmin," lanjutnya.

    Fibrinogen adalah protein yang ditemukan dalam darah dan membantu tubuh membuat gumpalan untuk menghentikan pendarahan. Sementara alpha(2)-antiplasmin, merupakan molekul yang membantu mencegah penggumpalan darah pecah.

    Sponsored

    Umumnya, dalam kondisi yang normal tubuh bisa menjaga keseimbangan bahan pembekuan dan anti pembekuan untuk membantu tubuh mengurangi kehilangan darah setelah cedera. Ini juga mencegah gumpalan tumbuh terlalu besar dan membatasi aliran oksigen.

    Profesor Pretorius mengatakan jumlah alpha(2)-antiplasmin yang tinggi yang terjebak di dalam darah menyebabkan kemampuan tubuh untuk memecah gumpalan sangat berkurang.

    Meski begitu, Profesor Pretorius juga menyarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengkonfirmasi temuannya ini dengan ukuran sampel yang lebih besar. Selain itu, ia juga merekomendasikan penelitian lanjutan soal jenis perawatan yang tepat untuk mendukung sistem pembekuan darah pada pasien long Covid ini.

    Jadi, walau sudah divaksinasi dan terlihat sehat, penting untuk tetap memakai masker dengan tepat selama beraktivitas dengan orang lain. Jaga jarak setidaknya 1 meter dari orang lain dan jaga kebersihan tangan dengan cuci tangan menggunakan sabun, serta tidak lupa untuk membawa handsanitizer.

    Hindari tempat ramai dan tertutup yang berventilasi buruk, serta ingat untuk menutup mulut dan hidung ketika batuk dan bersin. Ini akan menjaga diri dari terinfeksinya virus Covid-19 meski telah melakukan vaksinasi dan ingat untuk tetap mengikuti protokol kesehatan.

    Covid-19 Covid-19
    Eka Setiyaningsih
    Eka Setiyaningsih