Vaksin Tidak Melindungi 100 persen, Mayarakat Tetap Harus Jalankan Prokes
Varian Omicron memang belum ditemukan di Indonesia, namun masyarakat jangan sampai abai prokes.

Saat ini varian baru Covid-19 Omicron menjadi salah satu yang mendapat perhatian dunia. Varian Omicron ini dikenal sebagai varian B.1.1.529. Varian ini pertama kali dilaporkan di Afrika Selatan pada 24 November 2021 dan kini Organisasi Kesehatan Dunia sudah mengklasifikasi Omicron sebagai Varian of Concern (VOC) yang merupakan varian yang harus diwaspadai.
Varian Omicron memang belum ditemukan di Indonesia. Namun hal ini tidak boleh membuat pemerintah dan masyarakat lengah dan mengurangi kewaspadaanya pada varian Omicron ini.
Pakar imunisasi dr. Elizabeth Jane Soepardi mengatakan, varian Omicron yang mendominasi Afrika Selatan tersebut ternyata memiliki efek lebih ringan dibanding varian delta.
Meski demikian, Jane menegaskan bahwa masyarakat tetap harus waspada dengan varian Omricon tersebut. Sebab, lanjut Jane, vaksin COVID-19 tidak melindungi 100% kekebalan dan imunitas tubuh dari virus corona jenis baru. Sehingga, masyarakat harus taat menjalankan protokol kesehatan (prokes).
"Jika kita mengabaikan masker, tidak jaga jarak, lalu berkerumun akan berakibat lebih banyaknya virus yang masuk ke dalam tubuh. Penduduk Indonesia tidak boleh abai, harus lebih pintar dan harus lebih berusaha untuk memutus mata rantai penularan,” ujar Jane.
Di sisi lain, pemerintah pun telah berupaya agar varian baru tersebut tidak masuk ke Indonesia. Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika, Usman Kansong, mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi), telah memerintahkan pihak terkait untuk mewaspadai titik-titik yang dinilai berpotensi sebagai pintu masuk Varian Omicron ini.
“Baik itu melalui perbatasan darat, laut, dan udara. Kemudian juga melakukan isolasi terhadap setiap WNA (Warga Negara Asing) maupun WNI (Warga Negara Indonesia) yang masuk ke Indonesia,” ujar Usman.
Upaya lain yang dilakukan pemerintah Indonesia yakni dengan menggalakkan proses vaksinasi bagi masyarakat dari Sabang sampai Merauke. “Saat ini telah kurang lebih 100 juta penduduk Indonesia yang sudah divaksin demi memutus rantai mutasi COVID-19,” tambahnya.
Sementara itu, lanjut Usman, Desember menjadi momen penting karena sebagai bulan di penghujung tahun. Masyarakat akan menghadapi libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Oleh sebab itu, pemerintah akan melakukan pengetatan guna mencegah potensi kerumunan atau mobilitas ornag untuk berkumpul.
"Pemerintah memberlakukan pengetatan dan mengeluarkan imbauan untuk tidak bepergian. Seandainya tetap bepergian, protokol kesehatan harus terus dilakukan,” kata Usman.
Dengan berbagai upaya dari pemerintah melalui pelaksanaan prokes dan vaksinasi, serta kerja sama dari masyarakat untuk taat dan mengikuti imbauan yang ada, diharapkan dapat mencegah masuknya Varian Omicron tersebut.


DPD RI saat ini: Tak bertaji, tak diminati
Selasa, 28 Mar 2023 17:30 WIB
Kejahatan anak era kiwari: Dari pencurian hingga penganiayaan
Senin, 27 Mar 2023 06:38 WIB